16 || KESELAMATAN SEISI KELUARGA

KESELAMATAN SEISI KELUARGA

Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia
Kotak Pos 1114
Surabaya-60011

“Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh,
yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.”

Kisah Para Rasul 2:39

“Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat,
engkau dan seisi rumahmu..”
Kisah Para Rasul 16:31

I. JANJI KESELAMATAN
YANG ALLAH BERIKAN
ADALAH SATUAN KELUARGA

Sekarang kita akan membicarakan satuan keselamatan. Setiap benda mempunyai satuan, dan satuan keselamatan ialah keluarga.

Dalam Alkitab kita nampak bahwa Allah memberi banyak janji kepada manusia dalam perlakuan dan pergaulan-Nya dengan manusia. Kalau kita mengetahui janji-janji-Nya itu, kita akan terhindar dari kerugian dalam banyak hal. Tetapi kalau kita tidak mengetahuinya, kita akan sering menderita kerugian besar.

Janji keselamatan yang Allah berikan kepada kita adalah satuan keluarga, bukan perorangan. Kalau saudara saudari yang baru beriman sejak semula sudah memahami hal ini, ia akan terhindar dari banyak kesulitan, dan akan beroleh banyak faedah. Sebab satuan keselamatan Allah bukan perorangan, melainkan keluarga.

Ketika Alkitab membicarakan hidup yang kekal, satuannya adalah perorangan bukan keluarga. Tetapi, keselamatan dikaruniakan keluarga demi keluarga; satuannya sungguh-sungguh adalah keluarga. Kita harus memakai sedikit waktu untuk membaca beberapa ayat, dan kita akan mengetahui dengan jelas betapa keselamatan adalah masalah keluarga demi keluarga. Dengan demikian, kita boleh datang dan memohon kepada Allah sesuai dengan firman-Nya itu; tidak saja untuk diri sendiri, juga untuk keluarga kita. Kita datang kepada Allah dan mohon Allah menepati janji-Nya.

Saya mempunyai satu harapan, yakni semoga anak-anak yang lahir di tengah-tengah kita, jangan sampai kita membuang waktu di kemudian hari untuk menyelamatkan dan menolong mereka dari dunia. Banyak orang yang secara jasmani terlahir dalam keluarga kita, secara rohani pun seharusnya terlahir dalam keluarga kita. Janganlah kita setahun demi setahun kehilangan mereka, lalu setahun demi setahun menyelamatkan mereka lagi. Kita jangan hanya melahirkan mereka ke dalam dunia, kita pun harus membawa mereka ke hadapan Tuhan.

Jika saudara saudari dapat melihat jalan ini dengan tepat, maka berapa banyaknya anak yang kita miliki, sebanyak itu pula orang yang beroleh selamat. Tuhan telah menyerahkan mereka ke dalam tangan kita; bila mereka tidak beroleh selamat, kita tidak dapat membiarkan mereka keluar. Kalau kita harus menyelamatkan mereka lagi dari luar, banyak waktu yang akan kita habiskan. Semua ikan kecil yang dilahirkan ikan besar, haruslah berdiri di pihak kita, jangan biarkan mereka pergi ke laut, setelah sejangka waktu kemudian baru ditangkap lagi. Dapat tidaknya generasi kedua gereja berlangsung terus, tergantung pada apakah anak-anak yang kita lahirkan menjadi milik Tuhan atau tidak.

Saya harap saudara saudari nampak pentingnya hal ini. Ada tidaknya jalan bagi gereja generasi berikutnya di belakang kita, tergantung ada tidaknya kita membawa anak-anak yang lahir di antara kita sendiri ke hadapan Tuhan. Kalau anak-anak yang kita lahirkan hilang semua, mungkin tak lama lagi lenyaplah semua generasi kedua kita itu. Sebaliknya, jika generasi demi generasi, anak-anak yang lahir di antara kita itu dapat berdiri dengan teguh, kemudian ditambah lagi dengan orang dari luar, tentu jumlah kita akan bertambah, dan gereja pun akan menjadi kuat. Janganlah lahir satu hilang satu; melainkan lahir satu, dilahirkan kembali pun satu, demikian baru benar.

II. CONTOH-CONTOH DALAM ALKITAB

Dalam Alkitab ada satu prinsip yang mendasar, yaitu satuan keselamatan Allah ialah keluarga demi keluarga. Berikut ini kita akan melihat ayat-ayat yang bersangkutan sebagai bukti.

A. Ditinjau dari Perjanjian Lama

1. Seisi Keluarga Masuk ke dalam Bahtera

Kejadian 7:1 — “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu.” Satu Petrus 3:20 — “. . . yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.”

Bahtera bukan untuk perorangan, melainkan untuk keluarga. Pada pasal sebelumnya dikatakan bahwa ada seorang yang benar di hadapan Allah, yaitu Nuh. Alkitab tidak mengatakan, anak-anak dan menantu-menantu Nuh orang benar, tetapi hanya Nuh seorang yang dikatakan benar oleh Allah. Tetapi, ketika Allah menyediakan keselamatan bagi Nuh, Ia menyuruh Nuh masuk ke dalam bahtera beserta seisi keluarganya. Jadi, masuk ke dalam bahtera, satuannya ialah keluarga, bukan perorangan.

