23 || MEMIMPIN ORANG KEPADA TUHAN

MEMIMPIN ORANG KEPADA TUHAN

Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia
Kotak Pos 1114
Surabaya-60011

 

 

“Karena itu, pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang . . .itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.”

1 Timotius 2:1, 3-4

 

 

Pembacaan Alkitab:

Rm. 1:16: “Sebab aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.”

Rm. 10:14: “Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?”

1 Tim. 2:1, 3-4: “Karena itu, pertama-tama aku menasihatkan:: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, . . . Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.”

Mrk. 16:15: “Lalu Ia berkata kepada .mereka: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. “

Kita telah membicarakan bahwa seorang yang telah percaya Tuhan harus bersaksi bagi Tuhan. Kini, kita akan membicarakan bagaimana kita memimpin orang kepada Tuhan. Kalau kita tidak mengetahui bagaimana memimpin orang, mungkin banyak kesaksian kita yang akan sia-sia. Untuk memimpin orang kepada Tuhan, ada beberapa hal yang harus dilakukan dan dipelajari. Pertama ialah datang ke hadapan Allah untuk orang; kedua ialah datang ke hadapan orang untuk Allah. Selain itu, kita juga akan menambahkan sedikit tentang membagi-bagikan selebaran (traktat) Injil.

I. DATANG KE HADAPAN ALLAH
UNTUK ORANG

1. Berdoa Adalah Pekerjaan Dasar
untuk Memimpin Orang kepada Tuhan

Ada satu pekerjaan yang mendasar untuk memimpin orang kepada Tuhan, yakni sebelum kita membuka mulut kepada orang, terlebih dulu kita harus membuka mulut kepada Allah, yaitu harus berdoa kepada Allah. Bukan terlebih dulu berkata-kata kepada manusia, melainkan terlebih dulu berkata-kata kepada Allah. Ada saudara saudari yang sangat bergairah memimpin orang kepada Tuhan, tetapi mereka tidak mendoakan orang-orang itu. Hendaklah kita ketahui, bila seseorang tidak mempunyai beban di hadapan Allah, walaupun ia mempunyai kegairahan, mustahillah ia melakukan pekerjaan untuk menyelamatkan jiwa. Kita harus terlebih dulu mempunyai beban di hadapan Allah, barulah kita dapat bersaksi di hadapan orang.

Tuhan Yesus pernah berkata, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku” (Yoh. 6:37). Kisah Para Rasul 2:47 mencatat bahwa tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Jadi, perkara yang pertama ialah kita harus terlebih dulu meminta orang kepada Allah, yaitu mohon Allah memberikan orang-orang kepada Tuhan Yesus, dan menambah jumlah gereja dengan orang yang diselamatkan. Orang-orang yang diselamatkan itu harus kita minta dari Allah. Karena hati manusia paling sulit ditanggulangi, kita tidak mudah menyuruhnya untuk berpaling kepada Tuhan, maka kita perlu berdoa baikbaik dulu untuk orang-orang itu di hadapan Allah. Kita harus mohon Allah mengikat orang kuat itu (Luk. 11:21-22), setelah itu baru kita berbicara dengan secermat mungkin kepada mereka. Kita wajib membentangkan orang-orang itu satu per satu di hadapan Allah dan mendoakan mereka dengan sebaik-baiknya, kemudian baru dapat memimpin mereka kepada Tuhan.

Orang yang pandai memimpin orang kepada Tuhan adalah orang yang pandai berdoa. Kalau pengabulan doa mengalami kesulitan, kesaksian bagi Tuhan pun akan mengalami kesulitan; kalau doa kita tidak dapat diandalkan, memimpin orang kepada Tuhan pun tidak dapat diandalkan. Karena itulah kita perlu belajar berdoa dengan sungguh-sungguh; ini tidak dapat kita lakukan dengan sembrono.

2. Harus Menyediakan Buku Catatan

Untuk mendoakan orang secara cermat/ teliti, yang paling baik ialah dengan menyediakan sebuah buku catatan. Anda harus terlebih dulu membiarkan Allah menaruh ke dalam hati Anda nama orang-orang yang hendak diselamatkan-Nya. Bagaimana ketika Anda beroleh selamat Anda mengganti rugi kepada orang-orang yang dulu Anda rugikan? Bagaimana Anda tahu harus mengganti rugi kepada orang itu? Karena Tuhan terlebih dulu meletakkan orang-orang itu ke dalam hati Anda, agar Anda teringat akan perkara tersebut. Pada suatu hari teringat satu perkara, lewat dua hari teringat lagi satu perkara, sehingga satu per satu dapat Anda bereskan. Demikian pula, bila Anda ingin memimpin orang kepada Tuhan, Anda wajib membiarkan Tuhan meletakkan orang-orang itu ke dalam hati Anda, dengan sendirinya hati Anda akan mendapat beban dan dapat mendoakan beberapa orang atau beberapa puluh orang itu.

Pada waktu Anda akan mencatat nama-nama mereka, yang terpenting adalah Anda harus menerima nama-nama yang Tuhan taruh ke dalam hati Anda, jangan mencatat dengan sembarangan. Bila Anda mencatat dengan sembarangan, usaha Anda akan sia-sia. Baik tidaknya pekerjaan Anda tergantung pada baik tidaknya Anda membuat permulaan. Anda harus secara khusus memohon Allah mengaruniakan beberapa orang kepada Anda. Apakah itu kerabat Anda, sahabat Anda, teman kerja Anda, atau kenalan Anda. Dengan sendirinya nama-nama mereka akan tersirat dalam hati Anda, dan menyebabkan Anda menaruh beban terhadap beberapa orang itu, serta mengharapkan mereka beroleh selamat secepatnya.

