40 || PISAHKAN DIRI DARI DUNIA

PISAHKAN DIRI DARI DUNIA

Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia
Kotak Pos 1114
Surabaya-60011

“Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menyentuh apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu “

2 Korintus 6:17

Pembacaan Alkitab:
Kel. 10:8-11, 21-26
Kel. 12:6-11, 37-42
2 Kor. 6:17

Dalam Alkitab ada cukup banyak perintah mengenai memisahkan diri dari dunia. Contoh-contoh dan pengajaran-pengajaran dalam Perjanjian Lama juga cukup banyak. Misalkan Mesir, Ur-Kasdim, Babel, Sodom, semuanya melambangkan dunia, yang memperlihatkan kepada kita bagaimana keadaan dunia. Mesir mewakili kesenangan dunia; Ur-Kasdim mewakili keagamaan dunia; menara Babel mewakili kekacaubalauan dunia; dan Sodom mewakili kedosaan dunia. Manusia bukan hanya harus melepaskan diri dari Mesir, bahkan harus seperti Abraham keluar dari Ur-Kasdim. Setelah Lot pergi ke Sodom, umat Israe! tertawan di Babel, mereka harus keluar dari tempat-tempat itu. Alkitab menggunakan empat tempat yang berbeda untuk mewakili dunia, bersamaan dengan itu juga memperlihatkan kepada anak-anak Allah jalan melepaskan diri dari dunia.

I. LAMBANG ORANG ISRAEL
KELUAR DARI MESIR

1. Hasil Penebusan Adalah “Keluar”

Dengan anak domba Paskah, Allah menyelamatkan orang Israel. Ketika malaikat Allah membunuh setiap anak sulung di tanah Mesir, jika nampak darah teroles pada ambang pintu, malaikat pemusnah itu akan melewatinya. Tetapi jika pada pintu tidak ada darah, maka anak sulung dalam rumah itu akan dibunuh. Persoalannya tidak tergantung pada baik atau buruknya pintu, tidak tergantung pada ciri-ciri khas pada tiang pintu dan ambang pintu, tidak tergantung pada ada tidaknya tempat baik dalam rumah itu, juga tidak tergantung pada ada tidaknya rasa hormat anak sulung di rumah itu kepada orang tuanya. Persoalannya tergantung pada ada tidaknya darah. Perbedaan binasa dan beroleh selamat tidak tergantung pada bagaimana budi pekerti dalam keluarga Anda, tidak tergantung pada bagaimana tingkah laku Anda, melainkan tergantung pada ada tidaknya Anda menerima darah. Dasar beroleh selamat adalah darah, hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan diri Anda sendiri.

Orang yang telah menerima kasih karunia adalah orang yang telah ditebus oleh darah. Tetapi ingatlah, begitu Anda ditebus oleh darah, Anda harus segera berangkat, Anda harus segera pergi. Bukan setelah Anda ditebus oleh darah adi, lalu membeli sebuah rumah dan tinggal menetap di tempat lama Anda, melainkan semua orang yang telah diselamatkan oleh darah, harus pada malam itu juga berangkat. Sebelum tengah malam, mereka telah menyembelih anak domba, dengan hisop mengoleskan darah ke ambang pintu, dan segera makan. Ketika makan mereka harus berikat pinggang dan membawa tongkat, siap untuk berangkat.

Hasil pertama dari penebusan ialah memisahkan diri, keluar, meninggalkan tempat itu. Tidaklah mungkin setelah Allah menebus seseorang, lalu tetap menaruh orang itu pada kedudukan yang lama, dan membiarkannya tetap tinggal di dalam dunianya yang lama. tidak mungkin demikian! Begitu dilahirkan kembali, begitu beroleh selamat, setiap orang harus membawa tongkat dan berangkat. Begitu malaikat pemusnah mengadakan pemisahan antara orang yang beroleh selamat dengan orang yang binasa, Anda harus segera keluar. Begitu malaikat pemusnah memisahkan Anda, Anda harus segera berangkat keluar dari Mesir.

Tongkat dipakai untuk menempuh perjalanan. Tidak ada seorang pun yang membawa tongkat, lalu berbaring di tempat tidur. Tongkat bukan bantal, tongkat dipakai untuk berjalan. Siapa yang beroleh selamat, baik orang dewasa maupun anak-anak, harus membawa tongkat, dan pada malam hari itu juga keluar. Begitu seseorang ditebus oleh darah, saat itu juga ia harus keluar dari Mesir, segera memisahkan diri dari dunia, tidak tetap tinggal di sana.