Orang yang baru beriman harus membawa semua anggota keluarganya masuk ke dalam bahtera. Anda boleh berkata kepada Tuhan, “Tuhan, aku telah percaya kepada-Mu, tetapi Engkau mengatakan bahwa seisi keluargaku boleh masuk ke dalam bahtera. Tuhan, sekarang mohon Engkau memasukkan seisi keluargaku ke dalam bahtera.” Allah pasti menghormati iman Anda yang demikian.

2. Seisi Keluarga Menerima Sunat

Kejadian 17:12-13 — “Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, mau pun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.”

Allah memanggil Abraham dan berjanji akan membuatnya menjadi umat-Nya. Dan sunat itulah tanda bukti perjanjian Allah dengan Abraham. Siapa saja yang disunat, ia adalah umat Allah; dan siapa saja yang tidak disunat, ia bukan umat Allah. Tetapi Allah berkata kepada Abraham bahwa ia beserta seisi rumahnya harus disunat. Orang yang lahir di rumahnya dan yang dibeli, semua harus disunat. Jadi, janji sunat. bukan hanya diberikan kepada Abraham seorang, tetapi juga kepada seisi keluarganya. Satuan -sunat adalah keluarga. Janji Allah ditujukan kepada keluarga Abraham, bukan hanya kepada Abraham seorang.

3. Seekor Anak Domba Paskah
untuk Sekeluarga

Keluaran 12:3, 7 — “Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.” “Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya.

Anak domba Paskah jelas diperuntukkan bagi keluarga, bukan seorang. Di sini Anda nampak betapa pentingnya keluarga di hadapan Allah. Anak domba Paskah adalah masalah keluarga, bukan masalah perorangan. Bukan seorang menyembelih seekor anak domba, melainkan keluarga menyembelih seekor anak domba. Darahnya dibubuhkan pada kedua tiang pintu, sehingga seisi keluarga dapat terlindung; dan malaikat maut hanya melewatinya saja, tidak memasuki rumah itu.

Ada satu perkara yang sangat mengherankan, yaitu keselamatan yang disediakan Tuhan Yesus Kristus bukan hanya bagi seorang saja, tetapi juga bagi keluarga, ibarat anak domba Paskah. Kalau Anda seorang saja yang makan, yang diperoleh hanya Anda seorang. Tetapi kalau Anda sekeluarga yang makan, keluarga Anda juga diperoleh. Beroleh selamat adalah masalah keluarga, seperti halnya makan anak domba, dan membubuhi darah; semua itu adalah bersama-sama keluarga. Semoga Allah mencelikkan mata kita agar kita nampak bahwa keselamatan adalah masalah keluarga, bukan masalah perorangan.

4. Sekeluarga Beroleh Jabatan Imam

Jabatan imam yang Allah janjikan juga merupakan masalah keluarga, bukan masalah perorangan. Kitab Bilangan 18:1 mengatakan, “TUHAN berfirman kepada Harun: Engkau ini dan anak-anakmu beserta seluruh sukumu haruslah menanggung akibat setiap kesalahan terhadap tempa kudus.” Kata “sukumu” menurut bahasa aslinya seharusnya diterjemahkan keluargamu.”

Bilangan 18:11 — “dan ini pun adalah bagianmu: Persembahan khusus dari pemberian mereka yang lain, termasuk segala persembahan unjukan orang Israel; semuanya itu Kuberikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya. Setiap orang yang tahir dari seisi rumahmu boleh memakannya.”

Lihatlah, semua persembahan diberikan Allah kepada keluarga Harun, bukan untuk Harun seorang, sebab keluarganya yang diterima Allah. Ingatlah, imam itu bukan dijabat oleh Harun seorang, melainkan oleh seisi keluarganya. Jadi satuan jabatan imam mutlak adalah sekeluarga.

5. Seisi Keluarga Beroleh Selamat

Yosua 2:19 — “Setiap orang yang keluar nanti dari pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya, kalau darahnya tertumpah, dan kami tidak bersalah; tetapi siapa pun juga yang ada di dalam rumahmu, jika ada orang yang menciderainya, kamilah yang menanggung akibat pertumpahan darahnya.”

Yosua 6:17 — “Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi TUHAN untuk dimusnahkan; hanya Rahab, perempuan sundal itu, akan tetap hidup, ia dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia dalam rumah itu, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang kita suruh.”

