24 || MENCARI KEHENDAK ALLAH

MENCARI KEHENDAK ALLAH

Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia
Kotak Pos 1114
Surabaya-60011

“Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Dia. Karena itu, kamu tidak perlu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu dan pengajaran-Nya itu benar, bukan dusta dan sebagaimana ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.”

1 Yohanes 2:27

Pembacaan Alkitab :

Yoh. 7:17: “Siapa saja yang mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini
berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.”

Mat. 10:29-31: “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seharga satu receh terkecil?
Namun, seekor pun tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.
Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu, janganlah kamu takut,
karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.”

Rm. 8:14: “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.

“Mzm. 119:105: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

Mat. 18:15-20: “Apabila saudaramu berbuat dosa, dusta – tegurlah dia di bawah empat mata.
Jika ia mendengarkan  nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga pula Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari antara kamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka
 

1 Yoh. 2:27: “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Dia. Karena itu, kamu tidak perlu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu – dan pengajaran-Nya itu benar,bukan dusta- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia”

I.    KEHARUSAN MELAKUKAN
KEHENDAK ALLAH

Sebelum kita diselmatkan, segala tingkah laku kita menuruti kemuan hati kita sendiri. Ketika itu, kita mengabdi kepada diri sendiri dan menyenangkan diri sendiri. Segala sesuatu kita lakukan asal sesuai dengan kegemaran dan kesenangan sendiri. Akan tetapi, sekarang kita telah percaya Tuhan, telah menerima Kristus sebagai juruselamat, kita pun mengakui-Nya sebagai Tuhan yang kita layani. Kita mengakui bahwa kita adalah umat tebusan-Nya, milik-Nya, dan hamba-Nya. Jadi setelah kita beroleh selamat, terjadilah suatu perubahan yang mendasar, yaitu semua tingkah laku dan cara hidup kita tidak lagi menuruti kesenangan diri sendiri, melainkan harus menuruti kehendak Allah. Itu berarti setelah kita percaya Tuhan, inti kehidupan kita telah berubah; intinya bukan bagi diri kita, melainkan Tuhan. Maka, setelah kita diselamatkan, perkataan kita yang pertama ialah. “Tuhan apakah, yang harus kuperbuat ?” Perkataan ini pernah diucapkan Paulus (Kis 22:10), dan kita juga perlu mengucapkannya. Sewaktu kita menjumpai suatu urusan, kita harus berkata kepada Tuhan, “Tuhan, jangan menurut kemauanku, melainkan menurut kemauan-Mu saja.” Perkataan ini harus selalu kita ucapkan kepada Tuhan ketika kita hendak menentukan masa depan kita atau memilih jalan yang harus kita tempuh.

 Hayat yang kita peroleh di dalam batin kita mempunyai satu tuntutan yang mendasar, yaitu menghendaki kita bertindak menurut kehendak Allah. Semakin kita melakukan kehendak Allah, batin kita akan semakin bersukacita. Semakin kita tidak bertindak menurut kehendak diri sendiri, semakin lurus pula jalan kita dihadapan Allah. Bila kita bertindak menurut keinginan sendiri lagi seperti dahulu, hati kita bukan hanya tidak merasa senang, sebaliknya akan merasa susah. Jadi, bagi orang yang telah beroleh selamat, bila ia semakin bertindak menurut kemauan diri sendiri, ia akan semakin resah, tanpa sukacita; namun bila ia semakin bertindak menurut hayat baru, yaitu menurut kehendak Allah, ia akan semakin merasa damai sejahtera dan bersukacita. Itulah satu perubahan besar dan ajaib. Jangan sekali-kali mengira bahwa Anda dapat bersukacita kalau Anda bertindak menurut keinginan diri sendiri. Itu mustahil. Bila Anda setelah percaya Tuhan tidak lagi bertindak menurut kemauan sendiri, melainkan belajar mematuhi kehendak Allah, niscaya Anda akan berjalan di jalan damai sejahtera dan sukacita. Sukacita orang Kristen tergantung pada melakukan kehendak Allah tidak tergantung pada menuruti kemauan sendiri