Ada seorang saudari mengajar di sebuah kelas dalam sidang anak-anak. Pada suatu kali ia mengisahkan cerita hartawan dan Lazarus. Ia bertanya kepada anak-anak, “Kalian pilih menjadi Lazarus atau menjadi hartawan? Hartawan, hari ini hidup mewah, kemudian sengsara; Lazarus, hari ini sengsara, kemudian bahagia. Kalian memilih yang mana?” Seorang anak perempuan kecil, kira-kira umur 8 tahun, berdiri dan berkata, “Ketika aku hidup, aku mau menjadi hartawan. Setelah mati, aku mau menjadi Lazarus.” Ketahuilah, banyak orang yang demikian. Ketika perlu karunia keselamatan, mereka bersandar pada darah Anak Domba; tetapi setelah darah Anak Domba menolong mereka, mereka malah lebih mantap untuk tinggal di Mesir; mereka ingin memiliki kedua-duanya.

Ingatlah! Penebusan darah adalah menyelamatkan Anda dari dunia. Begitu Anda ditebus oleh darah, di bumi ini Anda segera menjadi orang asing, menjadi pelancong. Bukannya Anda tidak tinggal lagi dalam dunia ini, melainkan Anda harus segera memisahkan diri dari dunia. Di mana ada penebusan, di situ pasti timbul keadaan ini. Begitu Anda tertebus, saat itu juga jalan hidup Anda telah berubah, Anda pasti segera meninggalkan dunia. Sebab itu, pemisahan darah adalah memisahkan orang mati dengan orang hidup; pemisahan darah juga memisahkan orang dunia dengan anak-anak Allah. Anda tidak dapat tetap di dunia lagi.

2. Firaun Selalu Mempersulit

Melalui kisah keluarnya orang Israel dari Mesir, kita nampak betapa sulitnya mereka keluar dari Mesir! Karena Firaun selalu menarik mereka. Ketika bani Israel akan keluar dari Mesir, Firaun hanya memperbolehkan orang-orang yang kuat dan muda, tetapi anak-anak dan orang-orang tua harus ditinggalkan. Firaun tahu, jika anak-anak dan orang-orang tua ditinggalkan, orang-orang yang kuat dan muda itu pasti tidak akan berjalan jauh, dan tidak lama lagi pasti akan kembali. Tipu muslihat Iblis selalu tidak merelakan kita mempunyai pemisahan yang mutlak dengan Mesir. Sebab itu, dari permulaan Musa sudah menolak rintangan yang berasal dari Firaun. Karena jika Anda menyisakan sedikit barang untuk tidak dibawa-keluar, atau menyisakan satu orang untuk tidak dibawa keluar, Anda pasti tidak dapat pergi jauh, Anda pasti akan kembali lagi.

Ingatlah perkataan Firaun yang pertama kali kepada Musa, “Sembahlahi Allah di negeri Mesir, layanilah Allah di negeri Mesir, janganlah pergi ke padang gurun.” Kemudian Firaun menganjuri mereka jangan pergi terlalu jauh. Pada ketiga kalinya ia hanya memperbolehkan yang muda-muda pergi. Keempat kalinya ia berkata kepada mereka, pergilah, tetapi lembu dan domba harus ditinggalkan. Siasat Firaun yaitu: Kalian harus meIayani Allah di Mesir. Kalian boleh menjadi umat Allah, tetapi harus menjadi umat Allah di Mesir. Dia tahu, bila seseorang melayani Allah di Mesir, orang ini pasti tidak ada kesaksiannya. Dia tahu, jika seseorang melayani Allah di Mesir, orang ini pasti akan melayani Firaun juga; orang ini akan menjadi hamba Allah, juga menjadi hamba Iblis.

Jika Anda ingin melayani Allah di dalam dunia, Anda pasti akan menjadi hamba Iblis juga, Anda harus membuat batas baginya. Sebab itu dia tidak membiarkan Anda pergi, kalaupun membiarkan Anda pergi, juga tidak memperbolehkan Anda pergi terlalu jauh. Kalaupun ia membiarkan Anda pergi, juga hanya mengizinkan yang muda dan kuat saja, yang lainnya masih tetap tinggal di Mesir. Firaun sangat hafal dengan perkataan dalam Matius 6:21: “Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Harta selalu bersatu dengan manusia. Dia mengetahui, kalau lembu dan domba ditinggalkan di sini, maka orang Israel tidak dapat berjalan jauh, tidak lama kemudian mereka pasti balik dan berjalan mengikuti lembu dan domba. Tetapi Allah menghendaki lembu dan domba yang mengikuti orang. Allah menghendaki kita beroleh selamat dalam hal harta benda.

Sebab itu, begitu Anda beroleh selamat, Anda harus keluar, harus pergi ke padang gurun, dan membawa semua orang dan semua harta benda. Kalau tidak demikian, Anda pasti akan tetap tinggal di Mesir dan tidak terpisah dari Mesir. Perintah Allah, “Orang yang melayani-Nya harus memisahkan diri dari dunia.”