Di sini kita juga nampak Rahab beroleh selamat beserta seisi keluarganya. Apa sebabnya? Sebab ia menerima orang suruhan itu. Ketika ia menerima orang suruhan itu, Allah memberikan satu tanda, yaitu mengikat seutas tali dari benang kirmizi pada jendela rumahnya. Siapa saja yang berada di dalam rumah yang terdapat tali dari benang kirmizi tersebut, tidak ada seorang pun yang terbunuh, tetapi seluruh penduduk kota Yerikho harus dimusnahkan. Benang kirmizi adalah keselamatan, dan keselamatan benang kirmizi itu menyelamatkan Rahab serta seisi keluarganya, bukan menyelamatkan dia seorang.

Anda perlu mengerti dengan jelas akan lingkupan tersebut. Anda telah melihat bahwa pasal 2 adalah janji, sedangkan pasal 6 adalah pelaksanaannya. Sebagaimana janji-Nya dalam pasal 2, demikian juga pelaksanaan-Nya dalam pasal 6. Seluruh keluarga Rahab beroleh selamat. Siapa saja yang berada di dalam rumah yang jendelanya diikat dengan tali dari benang kirmizi pasti beroleh selamat Keselamatan Allah adalah untuk keluarga, bukan untuk perorangan.

6. Seisi Keluarga Mendapatkan Berkat

Dua Samuel 6:11 — “Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gad itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.”

Anda nampak bahwa satuan berkat Tuhan dalam Perjanjian Lama juga keluarga. Tabut tinggal di rumah Obed-Edom, Tuhan lalu memberkati seisi rumahnya. Jadi, satuan berkat ialah seisi keluarga, bukan seorang pribadi.

Yang dibicarakan tadi adalah masalah keselamatan. Sebentar lagi Anda akan nampak bahwa bukan hanya keselamatan, tetapi juga banyak perkara lainnya baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, yang memakai keluarga sebagai satuannya. Anak-anak Allah, khususnya yang menjadi kepala keluarga, harus nampak di hadapan Allah, yaitu satuan perlakuan Allah terhadap manusia selalu adalah keluarga. Bila Anda tidak mengerti hal ini, entah berapa banyak Anda akan kehilangan berkat. Kalau Anda sebagai kepala keluarga, Anda harus berpegang pada prinsip ini. Anda harus berkata, “Tuhan, Engkau telah berfirman bahwa perlakuan-Mu bukan hanya untuk aku seorang, tetapi juga untuk seisi rumahku, maka kiranya Engkau menyelamatkan seisi keluargaku.”

Tidak saja kepala keluarga yang harus berpegang pada prinsip ini, anggota keluarga lainnya pun harus memohon untuk keluarga ayahnya. Rahab bukan kepala keluarga, ia masih mempunyai ayah. Tetapi karena Rahab berpegang pada Allah, maka sekeluarga ayahnya juga beroleh berkat. Karena itu, kalau Anda seorang kepala keluarga, itu paling baik, sebab Anda bisa berbicara di hadapan Allah sebagai wakil seluruh keluarga. Tetapi walaupun Anda bukan kepala keluarga, Anda boleh berbuat seperti Rahab, yaitu berbicara dalam iman bagi keluarganya itu, “Tuhan, semoga Engkau memimpin keluargaku agar keluargaku datang ke hadirat-Mu, menerima kasih karunia dan berkat-Mu.”

7. Seisi Keluarga Bersukacita

Ulangan 12:7 — “Di sanalah kamu makan di hadapan TUHAN, Allahmu, dan bersukaria, kamu dan seisi rumahmu, karena dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN Allahmu.” Anda beserta seisi rumah Anda dapat menerima berkat Allah dan bersukaria di sana.

Ulangan 14:26 — “Dan haruslah engkau membelanjakan uang itu untuk segala yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau minuman yang memabukkan, atau apa pun yang diingini hatimu dan haruslah engkau makan di sana di hadapan TUHAN Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi rumahmu.”

Nampakkah Anda? Allah berjanji kepada umat Israel bahwa kelak mereka, keluarga demi keluarga, akan makan minum dan bersukaria di hadapan Allah. Dengan kata lain, satuan berkat adalah keluarga, bukan seorang pribadi.

B. Ditinjau dari Perjanjian Baru

Bagaimanakah dalam Perjanjian Baru? Kalau dalam Perjanjian Lama berkat-berkat itu diperoleh sekeluarga demi sekeluarga, maka dalam Perjanjian Baru juga demikian.

1. Zakheus dan Seisi Keluarga

Lukas 19:9 — “Kata Yesus kepadanya: Hari ini telah terjadi kesetamatan kepada seisi rumah ini.” Perjanjian Baru juga mengumumkan prinsip yang serupa, sungguh ajaib sekali. Mungkin ada orang memberitakan Injil selama 20 tahun, selalu mengatakan bahwa keselamatan dikaruniakan kepada perorangan. Akan tetapi, di sini Tuhan mengatakan, bahwa keselamatan terjadi kepada rumah (keluarga) ini.