Buku catatan ini paling baik terbagi dalam 4 kolom: (1) nomor urut; (2) tanggal hari ini;,(3) nama; dan (4) tanggal diselamatkan. Jika malang, ada orang yang meninggal, boleh diisi dalam kolom keempat. Orang yang namanya tercatat dalam buku ini, haruslah Anda doakan terus-menerus sampai ia beroleh selamat barulah boleh berhenti, kecuali orangnya meninggal.

Pernah seorang saudara mendoakan seseorang sampai 18 tahun penuh, baru ia beroleh selamat. Hal itu tidak tentu, ada yang lewat setahun baru beroleh selamat, ada pula yang baru dua tiga bulan sudah beroleh selamat. Mungkin ada satu atau dua di antaranya paling sulit, tetapi akhirnya bisa beroleh selamat juga. Karena itu, janganlah kita kendur atau tawar hati, bagaimanapun juga kita harus menyelamatkan mereka.

3. Dosa Adalah Penghalang Doa yang Terbesar

Doa merupakan suatu ujian, yang menguji keadaan kerohanian Anda di hadapan Allah. Bila keadaan kerohanian Anda benar dan normal, maka orang-orang yang didoakan itu satu per satu pasti beroleh selamat. Anda terus-menerus berdoa di hadapan Allah, setelah lewat beberapa hari atau setengah bulan, pasti ada seorang atau dua orang telah diselamatkan; dan lewat beberapa waktu lagi, ada tiga atau lima orang lagi diselamatkan. Setelah lewat beberapa saat, pasti ada orang yang diselamatkan. Kalau doa Anda lama sekali tidak dikabulkan, itu pasti ada ketidakberesan pada diri Anda di hadapan Allah, dan Anda harus mohon Allah menerangi Anda, agar Anda tahu dalam hal apa harus membereskan diri Anda.

Penghalang doa yang terbesar adalah dosa. Kita wajib belajar menempuh kehidupan yang suci di hadapan Allah; kita harus menolak dosa yang kita sadari. Kapan kita bersikap sembrono terhadap dosa atau mentolerir dosa, niscayalah doa kita akan menemui rintangan.

Pekerjaan dosa terbagi menjadi dua aspek, yaitu aspek obyektif dan aspek subyektif. Aspek obyektif terdapat di pihak Allah; sedangkan aspek subyektif terdapat di pihak kita.

Pada aspek obyektif, dosa menghalangi kasih karunia Allah dan jawaban Allah. Kitab Yesaya 59:1-2 mengatakan, “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu.” Mazmur 66:18 mengatakan, “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.” Jika seseorang tidak membereskan masalah dosa dengan sebaik-baiknya, dengan sendirinya doanya di hadapan Allah akan terhalang. Jika tidak mengaku dan tidak diletakkan di bawah darah, ia akan menjadi penghalang besar di hadapan Allah, yang mengakibatkan doa-doanya tidak dapat diterima Allah. Inilah pada aspek obyektifnya.

Pada aspek subyektifnya, dosa merusak hati nurani seseorang. Kalau seseorang berbuat dosa, tak peduli apa yang ia katakan terhadap dirinya sendiri, tak peduli berapa banyaknya firman dan janji yang ia baca dari Alkitab, dan tak peduli berapa banyaknya kasih karunia Allah untuk menerima manusia, hati nuraninya akan selalu menjadi lemah, tidak dapat bangkit. Satu Timotius 1:19 mengatakan, “Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka.” (Ibarat perahu yang rusak). Perahu tua tidak mengapa, perahu kecil juga tidak mengapa, tetapi jangan sampai rusak. Demikian pula, hati nurani kita tidak boleh rusak. Begitu terdapat sedikit ganjalan saja dalam hati nurani, banyaklah doa yang tidak dapat kita ucapkan. Maka, penghalang ini bukan hanya terdapat di hadapan Allah, tetapi juga di dalam diri kita sendiri. Hubungan iman dengan hati nurani ibarat hubungan barang dengan perahu. Hati nurani ibarat perahu, bila perahu itu bocor, barang pun akan habis tenggelam. Begitu hati nurani kuat, iman pun kuat; tetapi begitu hati nurani bocor, iman pun akan kandas. Kalau hati nurani kita menyalahi kita sendiri, Allah lebih besar daripada hati nurani kita, Ia tentu akan menghakimi dosa kita (1 Yoh. 3:20).

Kalau Anda ingin menjadi seorang yang pandai berdoa, hendaklah Anda membereskan masalah dosa Anda dengan tuntas. Dulu, Anda telah cukup lama hidup dalam dosa, kalau sekarang Anda tidak berhati-hati sedikit saja, dosa-dosa itu takkan terlepas bersih. Karena itu, Anda harus dengan serius menanggulangi dosa. Anda harus mengaku dosa Anda satu per satu di hadapan Allah, dan meletakkannya satu per satu di bawah darah, agar Anda dibebaskan dari setiap dosa Anda. Setelah itu barulah hati nurani Anda terpulih. Begitu darah mencuci, hati nurani segera terpulih. Dan setelah hati nurani bebas dari tuduhan, dengan sendirinya Anda dapat memandang wajah Allah. Jangan sekali-kali mentolerir dosa, hal itu hanya akan membuat hati nurani Anda lemah di hadapan Allah. Kalau Anda telah menjadi lemah di hadapan Allah, tak mungkinlah Anda berdoa bagi orang lain. Selama dosa masih ada, doa Anda tidak dapat keluar. Karena itu, masalah dosa adalah masalah yang pertama. Hendaklah Anda senantiasa dan setiap hari memperhatikan hal ini. Setelah mengadakan penanggulangan yang baik di hadapan Allah, baru Anda mempunyai doa yang baik pula di hadapan Allah, dan barulah Anda dapat membawa orang ke hadapan Tuhan.