3. Jalan Kita Berada di Padang Gurun

Jika hanya dengan mulut Anda mengaku Yesus itu Tuhan, hanya dengan mulut Anda mengatakan, hari ini aku telah percaya Tuhan, ini masih kurang. Anda masih harus keluar dari antara mereka, menjadi orang yang memisahkan diri. Ini lebih maju setahap lagi daripada dengan mulut mengaku Yesus. Jangan menjadi orang Kristen yang bisu, karena hanya dalam perkataan saja tidak cukup, Anda harus memisahkan diri terhadap orang dunia. Anda tidak dapat mempertahankan teman yang lama, Anda tidak dapat mempertahankan hubungan yang lama, Anda tidak dapat mempertahankan pertalian yang lama. Anda harus nampak: hari ini aku menghargai kedudukanku di hadapan Tuhan, aku harus menjauhi kedudukanku yang lama. Manusianya harus keluar, hartanya juga harus keluar. Mungkin orang lain akan berkata, “Engkau bodoh.” Tetapi janganlah Anda mendengarkan perkataan itu. Hari ini juga aku harus keluar dari tempat itu. Sejak Anda dan saya menjadi orang Kristen, jalan kita selalu berada di padang gurun, bukan di Mesir.

Dengan perkataan Perjanjian Baru, Mesir mewakili dunia, padang gurun juga mewakili dunia. Mesir mengacu kepada dunia moral, dunia yang bermakna moral; padang gurun mengacu kepada dunia material. Orang Kristen berada dalam dunia material, bukan berada dalam dunia moral. Kita harus nampak, dunia ada dua macam. Yang pertama mengacu kepada tempat, yang lainnya mengacu kepada sistem. Banyak perkara yang berhubungan dengan Benda-Benda material. Barang-barang yang indah, yang menyebabkan orang mempunyai keinginan mata, menyebabkan orang mempunyai keinginan daging, menyebabkan orang mempunyai keinginan bermewah-mewah, itu adalah Mesir. Dunia masih mempunyai makna yang lain, yaitu tempat kediaman, atau dunia material.

4. Harus Meninggalkan Dunia Moral

Hari ini orang Kristen adalah orang yang keluar dari sistem dunia ini, keluar dari susunan dunia Hari ini kita terlepas dari dunia, berarti terlepas dari dunia moral, bukan terlepas dari dunia material. Kita harus meninggalkan dunia moral, bukan meninggalkan lokasi dunia. Dengan kata lain, kita masih tetap di dalam dunia, tetapi dunia ini merupakan satu padang gurun bagi kita.

Terhadap kita, dunia itu apa? D. M. Panton pernah mengucapkan perkataan yang indah sekali, “Ketika aku hidup, dunia adalah satu jalan; ketika aku mati, dunia adalah satu kuburan.” Bagi seorang beriman yang hidup di bumi, dunia hanya merupakan satu jalan; ketika ia mati, dunia hanya merupakan satu kuburan, untuk mengubur dirinya. Setiap orang yang percaya Tuhan harus memisahkan diri dari dunia. Dalam pandangan orang dunia, Anda adalah orang yang berada di padang gurun, Anda adalah pelancong. Merekalah baru orang-orang yang benar-benar di dalam dunia.

5. Di dalam Dunia Kita Adalah Pendatang,
Adalah Pelancong

Kita harus nampak bahwa di dalam dunia ini, kita adalah pendatang, adalah orang asing. Dipandang dari sudut dunia moral kita adalah orang yang telah keluar. Mereka hendak menahan Anda tetap tinggal di sana; tetapi jika Anda tetap tinggal di sana, Anda tidak mungkin bisa melayani Allah. Mereka menghendaki kita lebih berdekatan dengan mereka; tetapi kalau sudah lebih dekat sedikit, Anda tidak mungkin bisa melayani Allah. Mereka menghendaki kita meninggalkan orang dan barang-barang kita di dunia; tetapi begitu barang-barang itu kita tinggalkan, kita tidak mungkin bisa melayani Allah.

Sebab itu, sejak hari ini pandangan kita harus tertuju ke tanah yang dijanjikan. Kita telah terpisah dari Mesir. Dasar pemisahan ini adalah darah. Darahlah yang membeli Anda. Yang tidak dibeli oleh darah adalah orang Mesir; yang tidak mendapat penebusan adalah orang dunia. Yang tertebus telah menjadi orang dalam dunia yang lain. Sebab itu, saya harus terlepas dari dunia ini.