Maka, ketika Anda memberitakan Injil, Anda harus memperhatikan keselamatan keluarga, jangan hanya mengharapkan keselamatan perorangan. Jika Anda benar-benar percaya dan berharap demikian, pekerjaan ini akan mengalami perubahan besar. Hal ini mutlak tergantung kepada iman dan harapan Anda. Kalau Anda mengharap orang datang satu per satu, ia akan datang satu per satu, tetapi kalau Anda percaya orang akan datang sekeluarga demi sekeluarga, mereka akan datang sekeluarga demi sekeluarga. Lingkupan keselamatan Allah ialah keluarga. Janganlah Anda memperkecil lingkupan itu.

2. Pegawai Istana dan Keluarganya

Yohanes 4:53 — “Ayah itu pun teringat bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: Anakmu hidup. Lalu ia dan seluruh keluarganya percaya.”

Dalam kisah ini, yang beroleh kesembuhan hanya seorang, yaitu anak pegawai istana. Namun, Alkitab mencatat bahwa ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Maka, di hadapan Allah kita boleh berpegang pada prinsip ini. Walaupun yang langsung beroleh kasih karunia hanya seorang anak, tetapi seluruh keluarga telah berubah dan percaya kepada Tuhan. Beroleh buah-buah yang sehebat inilah yang menjadi permintaan dan harapan kita.

3. Kornelius dan Keluarganya

Kisah Para Rasul 10:2 — “la saleh, is beserta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah.”

Kisah Para Rasul 11:14 — “la akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang olehnya kamu dan seisi rumahmu akan diselamatkan.”

Kornelius beroleh selamat bukan seorang diri, melainkan seluruh isi rumahnya. Kornelius mengundang kerabat dan handai-taulannya datang untuk mendengarkan perkataan Petrus. Setelah Petrus berbicara, semua orang dalam keluarganya menerima Tuhan, dan Roh Kudus lalu turun ke atas mereka semua.

4. Lidia dan Keluarganya

Kisah Para Rasul 16:15 — “Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya.” Rasul memberitakan Injil kepada keluarga Lidia, dan seisi keluarga percaya serta dibaptis bersama.

5. Kepala Penjara Sekeluarga

Kisah Para Rasul 16:31 — “Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” Ayat ini adalah salah satu ayat yang terkenal dalam kalangan agama Kristen. “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” Firman Allah tidak mengatakan, “Percayalah kepada Tuhan Yesus, dan engkau akan beroleh hidup kekal, engkau dan seisi rumahmu;” melainkan, “Percayalah kepada Tuhan Yesus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”

Dalam seluruh Perjanjian Lama, perlakuan Allah terhadap manusia ialah satuan keluarga, demikian pula dalam seluruh Perjanjian Baru. Satuan adalah yang minimal yang tidak dapat diperkecil lagi. Jika seseorang dapat percaya kepada Tuhan Yesus sehingga sekeluarganya beroleh selamat, hal itu sungguhlah ajaib. Apakah sebabnya, saya tidak mengerti, tetapi itu sabda Tuhan. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru serasi, yaitu menggunakan satuan yang sama.

Gereja di Filipi dimulai dari seorang kepala penjara. Paulus berkata, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” Ayat 34 berkata, “Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.”

Di sini kalian melihat hal ini sungguh baik sekali. Pada mulanya janji ini hanya diberikan kepada kepala penjara seorang, tiada orang lain yang mendengar kata-kata, “Percayalah kepada Tuhan Yesus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” Tetapi kepala penjara itu membawa keluarganya dan meminta Paulus memberitakan Injil kepada mereka, segera setelah itu mereka semuanya memberi diri untuk dibaptis. Selanjutnya, kepala penjara itu membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Akhirnya, ia sangat bergembira bahwa ia dan seisi rumahnya telah percaya kepada Allah. Maka, perihal percaya kepada Tuhan Yesus dan seisi keluarga beroleh selamat sedikitpun tidak sukar. Begitu rasul berjanji kepada kepala penjara itu, beroleh selamatlah seisi keluarganya. Mereka satu per satu mendengar, satu per satu memberi diri dibaptis dan satu per satu bergembira.

Andaikata rasul berkata kepada kepala penjara, “Percayalah kepada Tuhan Yesus, engkau akan selamat. Setelah lewat dua hari engkau beroleh selamat, kami akan berkhotbah lagi kepadamu agar engkau mengerti beberapa ajaran Alkitab, kemudian baru engkau perlahan-lahan bersaksi kepada keluargamu, supaya mereka perlahan-lahan percaya dan perlahan-lahan beroleh selamat.” Jika demikian, sampai kapan seisi keluarganya baru beroleh selamat? Penginjilan rasul tidak demikian, ia tidak menyelamatkan satu demi satu, melainkan dengan satuan keluarga. Katanya, “Engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” Kalian harus nampak di hadapan Allah, baik menyelamatkan seorang maupun sekeluarga, semua berarti menyelamatkan, maka jangan sekali-kali kehilangan hak ini. Bila Anda membawa keluarga Anda datang, keluarga Anda pasti beroleh selamat.