4. Berdoa Harus Mempunyai Iman

Ada lagi satu perkara penting yang harus diperhatikan, yaitu berdoa harus mempunyai iman. Bila hati nurani tidak berhutang, iman mudah menjadi kuat. Dan bila iman kuat, dengan sendirinya doa akan mudah terkabul.

Apakah iman? Iman berarti dalam berdoa tidak ragu-ragu, dan dapat menerima firman janji Allah. Allahlah yang menyuruh dan menghendaki kita berdoa. Firman Allah, ” . . . memberi perintah kepada-Ku mengenai yang dibuat tangan-Ku” (Yes. 45:11). Bila kita berdoa, Allah tak dapat tidak mengabulkan. Firman Tuhan, “Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Tak mungkin setelah Anda mengetuk pintu, Ia tidak membukakan bagi Anda. Firman-Nya, “Carilah, maka kamu akan mendapat.” Setelah Anda mencari, Anda tidak mungkin tidak mendapat. Kemudian kata-Nya, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.” Tak mungkin setelah Anda meminta tidak diberikan-Nya. Kalau kita tidak beriman sedemikian, kita menganggap Allah kita sebagai Allah yang bagaimana? Kita wajib nampak bahwa janji Allah itu patut dipercaya dan diandalkan. Iman kita berdasarkan pengenalan kita terhadap Allah; berapa dalamnya pengenalan kita, begitu pulalah dalamnya iman kita. Anda telah diselamatkan, Anda pun telah mengenal Allah, maka Anda dapat percaya, tak ada kesulitan sama sekali. Bila Anda beriman, niscaya Allah akan mengabulkan Anda. Sejak awal Anda harus belajar menjadi orang yang penuh iman, bukan mengandalkan perasaan atau pikiran, melainkan firman Allah. Janji Allah ibarat uang tunai yang dapat dipergunakan. Janji Allah ialah pekerjaan Allah. Janji memberi tahu kepada kita tentang pekerjaan Allah, dan pekerjaan menyatakan janji Allah. Maka, Anda harus menerima janji Allah seperti halnya menerima pekerjaan Allah. Ketika Anda bersandar pada firman Allah untuk percaya, itu bukan berarti Anda berdiam dalam kecurigaan, melainkan dalam iman. Dengan demikian, Anda akan nampak kesungguhan firman yang dikatakan Allah, dan doa Anda akan beroleh jawaban.

5. Harus Damba Menjadi Orang
yang Pandai Berdoa

Saudara saudari harus mempunyai satu ambisi, yaitu damba menjadi orang yang pandai berdoa di hadapan Allah, dan menjadi orang yang mempunyai kekuatan. Ada orang yang mempunyai kekuatan di hadapan Allah, tetapi ada juga yang tidak. Ada orang yang perkataannya di hadapan Allah dapat didengar Allah, ada pula yang perkataannya di hadapan Allah tidak dapat didengar Allah. Apakah artinya seorang mempunyai kekuatan di hadapan Allah? Itu berarti Allah mau mendengar perkataannya, dan seolah-olah Allah senang dipengaruhi olehnya. Ada orang yang benar-benar dapat mempengaruhi Allah. Jadi, seorang yang tidak mempunyai kekuatan di hadapan Allah berarti perkataannya tidak dihiraukan Allah. Walaupun dia telah menghabiskan banyak waktu di hadapan Allah, Allah tidak menghiraukannya. Kita harus mempunyai suatu kedambaan dalam batin kita, yaitu sering dikabulkannya doa kita oleh Allah. Hal ini lebih baik daripada perkara apa pun. Kita wajib memohon kepada Allah, “Semoga Engkau senang mendengarkan setiap permintaanku.” Jika Allah mau mengabulkan doa Anda, itulah perkara yang paling mulia. Karena Anda dipercaya Allah sedemikian rupa, apa saja yang Anda minta pasti dikabulkan. Ini merupakan perkara yang besar.

Orang-orang yang menjadi beban dalam hati Anda itu hendaklah Anda bentangkan di hadapan Allah, dan doakanlah satu demi satu sambil melihat berapa lamanya Allah menyelamatkan seseorang. Bila setelah sejangka waktu yang cukup lama belum juga nampak Allah mengabulkan doa Anda, Anda harus bertanya kepada diri sendiri atau kepada Allah. Sering kali kalau kita ingin doa kita dikabulkan, kita perlu bertanya, baik kepada diri sendiri maupun kepada Allah. Tidak terkabulnya doa pasti ada penyakitnya. Maka, kalau Anda tidak teliti, Anda akan selalu gagal.

Di sini terlihat perlunya menyediakan sebuah buku catatan doa, sehingga Anda dapat mengetahui doa Anda dikabulkan atau tidak. Banyak orang yang sama sekali tidak tahu apakah doa-doanya dikabulkan atau tidak, sebab mereka tidak membuat catatan. Maka sebaiknya saudara saudari yang baru percaya mau belajar menggunakan buku catatan doa. Dengan demikian, Anda akan mengetahui apakah doa Anda dikabulkan atau tidak; dan keadaan Anda di hadapan Tuhan beres atau tidak. Anda pun akan mengetahui kapan Anda harus bertanya kepada diri sendiri, dan kapan harus bertanya kepada Allah.