Misalkan Anda pergi ke toko membeli sebuah arloji. Apa yang terjadi setelah Anda membeli arloji itu? Pada saat terjadi jual beli, tentu pada saat itu juga terjadi pemindahan tangan. Tidak mungkin setelah saya membeli arloji, lalu saya berkata kepada pemilik toko, pakailah arloji ini! Tidak mungkin demikian! Membeli berarti pindah tangan. Di mana terjadi jual beli, di situ juga terjadi pemindahan tangan. Hari ini saya membeli beras satu karung, beras itu pasti meninggalkan toko itu. Setelah dibeli lalu dibawa pergi. Ingatlah, darah telah membeli kita, maka kita harus meninggalkan dunia. Begitu seseorang dibeli oleh darah Tuhan, haruslah ia menuju ke tanah yang dijanjikan. Membeli satu, keluar satu. Tidak ada seorang pun yang telah dibeli tidak keluar; begitu dibeli langsung keluar. Setelah seseorang dibeli, tidak dapat tidak berjalan mengikuti Tuhan. jika saya telah dibeli oleh Tuhan, saya harus meninggalkan dunia dan berjalan mengikuti Tuhan.

II. DI DALAM HAL APA MEMISAHKAN DIRI
DARI DUNIA

Mungkin kalian ingin bertanya, “Kita harus keluar dari hal apa saja?-Hal apa saja yang terhitung sebagai dunia? Atas hal apa saja kita harus memisahkan diri dari orang dunia?” Sebelum membicarakan hal ini, terlebih dulu kita harus nampak bahwa hati dan roh kita harus keluar dari dunia. Jika Anda ingin tetap hidup di dalam dunia, tidak perlu dibicarakan lagi kelanjutannya. Karena walaupun Anda telah melepaskan seratus hal, tetapi Anda tetap di dunia, itu sedikit pun tidak ada gunanya. Sebab itu, manusia kita, roh dan hati kita harus terlebih dulu terlepas dari dunia, barulah hal-hal yang terhitung sebagai dunia menyusul terlepas.

Kita harus dengan mutlak keluar dari Mesir, terpisah dari dunia. Jangan takut orang lain mengatakan kita adalah orang yang “istimewa”. Setelah itu, kita menarik satu prinsip untuk membereskan perkara-perkara itu. Dalam beberapa hal aku harus mempunyai perbedaan dengan orang dunia. Dalam beberapa hal aku harus mempertahankan kerukunan dengan orang dunia, bukan sengaja berselisih dengan orang lain. Baik di rumah, di kantor, maupun di mana saja, aku harus menjadi orang yang tidak ada sengketa dengan orang lain. Sekarang kita akan menyinggung lima hal:

1. Hal-hal yang Dianggap Orang Dunia
Tidak Patut Dilakukan Orang Kristen

Anda harus meninggalkan hal-hal yang dianggap orang dunia tidak patut dilakukan orang Kristen. Menjadi orang Kristen, tarafnya harus dimulai dari penilaian orang dunia. Setiap orang dunia telah menentukan satu hukum, satu peraturan, satu standar bagi orang Kristen. Jika standar ini saja Anda belum bisa mencapainya, Anda terlalu kurang. Apa saja yang kita lakukan, janganlah sampai ditegur oleh orang kafir, “Apakah orang Kristen juga melakukan hal ini?” Kalau demikian, habislah harga diri Anda. Kalau Anda ditegur demikian, Anda tidak dapat berkutik lagi. Misalkan Anda berada di suatu tempat, dan orang kafir bertemu dengan Anda, lalu ia berkata, “Apakah Anda orang Kristen juga datang ke sini?” Banyak sekali tempat yang orang kafir kunjungi, jika Anda mengatakan tempat itu salah, mereka pasti berdebat bahwa tempat itu benar. Tetapi jika Anda juga pergi ke sana, mereka akan berkata, “Bolehkah Anda datang ke sini?” Ada beberapa perkara dosa, jika mereka yang melakukan, mereka tidak mengatakan apa-apa, tetapi jika Anda yang melakukan, mereka akan angkat suara. Sebab itu, hal yang dianggap orang kafir tidak patut dilakukan, janganlah kita lakukan. Ini adalah permintaan yang minimum. Jika orang kafir menganggap hal itu tidak patut dilakukan oleh orang Kristen, kita harus meninggalkannya.

Ada beberapa orang muda telah beroleh selamat, tetapi orang tua mereka belum beroleh selamat. Adakalanya di rumah, anak-anak ini meminta sesuatu, lalu orang tua mereka menjawab, “Apakah kalian yang percaya Tuhan Yesus juga mau meminta barang-barang ini?” Kalau perbuatan orang Kristen dikoreksi oleh orang dunia, ini adalah hal yang memalukan. Abraham berdusta, lalu dicela oleh Abimelekh, dalam Alkitab ini adalah hal yang paling memalukan. Sebab itu, hal-hal yang dianggap orang kafir tidak patut kita lakukan, yang dianggap orang dunia tidak patut kita lakukan, tidak boleh kita lakukan. Kita harus mempunyai perbedaan atau pemisahan diri.