Saya mengharap lewat lima atau sepuluh tahun lagi, ketika gereja memberitakan Injil, selalu menyelamatkan sekeluarga demi sekeluarga. Dan target pekerja-pekerja dalam menginjil juga sekeluarga demi sekeluarga. Jika Anda ingin sekeluarga, niscaya Anda akan beroleh sekeluarga; jika Anda ingin seorang, Anda pun hanya beroleh seorang. Allah menggenapkan segala perkara menurut iman manusia.

Itulah sebabnya saya mengatakan, kalau Anda mengetahui prinsip perlakuan Allah terhadap manusia, Anda tidak akan menelan kerugian. Satuan Allah adalah keluarga. Jika Anda telah memperoleh seorang, seharusnya memperoleh keluarganya, tak peduli berapa jumlah keluarga itu. Semoga Anda di hadapan Allah berdiri di atas posisi ini dan berkata kepada saudara-saudara, Kalian boleh datang sekeluarga demi sekeluarga.” Para kepala keluarga lebih berhak membawa keluarganya untuk beroleh selamat.

Saya memberi tahu kalian bahwa sekeluarga beroleh selamat berarti sekeluarga bersukacita. 0, itu suatu perkara yang besar. Jika Anda dapat nampak bahwa keluarga adalah satuan- perlakuan Allah terhadap manusia, Anda pasti akan beroleh banyak berkat. Marilah kita belajar berpegang teguh pada janji Allah ini.

6. Krispus dan Keluarganya

Kisah Para Rasu118:8 — “Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya . . . dan dibaptis.”

Dalam Alkitab ada contoh orang percaya kepada Tuhan secara pribadi, ada pula contoh orang percaya kepada Tuhan secara keluarga. Lihatlah, kasih karunia Allah mudah sekali dilimpahkan atas keluarga. Krispus percaya kepada Tuhan bersama sekeluarga dan memberi diri mereka dibaptis.

7. Janji Pentakosta Adalah
untuk Kamu beserta Anak-anakmu

Kisah Para Rasul 12:39 — “Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.”

Janji Pentakosta ialah dosa manusia bisa memperoleh pengampunan, dan manusia bisa menerima Roh Kudus. Ini adalah bagi kamu” dan anak-anak-mu”; bukan hanya bagi kamu” saja. Karena itu, khususnya bagi para kepala keluarga, haruslah berpegang pada janji ini di hadapan Allah: “0 Tuhan, janji-Mu adalah bagiku dan anak-anakku, tidak seharusnya hanya aku seorang saja yang menerima, semoga anak-anakku pun menerimanya.”

8. Damai Sejahtera bagi Rumah Ini

Lukas 10:5-6 — “Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.”

Tuhan berkata, ketika seorang pergi memberitakan Injil, dan masuk ke suatu rumah, ia harus berkata, Damai sejahtera bagi rumah ini!” ini memperlihatkan kepada kita bahwa damai sejahtera Allah diberikan kepada orang dengan satuan keluarga, bukan diberikan kepada seorang saja. Kalau dalam rumah itu ada seorang yang layak menerima damai sejahtera, maka salam itu pasti akan tinggal di atas keluarga itu.

Ayat ini sangatlah jelas. Satuan perlakuan Allah terhadap manusia adalah keluarga. Syukur kepada Allah, damai sejahtera pun diberikan sekeluarga demi sekeluarga.

9. Keluarga Stefanus

Satu Korintus 1:16 — “Juga keluarga Stefanus aku yang membaptisnya.” Di sini Paulus mengatakan bahwa ia pernah membaptis setiap orang dalam keluarga Stefanus. Seperti halnya kepala penjara dan Lidia, mereka pun sekeluarga percaya dan dibaptis.

10. Keluarga Onesiforus

Dua Timotius 4:19 — “Salam kepada Priska dan Akwila dan kepada keluarga Onesiforus.” Pasal 1:16 — “Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. la tidak malu menjumpai aku di dalam penjara.” Keluarga ini melayani Paulus, dan keluarga ini tidak malu karena Paulus dipenjarakan. Kalian nampak bahwa itu bukan masalah perorangan, melainkan masalah keluarga.

Dari contoh-contoh di atas, kita telah melihat banyak bukti bahwa perlakuan Allah terhadap manusia, teristimewa dalam keselamatan, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru selalu dengan satuan keluarga.

III. HUKUMAN ALLAH PUN
DENGAN SATUAN KELUARGA

Di sini kita masih perlu melihat beberapa ayat untuk menunjukkan bahwa hukuman Allah terhadap manusia juga dengan satuan keluarga demi keluarga. Tatkala manusia mendurhakai Allah dan Allah murka lalu menghukum manusia, itu pun dengan satuan keluarga. Allah menghukum satu keluarga karena satu orang, seperti halnya Allah memberkati satu keluarga karena satu orang. Jika kita nampak hal ini, kita harus belajar berdiri demi keluarga kita, yaitu menetapkan agar keluarga kita berpaling kepada Allah.

1. Firaun dan Keluarganya

Kejadian 12:17 — “Tetapi TLIHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya (keluarganya) karena Sarai, istri Abram itu.”