Bila setelah lewat sejangka waktu yang sangat lama Anda masih tidak nampak doa Anda terkabul, Anda harus tahu bahwa di dalamnya sudah terdapat penghalang. Penghalang itu pasti disebabkan dua hal: kalau tidak ada dosa dalam hati nurani Anda, tentu iman Andalah yang tidak beres. Saudara saudari yang baru percaya untuk sementara ini tidak perlu memperhatikan aspek-aspek doa yang dalam, cukup memperhatikan hati nurani dan iman Anda. Bagaimanapun juga Anda wajib mengaku, membereskan dan menolak dosa Anda, dan harus pula percaya pada janji Allah dengan iman yang sesungguhnya dan semutlaknya. Dengan demikian, Anda akan nampak orang-orang yang diselamatkan itu akan bertambah satu per satu, dan dalam kehidupan Anda, Anda akan senantiasa mengalami pengabulan doa itu

6. Harus Berdoa Setiap Hari

Anda wajib berdoa bagi orang-orang di sekitar Anda. Masakan tiada seorang pun yang memerlukan doa syafaat Anda? Berapa banyaknya teman sekerja Anda? Berapa banyaknya tetangga Anda? Berapa banyaknya kerabat Anda? Anda harus terlebih dulu mohon Allah menaruh orang-orang yang khusus satu atau dua orang ke dalam hati Anda. Tatkala Tuhan menaruh seseorang ke dalam hati Anda untuk diselamatkan melalui Anda, Anda harus mencatat namanya, lalu senantiasa membawanya ke hadapan Allah melalui doa..

Setiap hari Anda wajib meluangkan waktu tertentu untuk melakukan doa syafaat; boleh satu jam, setengah jam, atau seperempat jam juga boleh, pokoknya harus dengan waktu yang tertentu. Jika tidak ada waktu doa yang khusus, doa yang khusus juga tidak ada, dan akhirnya tidak berdoa. Maka haruslah menetapkan suatu waktu doa, entah seperempat jam atau setengah jam. Jangan ingin terlalu banyak, misalnya ingin berdoa dua. jam, kalau demikian akhirnya tidak terlaksana. Jadi, untuk dapat dan mudah terlaksana, lebih baik menetapkan satu jam, atau setengah jam, atau seperempat jam. Pokoknya Anda harus menetapkan satu waktu untuk berdoa bagi orang-orang yang tercantum dalam buku catatan Anda. Janganlah kendur, harus dilakukan terus sedemikian. Setelah lewat beberapa waktu, Anda pasti akan nampak orang-orang itu satu per satu beroleh selamat.

7. Contoh Beberapa Orang yang Mendoakan
Orang Lain

Berikut ini kami sampaikan beberapa kisah bagaimana orang melakukan doa syafaat.

Seorang juru api — pada suatu “hari seorang juru api dalam sebuah kapal beroleh selamat. Ia bertanya kepada saudara penginjil yang memimpinnya, “Beritahukanlah kepadaku, perkara apa yang pertama kali harus kulakukan bagi Tuhan?” Jawab saudara itu, “Engkau harus memilih salah seorang di antara rekan sekerjamu, lalu taruhlah ia dalam hatimu dan berdoalah baginya.” Ada belasan orang yang menjadi juru api bersamanya, ia lalu khusus memperhatikan seorang untuk didoakan setiap hari. Entah bagaimana hal itu diketahui oleh orang tersebut, ia sangat tidak senang. Setelah lewat beberapa waktu, penginjil itu datang lagi memberitakan Injil di sana, selesai sidang ada seseorang berdiri dan berkata, “Aku juga mau percaya Yesus.” Penginjil bertanya, “Mengapa Anda ingin percaya Yesus?” Katanya, “Ada seorang rekan yang selalu mendoakan aku, maka aku mau percaya Yesus.” Jelas bahwa itu disebabkan si juru api selalu mendoakannya. Walaupun pada mulanya ia tidak senang, namun kuasa doa telah menaklukkannya sehingga ia mau percaya Tuhan.

Seorang pemuda yang berumur 16 tahun — Dulu ada seorang pemuda yang Baru berumur 16 tahun, ia bekerja di sebuah kontraktor bangunan. Insinyur kepala perusahaan tersebut hampir ditakuti seluruh pegawai, karena ia seorang pemarah. Setelah anak ini beroleh selamat, ia selalu mendoakan insinyur itu; meskipun ia juga takut kepadanya, tak berani memberitakan Injil kepadanya. Selang beberapa waktu, insinyur itu tiba-tiba bertanya kepadanya, “Di antara 200 karyawan dalam perusahaan ini, aku merasa hanya engkau saja yang berbeda denganku, beri tahukanlah kepadaku apakah sebabnya?” Usia insinyur itu sudah sekitar 40 sampai 50 tahun, sedangkan ia hanya 16 tahun. Jawab pemuda itu, “Aku sudah percaya Tuhan, engkau belum percaya; itulah perbedaannya.” Pada waktu itu juga si insinyur berkata, “Kalau begitu, baiklah aku pun ingin percaya Tuhan.” Kemudian, pemuda itu mengajaknya ke gereja, dan ia pun beroleh selamat.

Dua saudari — Di Eropa ada semacam keluarga yang sering terbuka untuk memberi tumpangan bagi para tamu; itu bukan tempat penginapan resmi, tetapi rumah mereka menerima tamu-tamu. Di antaranya ada dua saudari yang percaya Tuhan, di rumah mereka adakalanya menampung 20 sampai 30 orang tamu. Mereka melihat tamu-tamu itu berbusana mewah dan senang membicarakan hal-hal yang tak berarti. Mereka merasa itu tidak benar, tetapi sulit menaklukkan tamu-tamu itu, sebab tamu-tamu itu banyak, sedangkan mereka hanya berdua. Setelah berunding, mereka lalu mendapat satu ide, yaitu ketika sedang berbincang-bincang; seorang duduk di ujung sini, seorang lainnya duduk di ujung sana. Mereka duduk di tempat masing-masing sambil berdoa bagi orang-orang itu.