Setelah kita menjadi orang Kristen, kita harus belajar menerima kehendak Allah, membiarkan kehendak Allah mengatur segalanya. Jika seseorang dapat melunakkan diri dan tunduk di bawah kehendak Allah, niscaya ia tidak akan banyak menempuh jalan yang sia‑sia. Banyak orang yang mengalami kegagalan, banyak pula orang yang hayat rohaninya tidak bertumbuh justru karena mereka selalu bertindak menurut kemauan diri sendiri. Akibat dari orang bertindak menurut kemauan sendiri ialah kesusahan, kepahitan, dan kemiskinan; dan pada akhirnya ia pun tetap harus menurut kehendak Allah. Allah pasti dapat memakai urusan berlalu jika Anda bukan seorang yang terpilih; tetapi tidak mau harus menempuh jalan patuh. Sebab itu, segala ketidaktaatan hanya akan membuat Anda lebih banyak menempuh jalan yang sia-sia, tetapi pada akhirnya Anda pun tetap harus patuh.

II.  CARA MENGETAHUI
KEHENDAK ALLAH

Sekarang, yang menjadi masalah ialah bagaimana kita dapat mengetahui kehendak Allah? Sering kali kita mengira kita adalah manusia yang hidup di bumi, bagaimana mungkin dapat mengetahui kehendak Allah? Namun di sini kita boleh terhibur, sebab kita bukan hanya harus melakukan kehendak A1Iah, Allah juga menghendaki kita melakukan kehendak-Nya. Jadi, bukan hanya kita harus menuntut untuk mengetahui kehendak-Nya, Ia juga menuntut agar kita mengetahui kehendak-Nya. Jika Allah yang menuntut kita untuk melakukan kehendak-Nya, dengan sendirinya Ia harus memungkinkan kita mengetahui kehendak-Nya. Karena itu, masalah mewahyukan kehendak-Nya kepada kita adalah urusan Allah sendiri. Tidak seorang pun di antara anak-anak Allah yang perlu merasa khawatir sehingga berkata, “Aku tak mungkin mengetahui kehendak Allah, mana mungkin aku melakukannya?” Kekhawatiran semacam ini tidak perlu ada, sebab Allah pasti bisa memakai cara yang tepat untuk menyatakan kehendak-Nya kepada kita (Ibr. 13:21); hal itu adalah tanggung jawab-Nya sendiri. Asalkan kita bersikap dan bermotivasi patuh, pasti kita dapat mengenal kehendak Allah. Saudara saudari, kalian harus belajar percaya bahwa Allah pasti menyatakan kehendak-Nya kepada kita.

Dengan cara apakah kita dapat mengetahui kehendak Allah? Bila seorang Kristen ingin mengetahui kehendak Allah, ia harus memperhatikan tiga hal. Jika ketiga hal tersebut bisa dicocokkan, maka pengetahuan kita atas kehendak Allah cukup dapat diandalkan. Ketiga hal tersebut ialah:

  1. Pengaturan keadaan sekitar,
  2. Perasaan dalam batin atau pimpinan Roh Kudus
  3. Pengajaran Alkitab.

Urutan 1, 2, 3 ini bukan menurut nilai kepentingannya, juga bukan menurut langkah atau tahapnya, itu hanya sekadar menunjukkan adanya ketiga perkara tersebut. Ketika ketiga perkara tersebut memberikan kesaksian yang sama, atau dapat sejalan di atas satu garis, itu dapat dipastikan sebagai kehendak Allah. Tetapi jika di antaranya ada satu perkara yang tidak serasi dengan lainnya, itu perlu ditunggu. Kita baru boleh melakukannya apabila ketiga perkara tersebut sudah serasi.

A. Pengaturan Keadaan Sekitar

Lukas 12:6 mengatakan, “Bukankah lima ekor burung pipit dijual seharga dua receh terkecil?” Matius 10:29 mengatakan, “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seharga satu receh terkecil?” Kalau membeli dua ekor satu receh terkecil, dua receh terkecil seharusnya hanya bisa membeli empat ekor. Tetapi Tuhan berkata bahwa dua receh terkecil dapat membeli lima ekor. Satu receh terkecil dapat dua ekor, dua receh terkecil dapat empat ekor, dan ditambah seekor, jadi lima ekor. Itu membuktikan bahwa burung pipit sangat murah sekali. Namun, seekor burung pipit pun tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Allah kita. Walaupun burung pipit yang kelima itu merupakan tambahan yang gratis, tetapi di hadapan Allah tidak satu pun yang dilupakan. Karena itu jika bukan kehendak Allah, satu pun tidak akan jatuh ke bumi. Ini dengan jelas memperlihatkan kepada kita bahwa setiap peristiwa yang terjadi pasti telah melalui persetujuan Allah. Bila Bapa yang di surga tidak mengizinkan, seekor burung pipit pun tidak mungkin jatuh ke bumi.