Firaun seorang diri yang berbuat dosa, tetapi akibatnya Allah menimpakan tulah hebat kepada Firaun serta keluarganya. Allah menghukum seisi keluarga. Jika Allah menimpakan tulah-Nya kepada sekeluarga, kita pun harus mohon Allah agar Ia mencurahkan berkat-Nya kepada sekeluarga pula. Semoga kita tidak menjadi orang yang tertimpa tulah, melainkan orang yang menerima kasih karunia.

2. Abimelekh dan Keluarganya

Kejadian 20:18 — “Sebab tadinya TUHAN telah menutup kandungan setiap perempuan di istana Abimelekh karena Sara, istri Abraham itu.” Allah membuat setiap perempuan di rumah Abimelekh menjadi mandul; hukuman itu diderita sekeluarga, bukan satu atau dua orang.

3. Daud dan Keluarganya

Dua Samuel 12:10-11 — “Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu (keluargamu) sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil istri Uria, orang Het itu, untuk menjadi istrimu. Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil istri-istrimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan istri-istrimu di siang hari.”

Setelah Daud berbuat dosa, Allah tidak mencela dan menghukum dia seorang, Allah berkata, “Pedang tidak akan menyingkir dari keluargamu.” Betapa jelasnya ini. Yang berbuat dosa hanya seorang, tetapi sekeluarganya menderita hukuman Allah. Dalam Pandangan Allah, Ia tidak membagi-bagi manusia menjadi banyak orang, tetapi menjadi banyak keluarga. Karena itu kita harus datang ke hadapan Allah sekeluarga demi sekeluarga.

4. Yerobeam dan Keluarganya

Satu Raja-raja 13:34 — “Dan tindakan itu menjadi dosa bagi keluarga Yerobeam, sehingga mereka dilenyapkan dan dipunahkan dari muka bumi.” Karena Yerobeam membuat berhala, Allah menghukum keluarganya, sehingga keluarganya lenyap dan punah dari muka bumi.

Pasal 14:14 — “Dan TUHAN akan membangkitkan bagi-Nya seorang raja atas Israel yang akan melenyapkan keluarga Yerobeam — seperti kenyataan sekarang ini.” Yerobeam menyembah berhala, maka Allah akan melenyapkan keluarganya. Apa sebabnya, saya tidak tahu, saya hanya dapat mengatakan bahwa keluarga di hadapan Allah merupakan satu kesatuan. Hal itu sangat jelas. Kecuali kita menutupi fakta tersebut, tak mungkinlah kita menyangkalnya.

5. Baesa dan Keluarganya

Satu Raja-raja 16:3 — “Maka sesungguhnya Aku akan menyapu bersih Baesa dan keluarganya, kemudian Aku akan membuat keluargamu seperti keluarga Yerobeam bin Nebat.” Karena Baesa seorang telah berbuat dosa, Allah berkata akan menyapu bersih Baesa dan keluarganya, seperti keluarga Yerobeam. Satuan perlakuan Allah adalah keluarga demi keluarga.

6. Ahab dan Keluarganya

Saya kira keluarga Ahab dalam kitab Raja-raja adalah keluarga yang terkenal. Satu Raja-raja 21:22 — “Dan Aku akan memperlakukan keluargamu sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia. Oleh karena engkau menimbulkan sakit hati-Ku, dan oleh karena engkau mengakibatkan orang Israel berbuat dosa.”

Mengapa Allah menghukum keluarga Ahab? Karena Ahab berbuat dosa. Dalam Perjanjian Lama, Ahab adalah seorang raja yang jahat. Allah menghukum keluarganya seperti keluarga Yerobeam dan Baesa. Seisi keluarganya terenyah. Satuan hukuman Allah adalah keluarga, hal ini cukup jelas dan gamblang.

7. Datan dan Abiram Sekeluarga

Satu lagi, juga sangat jelas, yaitu kitab Ulangan 11:6 “Pula apa yang dilakukan-Nya terhadap Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, anak Ruben, yakni ketika tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya, kemah-kemah dan segala yang mengikuti mereka, di tengah-tengah seluruh orang Israel.” Datan dan Biram telah berbuat dosa, Allah menyuruh tanah mengangakan mulutnya, dan bukan hanya menelan Datan dan Abiram, tetapi juga seisi keluarganya.

Jadi, dalam Alkitab, baik perkara positif maupun negatif, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, jelas memperlihatkan kepada kita bahwa satuan perlakuan Allah kepada manusia ialah keluarga. Saudara-saudara, jika demikian berhati-hatilah ketika kita hidup di hadapan Allah, sebab perbuatan Anda seorang akan mempengaruhi segenap keluarga Anda.