2. Segala Hal yang Tidak Selaras
dalam Hubungan Kita dengan Tuhan

Segala hal yang membuat hubungan antara Anda dengan Tuhan tidak selaras, itu pun harus dikesampingkan. Ketika Tuhan di bumi, la dihina, dipermalukan, maka kita di sini tidak bisa mencari kemuliaan. Tuhan di bumi adalah seorang yang tersalib seperti perampok, kita tidak dapat menjadi seorang yang dielu-elukan. Tuhan kita di bumi difitnah kerasukan setan, kita tidak dapat dinilai oleh orang bahwa kita paling pandai, paling terbuka, pikiran kita paling baik. jalan yang Tuhan tempuh adalah jalan yang perlu kita tempuh juga. Sebab itu, segala hal yang tidak selaras dengan Tuhan harus kita kesampingkan.

Tuhan berkata, “Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, atau seorang hamba daripada tuannya.” Jika mereka secara demikian memperlakukan Tuan kita, janganlah mengharap mereka dengan Cara lain memperlakukan kita. Kalau tidak demikian, pada kita pasti ada salahnya, hubungan kita dengan Tuhan pasti ada persoalannya. Jadi, bagaimana keadaan Tuhan di bumi, kita pun harus mengikuti-Nya.

Kita harus sadar bahwa mengikuti Yesus orang Nazaret haruslah bersedia dipermalukan, bukan mendapat kemuliaan. Orang yang mengikuti Yesus orang Nazaret harus siap memikul salib. Ketika seseorang pertama kali bertemu dengan Tuhan, Tuhan berkata, “Siapa saja yang mau mengikut Aku, ia harus memikul salibnya dan mengikut Aku.” Tuhan sudah berkata demikian ketika seseorang masih berada di depan pintu gerbang, bukan setelah orang itu sampai di dalam ruangan. Sebelum Anda datang, Tuhan sudah berkata, “Kamu harus memikul salib mengikuti Aku.” Tuhan memanggil Anda datang supaya Anda memikul salib. Ketahuilah, inilah jalan yang kita tempuh; hanya dengan jalan inilah kita mengikuti Tuhan. Hubungan Tuhan terhadap dunia, itulah hubungan kita terhadap dunia. Jadi, terhadap dunia, kita harus selaras dengan Tuhan, tidak boleh berbeda.

Galatia 6:14 memperlihatkan kepada kita bahwa salib berdiri di antara dunia dan Tuhan. Di pihak sini ada Tuhan, di pihak sana ada dunia; di tengah-tengah ada salib. Sikap kita terhadap dunia adalah menggunakan salib. Dunia memberikan salib kepada Tuhanku, sebab itu dunia berada di sebelah sana salib. Hari ini aku sudah berada di pihak Tuhan, aku harus melewati salib baru sampai kepada dunia. Tetapi salib ini tidak dapat dilampaui karena salib adalah satu fakta, salib juga satu sejarah. Aku tidak dapat menghapus fakta, aku juga tidak dapat menghapus sejarah. Dunia dengan salib memaku Tuhanku, aku tidak dapat menghindari jalan itu. Sebagaimana salib itu sebuah fakta, maka bagiku dunia telah mati tersalib juga sebuah fakta. Kalau salib tidak dapat dihapus, demikian juga tersalibnya dunia tidak dapat dihapus. Hari ini selain menghapus salib, tidak ada jalan bagiku untuk mencapai dunia. Tetapi salib sekarang menghadang di depanku, aku tidak dapat melampauinya; ini adalah sebuah fakta karena Tuhanku sudah dipaku di sana. Hari ini aku adalah orang yang sudah berada di sebelah sini salib.

Misalnya ada seseorang, yang orang tua atau saudaranya telah dibunuh oleh orang lain. Kemudian ada orang lain datang mendamaikan dan berkata, “Orangnya sudah mati, mau bicara apa lagi? Kalau orangnya belum mati, banyak hal yang masih bisa dibicarakan. Sekarang orangnya sudah mati, maka tidak ada yang harus dibicarakan lagi tentang dia.” Demikian juga prinsipnya, salib sudah di sini, apa yang akan dibicarakan lagi? Dunia telah menyalibkan Tuhanku, hari ini aku berdiri di pihak Tuhan, aku hanya dapat berkata, “Hai dunia, dari kedudukanmu engkau melihat aku, aku telah terpaku di atas salib; dari kedudukanku aku melihat engkau, engkau juga telah terpaku di atas salib. Hari ini kedua belah pihak tidak dapat bersekutu. Engkau tidak dapat ke sini, aku pun tidak dapat ke sana. Salib itu adalah fakta. Jika aku tidak dapat menghapus salib, aku pun tidak dapat membawa dunia kemari. Tuhanku sudah mati, sudah tidak ada jalan lagi.”