Pada hari pertama, setelah bersantap, mereka masing-masing duduk di kedua ujung, yang satu berdoa dari sebelah sini, yang lainnya dari sebelah sana, satu per satu didoakan. Pada hari itu ternyata orang-orang itu tidak ada yang bersenda-gurau atau tertawa, pun tidak ada yang mengobrol yang bukan-bukan. Orang-orang itu lalu bertanya satu sama lain mengapa demikian. Pada hari itu juga ada seorang beroleh selamat, dan keesokan harinya ada seorang wanita juga beroleh selamat. Dengan demikian, mereka satu per satu dibawa ke hadirat Tuhan.

Karena itu, bagaimanapun juga doa tidak boleh kurang. Syarat pertama untuk memimpin orang kepada Tuhan ialah berdoa bagi orang itu. Bahkan harus berdoa secara terencana dan teratur. Berdoa setiap hari tanpa kendur, sampai orang yang didoakan itu beroleh selamat barulah berhenti.

II. PERGI KE HADAPAN ORANG
UNTUK ALLAH

Hanya datang ke hadapan Allah untuk orang saja, itu tidak cukup, kita pun harus pergi ke hadapan orang untuk Allah, yaitu memperkenalkan Allah kepada orang lain. Banyak orang berani berbicara kepada Allah, tetapi tidak berani berbicara kepada orang. Kita harus melatih diri sendiri, agar kita berani berbicara kepada orang, yaitu berani memperkenalkan Tuhan kepada orang lain. Untuk ini ada beberapa perkara yang perlu kita perhatikan dengan khusus.

1. Jangan Berdebat

Pertama, jangan berdebat. Ini bukan berarti sama sekali tidak boleh berdebat. Dalam Kisah Para Rasul kita melihat ada beberapa contoh berdebat, bahkan Paulus pun berdebat (17:2, 17; 18:4, 19). Namun, perdebatan yang tidak berarti tidak dapat menyelamatkan orang. Adakalanya kita boleh sedikit berdebat dengan orang lain, tapi itu bermaksud agar orang-orang yang turut mendengarkan beroleh faedah. Akan tetapi, terhadap orang yang hendak kita selamatkan sedapat mungkin jauhkanlah perdebatan itu, sebab perdebatan sering kali hanya akan mengusir orang pergi, tidak dapat membawa atau menarik orang datang. Kalau Anda berselisih dengan orang lain, pasti ia akan menjauhi Anda.

Banyak orang mengira, berdebat dapat menggerakkan hati orang, padahal itu mustahil. Berdebat paling-paling hanya dapat menundukkan otak kepala orang; walaupun orang itu bungkam seribu bahasa, namun hatinya tetap tidak menerima. Karena itu, berdebat tidak banyak gunanya. Anda harus sedikit berdebat, banyak bersaksi. Anda cukup mengatakan bagaimana setelah percaya Tuhan, hati Anda bersukacita dan damai, malam enak tidur dan enak makan. Semua itu tidak mungkin diperdebatkan, ia harus mengakui bahwa itu perkara yang ajaib. Anda harus menerangkan kepadanya bahwa ia tidak dapat memiliki sukacita dan damai sejahtera yang Anda miliki, kecuali percaya Tuhan.

2. Memperhatikan Fakta

Teknik untuk memimpin orang kepada Tuhan ialah memperhatikan fakta, bukan memperhatikan teori. Anda pikir, ketika Anda diselamatkan, bagaimanakah keadaan Anda? Anda bukan percaya karena sudah memahami teorinya. Banyak orang yang sudah memahami teorinya namun tetap tidak percaya. Jadi, jika seorang saudara ingin memimpin orang kepada Tuhan melalui memperdebatkan teori, itu mustahil. Teknik memimpin orang kepada Tuhan ialah memegang faktanya. Seringkali orang yang sederhana yang dapat memimpin orang kepada Tuhan; orang yang pandai berteori belum tentu dapat memimpin orang kepada Tuhan. Ada orang yang sangat pandai membicarakan teori, membuat otak orang yang mendengar merasa itu sangat masuk akal, tetapi tidak dapat menyelamatkan orang, apakah gunanya?

Dulu ada seorang tua, ia belum beroleh selamat, tetapi ia menganggap mengikuti kebaktian itu suatu kebiasaan baik, maka ia sendiri pergi kebaktian setiap hari Minggu, ia pun menyuruh seisi keluarga pergi. Akan tetapi, sekembalinya ia ke rumah, ia sering marah, bahkan kata-kata yang jahat dan kotor pun bisa keluar dari mulutnya. Ia ditakuti oleh orang-orang sekeluarga. Pada suatu hari, anak perempuannya datang menjenguknya. Anaknya ini sudah menjadi milik Tuhan; ia membawa serta putrinya yang masih kecil datang bersama. Orang tua itu lalu mengajak cucu perempuan yang kecil itu ke tempat kebaktian. Ketika keluar dari gedung kebaktian, cucu itu memandang wajah kakeknya dan merasa kakeknya tidak mirip seorang Kristen. la lalu bertanya kepada kakeknya, “Apakah kakek sudah percaya Yesus?” “Anak kecil, kau jangan bicara;” jawab kakeknya. Setelah berjalan- beberapa langkah, anak kecil ini berkata lagi, “Aku lihat kakek tidak mirip dengan orang yang percaya Yesus.” “Anak kecil, jangan bicara,” sahut si kakek. Tak berapa lama lagi, si anak kecil bertanya lagi, “Kakek, mengapa kakek tidak percaya Tuhan Yesus?” Anak kecil ini nampak suatu fakta bahwa kakeknya pergi ke tempat kebaktian tetapi berbeda dengan orang Kristen lainnya. Orang tua galak yang ditakuti sekeluarganya itu, setelah ditanya beberapa kali oleh cucunya, hatinya menjadi lunak, dan mulai hari itu ia baru menerima Tuhan.