IV. KEPALA KELUARGA HARUS
BANGKIT MENGUMUMKAN

Sekarang saya akan khusus berkata kepada para kepala keluarga. Dalam Alkitab hampir semua orang yang bertanggung jawab adalah kepala keluarga. Maka, sebagai kepala keluarga, kita harus khusus bertanggung jawab di hadapan Allah dalam hal membawa keluarga kita sendiri kepada Tuhan serta melayani Tuhan. Kalian harus berdiri di atas kedudukan sebagai kepala keluarga, dan mengumumkan bahwa keluarga Anda harus percaya kepada Tuhan, seorang pun tidak ada yang terkecuali. Kepala keluarga harus dapat memastikan bagi keluarganya sendiri. Sekalipun ada anak-anak yang tidak percaya, Anda tetap harus mengumumkan bahwa keluarga Anda ingin percaya kepada Tuhan. Sebab keluarga ini adalah keluarga Anda, bukan keluarga mereka, maka Andalah yang bertanggung jawab, bukan mereka.

Anda boleh menghafalkan Yosua 24:15 dan berkata di hadapan Allah bersama keluarga Anda, “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!” Sejak sekarang dan seterusnya semua orang harus mengakui bahwa keluarga ini adalah keluarga yang percaya kepada Tuhan. Anda harus berbicara di atas kepastian ini dengan iman, dan harus membiarkan anak-anak dan istri Anda berdiri di atas kedudukan ini pula. Bagaimanapun juga Anda harus berpegang pada prinsip ini! Aku sebagai kepala keluarga, maka keluargaku ini harus percaya kepada Allah, tidak boleh percaya kepada Iblis. Aku menetapkan bahwa keluargaku ini harus menyembah kepada Allah. Anda dapat mengumumkan dengan iman, dan Anda dapat memimpin dengan wewenang Anda. Jika demikian, dengan sendirinyalah Anda dapat membawa anak-anak Anda kepada Tuhan.

Saya merasa pengumuman Yosua 24:15 seharusnya dilakukan oleh setiap kepala keluarga. Anda harus membawa anak-anak dan orang-orang dalam keluarga Anda, dan memberi tahu mereka, “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!” Anda berada di dalam keluarga ini, keluarga ini haruslah beribadah kepada Allah; sebab keluarga ini milik Anda, maka Andalah yang menetapkan masalah beribadah kepada Tuhan. Ketika Anda berdiri di atas kedudukan demikian, Anda akan nampak orang-orang yang Anda bawahi itu semuanya akan datang, tidak seorang pun yang dapat melarikan diri. Ini sungguh suatu perkara yang ajaib.

V. KEADAAN YANG SAYA
SAKSIKAN DI INGGRIS

Hal ini sudah lama saya temukan di dalam Alkitab, namun pengalaman. saya belumlah cukup. Syukur kepada Allah, ketika saya berada di Inggris, saya diberi kesempatan untuk bertemu dengan segolongan saudara yang percaya terhadap kebenaran keselamatan seisi keluarga tersebut. Saya melihat di antara mereka selalu ada puluhan keluarga yang semuanya Kristen. Di sana sini saya nampak puluhan keluarga, hal ini sangat mengesankan. Allah menggenapkan janji-Nya sesuai dengan iman manusia. Di tengah-tengah mereka boleh dikatakan hampir semua keluarga beroleh selamat. “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” Di antara mereka jarang yang terkecuali, mereka semua datang dengan sekeluarga: Ayah, ibu, suami, istri dan anak-anak semuanya datang. Ketika saya berdialog dengan mereka satu per satu, saya menjadi sangat kagum.

Saya pernah ke satu tempat untuk mengunjungi Saudara George Cutting — Pengarang buku terkenal: “Selamat, Tahu, dan Sukacita.” Saat itu, buku tersebut adalah nomor dua terlaris setelah Alkitab. Ketika saya menjenguk Saudara Cutting ini, ia sudah berusia lebih dari 80 tahun, sudah beruban, dan selalu berbaring di ranjang, juga sudah agak pikun. Ia berkata kepada saya, “Saudara Nee, Anda tahu, kita tidak dapat hidup tanpa Dia, Dia pun tidak dapat hidup tanpa kita.” Persekutuannya begitu intim dengan Tuhan. Syukur pada Tuhan, Cutting dengan sekeluarganya berjumlah lebih dari 80 orang, seorang pun tidak ada yang tidak selamat. Anak, menantu, cucu, dan buyutnya, besar kecil, lelaki perempuan, semua telah beroleh selamat. Cutting sendiri justru seorang yang percaya akan janji: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”, maka seisi keluarganya pun beroleh selamat.

Cutting sangat menekankan hal ini. Ia sangat memperhatikan keselamatan sekeluarga demi sekeluarga, bukan satu atau dua orang. Keluarga Cutting paling sedikit ada 80 orang lebih, semuanya telah percaya Tuhan. Syukur pada Allah, bahwa perkataan dan janji “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” sungguh benar dan harus dipercaya.