Ketika Anda nampak salib, Anda dapat berkata bahwa aku memegahkan salib, “Sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” Bagaimanapun, salib adalah sejarah; bagaimanapun, salib adalah fakta. Anda adalah orang Kristen, Anda berada di sebelah sini dan dunia berada di sebelah sana, di tengah-tengahnya ada sebuah salib. Bila Anda membuka mata, yang Anda lihat adalah salib. Bila Anda akan melihat dunia, pasti lebih dulu nampak salib.

Seorang beriman yang baru beroleh selamat perlu dibawa oleh Tuhan sampai ke taraf ini, yaitu nampak bahwa keadaan Tuhan adalah keadaannya. Banyak orang menanyakan berbagai macam persoalan, “Dengan melakukan ini apakah aku menjamah dunia? Bolehkah mengerjakan hal itu?” Kita tidak dapat menjawab satu per satu, kita hanya memberikan mereka satu prinsip: Dunia berkebalikan dengan salib, dunia juga berkebalikan dengan Tuhan kita. Sebab itu, jika hati Anda terbuka, di hadapan Allah tidak degil, begitu Anda datang ke hadapan Tuhan, perbedaan dunia dengan salib dengan sendirinya menjadi jelas.

Apakah yang dunia? Apakah yang bukan dunia? Asalkan. Anda datang ke hadapan Tuhan, Anda pasti mengerti. Asalkan Anda mengajukan satu pertanyaan, “Dalam hal ini, bagaimana hubunganku dengan Tuhan di bumi?” Asalkan hubungan Anda dengan orang dunia sama dengan hubungan Tuhan dengan orang dunia, semuanya pasti beres. Jika kedudukan Anda dengan kedudukan Tuhan tidak sama, itu pasti salah. Anak Domba telah tersembelih. Kita adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba; ke mana saja la pergi, kita mengikuti-Nya (Why. 14:4). Kita dengan Tuhan berdiri bersama-sama di atas kedudukan ini. Apa pun yang tidak berdiri di pihak Tuhan, apa pun yang berkebalikan dengan kedudukan Tuhan adalah dunia yang harus kita tinggalkan.

3. Segala Hal yang Membuat
Hayat Rohani Kita Padam

Apakah dunia? Kita sulit menyebutnya satu per satu karena tidak akan habis kita sebutkan. Tetapi kita dapat memegang satu prinsip dasar, “Segala hal yang membuat hayat rohani Anda padam di hadapan Tuhan, itulah dunia.” Jika ada satu hal bisa membuat Anda tidak bergairah berdoa di hadapan Allah, itulah dunia. Jika ada satu hal bisa membuat Anda tidak senang membaca firman Allah, itulah dunia. Jika ada satu hal yang membuat Anda di hadapan orang tidak dapat membuka mulut untuk bersaksi, itulah dunia. Jika ada satu hal bisa membuat Anda merasa ada sekatan dengan Tuhan, sehingga Anda perlu mengaku dosa, itulah dunia. Dunia adalah suatu suasana; suasana itu menyebabkan kita dingin, menyebabkan kita mundur, menyebabkan hati kita yang mengasihi dan memikirkan Tuhan menjadi dingin. Jadi, kita dapat memperoleh satu prinsip umum, yaitu segala sesuatu yang dapat membuat keadaan rohani kita padam di hadapan Allah, itulah dunia. Itu harus dibuang.

Misalnya terhadap suatu hal yang dalam anggapan orang lain bukan dosa, apakah itu terhitung dunia? Banyak urusan yang menurut pandangan manusia sangat baik, tetapi setelah Anda melakukannya beberapa kali, api di dalam Anda tidak lagi berkobar, hati nurani Anda di hadapan Allah menjadi lemah. Setelah Anda melakukan hal tertentu, pembacaan Alkitab Anda menjadi tawar. Bukan tidak ada waktu, melainkan tidak ada selera untuk membaca. Setelah Anda melakukan hal tertentu, Anda tidak dapat bersaksi di depan orang, di dalam Anda merasa kosong. jadi, masalahnya bukan dosa atau tidaknya, melainkan apakah hal itu menyebabkan hayat rohani padam atau tidak. Segala sesuatu yang dapat menyebabkan hayat rohani Anda padam adalah dunia. Di hadapan Allah kita harus menolaknya.