Berapa banyak rambut kepala seseorang itu sulit dihitung, tetapi Tuhan berkata, “Rambut kepalamu pun terhitung semuanya” (Mat. 10:30). Kata “terhitung” dalam bahasa aslinya boleh diterjemahkan “diberi tanda”. Tidak seorang pun mengetahui berapa banyak rambut kepalanya, dan siapa pun tidak dapat menghitungnya. Akan tetapi Allah telah menghitungnya, bahkan memberi tanda padanya. Alangkah cermat dan telitinya Allah kita!

Benda yang semurah seekor burung pipit saja Allah mau perhatikan, apalagi kita, anak-anak-Nya! Jika Allah mau memperhatikan perkara yang sekecil rambut, lebih-lebih perkara-perkara yang lain! Karena itu, begitu kita percaya Tuhan, kita wajib belajar mengetahui kehendak Allah melalui keadaan sekitar. Tidak ada satu pun perkara yang kita jumpai secara kebetulan, dan tidak ada satu pun peristiwa yang di luar takaran Tuhan. Usaha Anda, keadaan sekitar Anda, suami atau istri Anda, orang tua atau anak-anak Anda, famili atau teman Anda, segala-galanya sudah diatur oleh Allah. Peristiwa-peristiwa yang Anda jumpai dari hari ke hari semuanya di bawah pengaturan Allah. Sebab itu, kita wajib belajar mengenal kehendak Allah melalui keadaan sekitar kita. Mungkin orang yang baru percaya Tuhan belum belajar menerima pimpinan Roh Kudus, dan tidak begitu mengetahui ajaran Alkitab, tetapi setidaknya ia dapat nampak pengaturan tangan Allah di dalam keadaan sekitar. Hal ini merupakan pelajaran pertama bagi kaum beriman.

Mazmur 32:9 mengatakan, “Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau. ” Sering kali kita seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, baru kita tidak bertindak keliru. Pernahkah Anda melihat seorang gembala itik? Ia selalu memegang sebatang buluh panjang, jika itik-itik itu ingin menuju ke sebelah kanan atau kiri, ia lalu mengusir dengan batang buluh itu, sehingga itik-itik itu tidak dapat tidak harus berjalan pada jalan yang semestinya. Demikian pula, Anda boleh menyerahkan diri Anda kepada Tuhan dan berkata, “O Tuhan, di hadapan-Mu aku mirip seekor kuda yang tak berakal, tetapi aku tak mau keliru, aku mau mengetahui kehendak-Mu. Mohon Kaukendalikan aku dengan tali les dan kekang. Jika Engkau melepaskan aku, aku pasti akan salah jalan. Mohon Tuhan mengurung aku dalam kehendak-Mu. Bila aku ingin meninggalkannya, semoga Kau menindak aku. Aku tak tahu lainnya, tetapi aku hanya tahu sakit. Bila aku tak sudi melakukan kehendak-Mu, mohon Kau lekas datang menindak aku!”

Saudara saudari, jangan sekali-kali meremehkan pengaturan keadaan sekitar. Sering kali walaupun kita seolah-olah telah menjadi kuda yang tidak berakal, yang kurang indah, tetapi kita sudah terkendalikan. Itu berarti Allah masih mau membelaskasihani kita. Allah ingin memakai keadaan sekitar untuk mencegah kita, sehingga kita terpaksa, tidak dapat tidak mengikuti Dia.

B. Pimpinan Roh Kudus

Memang tangan Allah dinyatakan melalui keadaan sekitar, namun Allah tidak menyukai kita menjadi kuda atau bagal yang tidak berakal, Allah tetap ingin memberi pimpinan-Nya di dalam batin kita. Roma 8:14 menerangkan, “Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.” Kita adalah anak-anak Allah yang memiliki hayat Allah, maka Allah tidak saja memimpin melalui keadaan sekitar, Ia pun berbicara kepada kita melalui Roh-Nya di dalam batin kita, untuk memimpin kita. Kita adalah orang-orang yang dihuni oleh Roh Kudus, maka kehendak Allah dapat kita ketahui dari lubuk batin kita yang terdalam.