Memberitakan Injil perlu teknik. Anda harus mengetahui cara Allah, baru Anda bisa memberitakan Injil. Jika tidak, walaupun teorinya sudah Anda katakan dengan betul, mereka tetap tidak dapat beroleh selamat. Hal itu ibarat orang memancing ikan dengan kail lurus, mustahil mendapatkan ikan. Kail harus bengkok atau lengkung, baru ikan dapat terkait. Orang yang memimpin orang kepada Tuhan harus tahu menggunakan kail. Ada perkataan yang dapat mengait orang, itulah yang kita pakai; ada pula yang tidak dapat mengait orang, itu harus kita ganti. Perkataan yang faktual itulah yang berkail, maka kata-kata faktual dapat menggerakkan hati orang.

3. Harus Bersikap Tulus dan Serius

Selain jangan banyak berteori dan harus banyak menampilkan fakta, harus pula bersikap tulus dan serius. Keselamatan jiwa sekali-kali bukan perkara yang boleh diperguraukan. Kita pernah melihat seorang yang berniat memimpin orang beroleh selamat, ia juga mau mendoakannya, tetapi sikapnya tidak benar; ia membicarakan masalah Tuhan sambil bersenda gurau. Karena itu, hilanglah semua kekuatan rohaninya, dan ia tidak berdaya memimpin orang itu kepada Tuhan. Karena itu, sikap Anda harus tulus dan serius, tidak seharusnya bersikap santai dan bersenda gurau. Anda harus memperlihatkan kepada orang bahwa percaya Tuhan adalah perkara yang paling serius dalam dunia ini.

4. Mohon Allah Memberikan Kesempatan
untuk Berbicara

Kita juga perlu sering berdoa, mohon Allah memberi kesempatan kepada kita untuk berbicara dengan orang. Bila Anda berdoa, niscaya Allah akan memberikan kesempatan berbicara kepada Anda.

Dulu, ada seorang saudari seminggu sekali mengajak banyak perempuan untuk berkumpul dan memimpin mereka mempelajari Alkitab. Perempuan-perempuan itu bekerja di sebuah perusahaan, dan belum percaya Tuhan. Di antara mereka ada seorang yang dandanannya sangat istimewa, juga sangat sombong; ia tidak mau menerima perkataan apa pun yang dikatakan saudari tersebut. Akan tetapi saudari itu terus berdoa baginya, mohon Allah memberinya kesempatan untuk berdialog dengannya. Pada suatu hari, saudari ini merasa bahwa ia harus mengundangnya untuk berbincang-bincang sambil menikmati makanan kecil. Perempuan tadi, karena merasa ingin mendapatkan sedikit pergaulan kemasyarakatan, maka ia menerima undangan itu. Saudari ini lalu mengambil kesempatan itu menganjurinya percaya Tuhan. Dia menjawab, “Aku tidak dapat percaya, sebab aku. senang main kartu, aku pun senang akan hiburan-hiburan, aku tidak sudi kehilangan semua itu, maka aku tidak dapat percaya Yesus.” Tetapi saudari ini berkata, Jika seseorang ingin percaya Tuhan Yesus, ia harus membuang kesenangan main kartu; jika seseorang ingin percaya Tuhan Yesus, ia harus membuang hati yang gila hormat; jika seseorang ingin percaya Tuhan Yesus, ia hanya dapat berbuat demikian.” “O, kalau begitu harganya terlalu besar, aku tak mampu membayarnya, sahutnya. Saudari ini berkata, “Aku harap engkau pulang dan mempertimbangkan- nya . Saudari itu tetap mendoakannya.

Ternyata, setelah perempuan itu pulang ke rumah, ia berlutut dan berdoa. Selesai berdoa, tiba-tiba ia berkata sendiri, “Aku sudah menetapkan hari ini juga aku mau mengikuti Tuhan Yesus. Keadaannya mendadak berubah. Entah mengapa hatinya tiba-tiba berubah; dandanannya pun berubah, ia tidak lagi senang berdandan seperti dulu. Hal yang ajaib menyusul, yakni dalam tahun itu juga banyak rekan sekerja dalam perusahaan itu satu per satu telah dibawanya ke hadapan Tuhan.

Ada orang yang kelihatannya tidak mudah diajak bicara, tetapi bila Anda berdoa baginya, Tuhan akan memberikan kesempatan agar Anda bisa berbicara dengannya, dan ia akan berubah. Saudari yang menyelidiki Alkitab itu tadinya tidak berani berdialog dengannya, sebab sikapnya begitu congkak, seolah tahu segala-galanya dan bisa segalanya. Namun, Tuhan memberi saudari itu beban untuk mendoakannya, dan pada suatu hari Tuhan menyuruhnya berbicara dengan wanita sombong itu. Pada hari itu ia tak peduli segalanya, ia berbicara kepadanya. Maka pada satu pihak harus berdoa, pada pihak lainnya harus belajar berbicara. Setelah Anda mendoakan orang, pasti pada satu hari Anda harus -berbicara kepada orang itu. Anda memberi tahu kepadanya tentang kasih karunia dan pekerjaan Tuhan di atas diri Anda, agar ia tak berdaya menentang Anda, sebab ia tak dapat menentang perkara-perkara yang Tuhan lakukan bagi Anda. Saudara saudari yang baru percaya Tuhan harus setiap hari mohon Tuhan memberikan kesempatan untuk berbicara kepada orang. Ada orang bertahun-tahun lamanya tetap tidak berani membicarakan tentang Tuhan Yesus kepada kerabat atau teman-temannya, hal itu sangat disayangkan! Mungkin kesempatan sedang menunggu Anda, tetapi karena Anda takut, Anda akan kehilangan kesempatan itu.