4. Segala Hal yang Membuat Kita Tidak Dapat Menyatakan Bahwa Kita Adalah Orang Kristen

Masih ada satu hal yang harus disinggung, yaitu hubungan masyarakat. Segala pergaulan dalam masyarakat, berteman atau berpesta-pora yang bisa membuat kita menaruh pelita kita di bawah gantang, itulah dunia. Banyak pergaulan, pesta-pora, dan hubungan masyarakat yang dapat menyebabkan Anda harus menaruh pelita di bawah gantang dan tidak dapat menyatakan bahwa Anda adalah orang Kristen. Ketika mereka berbicara, Anda harus berpura-pura mempunyai sopan santun, mendengarkan, dan tersenyum. Perasaan batin Anda tertekan, tetapi wajah tetap tersenyum; batin merasakan ini adalah dunia, lahir tetap menyatakan setuju; batin merasakan ini adalah dosa, lahir tetap harus mengatakan ini benar. Anda tidak seharusnya berhubungan dengan orang-orang dalam keadaan demikian. Banyak anak Allah, karena dalam pergaulan masyarakat, dalam hubungan antar manusia tidak dapat membedakan dengan jelas, akhirnya sedikit demi sedikit terseret ke dalam dunia.

Sebab itu, saudara saudari yang Baru percaya, begitu Anda menjadi orang Kristen,. Anda harus jelas terhadap kedudukan diri Anda, Anda harus memilih. Kita bukannya dengan sengaja tidak berhubungan dengan orang lain. Kita bukan Yohanes Pembaptis, tidak makan dan tidak minum; kita adalah orang-orang yang mengikuti Tuhan, makan dan minum. Tetapi ketika kita berhubungan dengan orang lain, kita harus mempertahankan kedudukan kita. Orang lain tidak dapat melanggar kedudukan kita sebagai orang Kristen, orang lain hanya dapat menghormati kedudukan kita sebagai orang Kristen. Ketika aku berdiri pada kedudukan sebagai orang Kristen, mungkin juga harus dicela oleh orang lain, tetapi aku harus tetap berdiri pada kedudukan itu.

Sebab itu, jika kita sungguh-sungguh mau menempuh jalan yang berlainan dengan dunia, kita harus berhati-hati setiap kali berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan itu kita harus dapat menyatakan kedudukan kita sebagai orang Kristen. Jika kita tidak dapat menyatakan kedudukan kita sebagai orang Kristen, lebih baik kita tinggalkan hubungan itu. Sebab itulah dalam Mazmur 1 dikatakan, “Tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.” Kalau Anda berdiri di jalan orang berdosa, cepat atau lambat, Anda akan sampai pada tempat dosa itu. Jika Anda duduk dengan orang pencemooh, cepat atau lambat Anda pasti tertular olehnya. Dosa dan cemooh itu dapat menular, karena itu kita harus belajar menjauhkan diri dari hal-hal tersebut, seperti menjauhkan diri dari penyakit menular.

5. Hal-hal yang Dianggap Tidak Dapat Dilakukan
oleh Kaum Beriman yang Lemah

Masih ada satu perkara, yaitu apa saja yang Anda lakukan, jika itu menyebabkan jatuhnya orang yang lemah hati nuraninya, itu pun dunia; anak-anak Allah harus belajar meninggalkannya. Di depan telah kita singgung hal-hal yang dianggap oleh orang dunia tidak patut dilakukan oleh orang Kristen. Sekarang kita singgung hal-hal, yang dalam anggapan orang-orang Kristen yang paling dangkal, tidak patut kita lakukan. Jika orang kafir menganggap hal ini tidak patut kita lakukan, tetapi Anda melakukannya, itu berarti Anda telah kehilangan kesaksian. Jika orang Kristen yang paling dangkal, paling lemah, menganggap hal ini tidak patut kita lakukan, Anda tidak seharusnya melakukannya. Ini adalah perintah dalam Alkitab. Hal-hal yang tidak patut dilakukan itu bukan dikatakan oleh orang Kristen yang kuat, melainkan oleh orang Kristen yang lemah. Belum tentu komentar mereka terhadap hal itu benar; yang mereka katakan itu tidak-patut dilakukan mungkin sebenarnya patut. Tetapi karena hati nurani mereka lemah, Anda tidak boleh menjadi batu sandungan bagi mereka. Mereka menganggap Anda berada pada jalan yang salah. Kalau Anda tetap melakukannya, Anda akan menjatuhkan mereka. Paulus mengatakan, “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna” (1 Kor. 6:12). Segala sesuatu halal, tetapi hal yang mereka anggap dunia, jangan Anda lakukan demi faedah mereka.