VI. HARUS MEMBAWA SEKELUARGA
KE HADAPAN TUHAN

Saya harap saudara saudari yang baru percaya mau memperhatikan perkara ini. Setelah Anda beroleh selamat, hendaklah Anda menghimpun keluarga Anda dan mengumumkan, “Sejak hari ini keluargaku adalah milik Tuhan.” Baik mereka sudah benar-benar milik Tuhan maupun belum, baik mereka menyetujui maupun menentang, Anda harus mengumumkan demikian. Sebab Anda adalah kepala keluarga, Anda wajib berbuat demikian. Dan Anda harus memegang tali pengekang ini. “Keluargaku haruslah beribadah kepada Tuhan.” Saya memberi tahu kalian, ketika dengan iman Anda berdiri tegap sedemikian, niscayalah hal itu akan berhasil.

Jika orang yang diselamatkan itu sekeluarga demi sekeluarga, bukan seorang demi seorang, entah berapa besar perbedaannya. Saudara saudari, jangan sekali-kali kalian mengabaikan anak-anak kalian. Agama Protestan mempunyai satu kegagalan yang besar, yaitu mereka mengabaikan generasi penerus mereka, dan membiarkan mereka bebas memilih kepercayaan masing-masing. Katolik tidak perlu memberitakan Injil, tetapi anak-anak yang mereka lahirkan sudah lebih banyak daripada kita. Anda tak pernah melihat Katolik memberitakan Injil di jalan-jalan seperti yang dilakukan Bala Keselamatan, mereka hanya dengan melahirkan anak segenerasi demi segenerasi, akhirnya dua menjadi empat dan empat menjadi delapan. Setiap anak yang dilahirkan menjadi penganut Katolik, menjadi anggota gereja. Mereka tidak begitu memperhatikan penambahan dan luar. Setiap anak yang dilahirkan, tidak peduli beriman benar atau palsu, semua tercakup ke dalam lingkungan mereka. Tidak heran kalau hari ini penganut Katolik lebih banyak tiga kali lipat daripada penganut Protestan. Karena itu, kita jangan sekali-kali lengah dan mengabaikan anak-anak dalam keluarga kita sendiri sehingga mereka terlepas.

Saya katakan sekali lagi, orang yang baru percaya sejak awal harus membuat pengumuman demikian, “Seisi keluargaku milik Tuhan! Bukan aku sendiri yang menjadi milik Tuhan, melainkan seisi keluargaku.” Anda harus memegang tali pengekang ini. Hal ini kelak pasti tergenap pada diri Anda. Anda wajib senantiasa mengumumkan, “Aku dan seisi keluargaku pasti beribadah kepada Tuhan.” Anda hidup dalam satu keluarga, Anda harus beribadah kepada Tuhan, dan harus memimpin orang-orang di dalam keluarga Anda ke hadapan Tuhan, seorang pun tidak terluput.

Keselamatan keluarga adalah satu prinsip yang paling besar. Anda seorang beroleh selamat, keluarga Anda pun beroleh selamat. Dalam hal ini Anda sendiri harus berdiri teguh di hadapan Allah, kemudian Anda akan nampak keluarga Anda berubah di hadapan Allah. Marilah kita perhatikan masalah ini, karena hal inilah yang paling diberkati Tuhan. Dengan berbuat demikian, semoga lebih banyak orang yang akan kita bawa ke hadapan Tuhan.

W.N.


50 Judul Buku Pembinaan Dasar

  1. Bangun Pagi-pagi
  2. Baptisan
  3. Berbagai Jenis Sidang
  4. Berdoa
  5. Bersaksi
  6. Bersidang
  7. Cara Mengatur Keuangan
  8. Hajaran Allah
  9. Hari Tuhan
  10. Hayat Kita
  11. Jabatan Imam
  12. Jalan Gereja
  13. Jika Seseorang Berbuat Dosa
  14. Kelepasan
  15. Kesatuan
  16. Keselamatan Seisi Keluarga
  17. Konsekrasi (Persembahan)
  18. Masalah Penudungan Kepala
  19. Masuk Gereja
  20. Melawan Iblis
  21. Membaca Alkitab
  22. Memilih Jodoh
  23. Memimpin Orang Kepada Tuhan
  24. Mencari Kehendak Allah
  25. Mengasihi Saudara
  1. Menyanyi
  2. Minta Maaf dan Ganti Rugi
  3. Mulut Mengaku
  4. Orang Tua
  5. Pakaian dan Makanan
  6. Pemecahan Roti
  7. Pengampunan dan Pemulihan
  8. Pengampunan Siasat
  9. Pengawasan Roh Kudus
  10. Penumpangan Tangan
  11. Penyakit
  12. Penyelesaian Perkara Lampau
  13. Pernikahan
  14. Pertapaan
  15. Pisahkan Diri dengan Dunia
  16. Profesi Kaum Imani
  17. Puji-pujian
  18. Reaksi Kaum Imani
  19. Rekreasi
  20. Suami Istri
  21. Teman
  22. Terhapusnya Segala Perbedaan
  23. Tubuh Kristus
  24. Tutur Kata
  25. Wewenang Gereja

Published by

filadelfia

orang yang tidak sempurna dikasihi oleh Dia yang sempurna