5. Harus Berbicara Baik atau Tidak Baik Waktunya

Seperti telah dikatakan di atas, kita harus terlebih dulu mendoakan orang di hadapan Allah, kemudian baru berbicara kepada orang itu, tetapi itu tidak berarti sebelum kita doakan kita tidak boleh berbicara. Adakalanya kepada orang yang pertama kali Anda jumpai, Anda pun harus berbicara kepadanya. Pokoknya harus mengambil kesempatan berbicara, baik atau tidak baik waktunya. Sebab Anda tidak tahu siapa yang akan lolos dari tangan Anda, maka asalkan ada kesempatan berbicara, langsunglah berbicara. Bagaimanapun juga Anda harus sering berbicara. Memang Anda harus mendoakan orang-orang yang namanya telah tercatat di dalam buku Anda, namun Anda pun harus berdoa bagi banyak orang, sekalipun Anda tak mengetahui nama mereka. Anda harus berkata, “Oh Tuhan, selamatkanlah orang-orang dosa itu, tak peduli ia itu siapa, dan siapa namanya.” Begitu Anda beroleh kesempatan berjumpa dengan seseorang, dan dalam hati ada perasaan, segeralah berbicara dengannya.

Kelalaian sedikit saja akan mengakibatkan kehilangan satu jiwa. Banyak jiwa telah lolos dari tangan kita, hal ini sungguh tidak seharusnya. Semoga semua saudara saudari aktif bersaksi bagi Tuhan, dan membawa banyak orang kepada Tuhan.

6. Harus Menyelidiki dengan Cermat

Setiap kali Anda memimpin orang kepada Tuhan, haruslah menyelidiki dengan cermat; ibarat seorang dokter yang meneliti penyakit berbagai macam pasien. Dokter tidak dapat memberi resep obat yang sama kepada setiap pasiennya. Untuk menyembuhkan penyakit, ia harus memberikan pengobatan yang tepat, yaitu memberi resep obat sesuai dengan penyakit sang pasien. Demikian pula dalam hal kita memimpin orang kepada Tuhan. Dalam dunia ini tidak ada seorang dokter tanpa belajar ilmu kedokteran_ Begitu pula, tidak ada seorang pun yang dapat memimpin orang kepada Tuhan tanpa belajar teknik memimpin orang kepada Tuhan. Banyak saudara saudari begitu pandai memimpin orang kepada Tuhan, karena mereka senantiasa mempelajari dan meneliti orang-orang yang mereka pimpin. Bila saudara saudari yang baru percaya ingin memimpin orang, ia harus rajin mempelajarinya sejak semula. Pelajari dan selidiki, mengapa orang anu bisa menerima? Mengapa dengan satu kalimat saja ia sudah dapat menerima? Mengapa orang anu mendengar kalimat itu tidak bisa menerima? Mengapa sikap orang anu sangat baik ketika mendengarkan, tetapi akhirnya lari? Mengapa pula orang anu pada mulanya menentang, tetapi akhirnya tetap menerima? Mengapa sudah mengail begitu lama, tetap tidak mendapatkan ikan? Setiap kali kita harus menemukan sebab-musabab ada tidaknya kerja sama dari Roh Kudus.

Jika usaha Anda dalam memimpin orang kepada Tuhan mengalami kegagalan, jangan sekali-kali melemparkan semua kasalahannya ke atas orang lain. Setiap orang yang pandai memimpin orang kepada Tuhan selalu memeriksa kesulitan yang ada pada dirinya sendiri. Kita tidak dapat menanti di tepi laut dan mengharap ikan-ikan itu meloncat ke atas pantai. Memimpin orang kepada Tuhan bukan suatu hal yang sederhana, maka kita harus menggunakan banyak waktu untuk menyelidikinya, dan mengetahui di manakah sebenarnya letak problemanya. Memimpin orang kepada Tuhan mempunyai tekniknya sendiri, dan teknik itu harus kita pelajari ketika kita memimpin orang kepada Tuhan. Kegagalan juga memberi pelajaran, apa sebabnya bisa gagal; sukses pun memberi pelajaran, apa sebabnya bisa sukses. Setiap kali, baik sukses maupun gagal, haruslah diselidiki sebab-musababnya.

Jika Anda melakukan demikian dengan sebaik-baiknya, niscaya banyak pelajaran yang akan Anda peroleh. Akhirnya Anda akan nampak satu perkara yang ajaib, yaitu orang-orang di dunia ini, terhadap masalah percaya Tuhan, boleh dikatakan hanya terbagi dalam beberapa macam saja. Bila Anda berhadapan dengan orang macam anu, asalkan Anda berbicara dengan perkataan anu, besarlah kemungkinannya ia menerima Tuhan; sebaliknya, dengan perkataan lain, ia akan menentang dan tidak mau percaya. Kalau Anda dapat mengatasi beberapa macam orang, maka Anda dapat mengatasi hampir kebanyakan orang. Anda dapat mengatasi baik orang yang tercatat dalam buku doa maupun orang yang Anda jumpai pada sembarang waktu. Begitu ada seseorang di hadapan Anda, Anda pasti berkesempatan untuk bersaksi kepadanya, dan Anda segera dapat mengetahui ia itu tergolong orang macam apa. Anda tahu dalam hati bahwa orang itu harus diatasi dengan cara apa, dan dengan perkataan apa, dan akhirnya, sebagian besar orang-orang itu dapat Anda selamatkan. Bila Anda menyelidikinya satu per satu, setelah lewat satu atau dua tahun, Anda akan menjadi seorang penyelamat jiwa yang terampil. Pada suatu hari Anda akan mengakui bahwa orang berhikmatlah yang dapat menyelamatkan orang. Jika Allah membelas-kasihani Anda, Anda mungkin dapat memimpin puluhan atau ratusan orang beroleh selamat, dan Anda menyelidikinya dengan saksama, niscayalah Anda akan menjadi seorang penyelamat jiwa yang penuh kuasa.