Sebagai contoh, Paulus berkata, “Kalau makan daging itu menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku selamanya tidak akan makan daging lagi.” Ini tidak mudah. Siapa yang dapat selamanya tidak makan daging? Dengan perkataan ini Paulus bukan setuju tidak makan daging. Dalam suratnya kepada Timotius dengan tegas ia mengatakan bahwa pantang terhadap berbagai-bagai jenis makanan yang diciptakan oleh Allah itu salah. Tetapi dalam hal ini, dia memperlihatkan kepada kita bahwa dia tidak mau bertindak ekstrim. Bagi dia, makan daging atau tidak bukanlah masalah. Anda sendiri mengerti, tetapi orang yang mengikuti Anda belum tentu mengerti; Anda sendiri tahu sampai di mana Anda harus berhenti, tetapi mereka yang mengikuti Anda tidak mengetahuinya. Jika mereka melebihi beberapa langkah, bagaimana? Anda makan daging tidak menjadi masalah, tetapi orang-orang yang mengikuti Anda telah pergi ke rumah berhala dan makan daging di sana, bahkan mungkin telah menyembah berhala. Sebab itu, kita harus mengetahui, banyak hal yang meskipun tidak benar-benar berhubungan dengan dunia, tetapi karma orang lain menganggap itu dunia, kita harus berhati-hati.

III. KELUAR DARI DUNIA,
KITA AKAN DITERIMA
OLEH TUHAN YANG MAHAADA

Dalam 2 Korintus 6:17-18 Tuhan berfirman kepada kita, “‘Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menyentuh apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan, demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.”

Seluruh Perjanjian Baru, sampai 2 Korintus 6 barulah pertama kali dikatakan “Tuhan Yang Mahakuasa”. Tuhan Yang Mahakuasa ini seharusnya adalah “Elshadai”. “El” berarti “Allah”, “sha” berarti “dada” atau “buah dada ibu”, “shadai” berarti “mempunyai susu”. Di dalam bahasa Ibrani, arti shadai adalah “Mahaada”. Istilah “Allah Yang Mahakuasa” dalam Perjanjian Lama, semuanya adalah “Elshadai”, seharusnya diterjemahkan “Allah Yang Mahaada”. Susu ibu adalah keperluan bagi anak bayi. Dada ibu mempunyai susu, berarti segala kebutuhan Anda dapat disuplai dari sini. Akar kata “shadai” adalah “dada ibu”, artinya “apa saja ada”.

Dalam 2 Korintus 6:17 dikatakan bahwa jika kita keluar dari antara mereka, tidak menyentuh barang-barang mereka yang najis. Allah akan menerima kita dan menjadi Bapa kita. Kita akan menjadi anak-anak-Nya laki-laki dan anak-anak-Nya perempuan. Inilah firman Tuhan yang Mahaada. Apakah Anda nampak bahwa ini bukanlah kata-kata di bibir saja. Tuhan seolah berkata, “Kamu meninggalkan demikian banyak hal bagi-Ku, memisahkan diri dari mereka, keluar dari antara mereka, memutuskan hubungan dengan mereka, tidak menyentuh apa yang najis, kedua tanganmu sudah kosong, apa saja tidak ada. Ketika kamu berbuat demikian, Aku akan menerima kamu.”

Ingatlah, orang yang merasa dirinya diterima oleh Tuhan adalah orang yang telah memisahkan diri dari dunia. Banyak orang di hadapan Tuhan tidak merasakan Tuhan itu mustika, karena tidak melepaskan segala sesuatu dan menganggapnya sampah. Jika tidak mengganggap segala sesuatu itu sampah, tentu memustikakannya. Orang yang demikian tidak tahu bahwa Allah adalah Bapa kita, kita adalah anak-anak-Nya. Kita juga tidak mengetahui bahwa yang berkata demikian adalah Tuhan yang Mahaada. Apakah Anda melihat keistimewaan “shadai di sini? Sampai di sinilah kata “shadai baru berguna. Karena segalanya telah kubuang, sekarang aku memerlukan “shadai”, aku memerlukan satu Bapa, Dialah Yang Mahaada.

Sebab itu ada Mazmur yang memberi tahu kita bahwa ketika orang tua meninggalkan aku, maka Yehova menerima aku. Dia menjadi Bapaku. Dalam Mazmur ada sepatah kata lagi, “Ketika hati dan tenagaku lemah, Tuhanlah menjadi tenaga di dalam hatiku” (Mzm. 73:25 Tl.). Ketahuilah, justru di sinilah mustikanya: Anda di pihak sana harus membuang, barulah di pihak sini mendapatkan. Setelah orang buta itu diusir keluar dari rumah ibadah barulah ia bisa bertemu dengan Tuhan. Jika Anda tetap di dalam rumah ibadah, Anda tidak akan bertemu dengan Tuhan. Ketahuilah, jika kita diusir, kita pasti melihat berkat Tuhan di atas diri kita.

Sebab itu, orang-orang yang baru beroleh selamat seharusnya keluar dari dunia, barulah dapat merasakan kemesraan dan kemanisan Tuhan. Di sebelah sana membuang, di sebelah sini mengecap rasa Tuhan.

Published by

filadelfia

orang yang tidak sempurna dikasihi oleh Dia yang sempurna