II. MEMBAGI-BAGIKAN SELEBARAN (TRAKTAT)

1. Selebaran Tidak Terbatas oleh Waktu

Dalam dua dan tiga ratus tahun yang lalu, Allah secara khusus memakai selebaran untuk menyelamatkan orang. Penggunaan selebaran untuk menyelamatkan orang ini mempunyai satu kemudahan yang istimewa, karena perkataan lisan itu terbatas, baik oleh waktu maupun oleh manusia. Anda tidak mungkin sehari 24 jam berbicara terus-menerus, dan ketika Anda berbicara, orang yang ingin mendengar belum tentu mempunyai waktu. Mungkin khotbah Anda sangat baik, tetapi ketika Anda berkhotbah ada orang yang tidak hadir di sana. Namun, selebaran tidak terbatas oleh waktu. Tak peduli kapan saja, Anda dapat membagi-bagikan selebaran, kapan saja orang dapat menerima selebaran, pun kapan saja orang dapat membacanya. Hari ini, ada orang yang tidak punya waktu untuk mendengarkan khotbah, tetapi selebaran tidak ada batas waktu. Anda boleh membagikannya kepada orang di jalan, di dapur, atau di kantor. Itulah kemudahannya yang pertama.

2. Selebaran Dapat Memberitakan Injil
dengan Lengkap

Banyak orang bergairah ingin bersaksi bagi Tuhan dan ingin memimpin orang kepada Tuhan, tetapi berhubung pengenalannya kurang, perkataannya pun kurang, sehingga mereka tidak dapat memberitakan Injil secara mendetail dan lengkap. Karenanya saudara saudari yang baru beriman, selain memiliki cara-cara lainnya untuk memimpin orang kepada Tuhan, haruslah mencari waktu senggang, memilih selebaran-selebaran yang baik dan sebisanya membagikannya kepada banyak orang. Sebab selebaran itu dapat melakukan apa yang tidak dapat Anda lakukan sendiri.

3. Selebaran Tidak Terpengaruh oleh Orang

Satu lagi kemudahan dari selebaran ialah selebaran tidak terpengaruh oleh orang. Adakalanya ketika kita langsung memberitakan Injil kepada seseorang, banyak perkataan yang keras dan serius yang tidak berani kita ucapkan karena terbentur pada masalah perasaan atau muka, tetapi tidak demikian dengan selebaran. Selebaran tidak peduli siapa pun, dan dibaca orang apa adanya. Kalau orang yang hidup memberitakan Injil selalu terpengaruh oleh orang, tetapi selebaran tidak terpengaruh oleh orang. Karena itu, saudara saudari yang baru percaya, wajib belajar menabur benih Injil melalui selebaran.

4. Menyebarkan Selebaran
Berarti Menabur di Mana-mana

Dalam membagi-bagikan selebaran, masih ada satu faedah istimewa lagi, yaitu Anda dapat menabur di mana-mana. Seperti yang tertulis dalam Perjanjian Lama, benih ditabur di tepi aliran air. Kalau hari ini kita ingin memberitakan Injil kepada 3, 5, atau 10 orang, harus menghabiskan banyak waktu, tetapi tidak sukarlah kalau Anda sehari rata-rata membagi-bagikan 1.000 sampai 3.000 lembar selebaran. Andaikata 1.000 lembar bisa menyelamatkan satu jiwa saja itu sudah cukup. Maka, orang-orang yang baru beriman wajib belajar membagi-bagikan selebaran Injil sebanyak-banyaknya.

5. Allah Benar-benar Menyelamatkan Orang
Melalui Selebaran

Allah benar-benar menyelamatkan orang melalui selebaran. Saya tahu ada orang yang menyisipkan selebaran ke dalam sela-sela pintu orang, ada yang memasukkannya ke dalam kotak pos orang. Saya ingat ada seorang yang diberi selebaran di tengah jalan, tetapi ia buang, lalu ada orang kedua memungut selebaran itu untuk melapisi sepatunya, sebab paku sepatunya menusuk telapak kakinya hingga ia kesakitan. Ketika pulang, ia melepaskan sepatunya untuk diperbaiki dan membaca selebaran itu, dan karena itulah ia beroleh selamat. Banyak sekali kisah ajaib yang terjadi pada orang-orang yang diselamatkan melalui selebaran.

6. Baik-baik Berdoa dan Melaksanakannya
dengan Sungguh-sungguh

Saudara saudari yang baru percaya, sejak semula harus belajar membagi-bagikan selebaran pada waktu-waktu senggang. Hal ini tidak berbeda dengan memimpin orang kepada Tuhan, yaitu harus berdoa baik-baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ketika Anda membagi-bagikan selebaran kepada siapa pun, Anda boleh mengatakan sepatah kata, tidak  mengatakan pun tidak mengapa. Bila orang yang baru percaya dapat melakukan hal ini, niscaya ia akan beroleh bantuan yang sangat besar.

Published by

filadelfia

orang yang tidak sempurna dikasihi oleh Dia yang sempurna