Dalam kitab Yehezkiel tercantum kalimat yang berbunyi, Aku akan memberikan roh yang baru di dalam batin mereka ..” (Yeh. 11:19), dan “Kamu akan Kuberikan … roh yang baru di dalam batinmu . . . Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu …” (Yeh. 36:26-27). Kita harus membedakan antara “roh baru” dan “Roh-Ku”. “Roh-Ku ialah Roh Allah, “roh baru” ialah roh yang kita peroleh ketika kita dilahirkan kembali. Roh baru ini mirip sebuah bait atau rumah, yang dapat didiami oleh Roh Allah. Jika di dalam batin kita tiada roh baru ini, Roh Allah mustahil diberikan kepada kita, sebab Roh Kudus tidak mempunyai tempat tinggal di dalam batin kita. Dari abad ke abad Allah rela mengaruniakan Roh-Nya kepada kita. Namun roh manusia itu najis, ciptaan usang, penuh dengan dosa, bahkan telah mati, karena itu sekalipun Roh Allah ingin tinggal di dalam batin manusia, tidaklah mungkin. Manusia harus terlebih dahulu beroleh kelahiran ulang, yakni beroleh roh baru, kemudian baru ia berkedudukan menerima Roh Allah, dan baru Roh Allah dapat diam di dalam batin manusia.

Saudara saudari yang baru percaya, begitu Anda memiliki satu roh yang baru, Roh Allah pun tinggal di dalam batin Anda. Maka dengan sendirinya, Roh Allah dapat memberi tahu Anda apa kehendak Allah, dan dengan sendirinya dalam batin Anda ada perasaan. Anda bukan hanya nampak pengaturan Allah dalam keadaan sekitar, Anda juga dapat mengetahui dengan jelas dari dalam batin Anda. Karena itu, Anda tidak saja wajib belajar percaya akan pengaturan Allah dalam keadaan sekitar, Anda pun wajib belajar percaya pimpinan Roh Kudus di dalam batin Anda. Pada saat-saat yang tepat atau pada saat-saat diperlukan, Roh Allah pasti akan memberikan terang dan perasaan dalam batin Anda, sehingga Anda dapat mengerti urusan mana berasal dari Allah, dan urusan mana bukan berasal dari Allah.

Ada seorang saudara, sebelum percaya Tuhan ia sangat gemar minum arak. Ia selalu minum banyak arak pada setiap musim dingin, dan araknya adalah arak buatan sendiri. Suatu hari, ia beserta istrinya beroleh selamat. Saudara itu tidak banyak mengenal tulisan, maka ia tidak begitu bisa membaca Alkitab. Pada suatu hari, seperti kebiasaan tahun-tahun yang lalu, istrinya telah menyiapkan sedikit lauk-pauk dan juga araknya. Setelah bersyukur dan hendak memulai makan, ia bertanya kepada istrinya, “Bolehkah orang Kristen minum arak?” “Aku tidak tahu,” jawab istrinya. Ia berkata, “Sayang, di sini tidak ada orang yang boleh ditanyai.” Istrinya berkata, “Arak dan lauk sudah tersedia, kali ini minum saja, lain kali boleh kautanyakan. Lalu, ia mengulangi syukurnya, tetapi setelah itu tetap merasa tak enak. Ia berpikir, sekarang sudah menjadi orang Kristen, maka sebaiknya mengetahui bolehkah seorang Kristen minum arak. Ia kemudian menyuruh istrinya mengambilkan Alkitab, tetapi ia tidak tahu harus membaca dari halaman mana, sehingga masalahnya tidak mendapat penyelesaian. Setelah lewat beberapa waktu, seseorang bertemu dengannya dan menyinggung hal tersebut, serta bertanya kepadanya apakah hari itu ia jadi minum arak itu, jawabannya baik sekali, “Tidak, hari itu aku tidak jadi minum arak, sebab majikan dalam batinku tidak menyetujuinya, maka akhirnya arak itu tidak jadi kuminum.

Jika seseorang benar-benar bertekad melakukan kehendak Allah, niscaya ia dapat mengetahuinya. Hanya orang yang batinnya ceroboh yang tidak dapat mengerti kehendak Allah. Jika seorang benar-benar bertekad melakukan kehendak Allah, majikan dalam batinnya itu pasti akan memberitahukan padanya. “Majikan dalam batin” yang dikatakan saudara tadi tidak lain ialah Roh Kudus. Begitu seseorang percaya Tuhan Yesus, di dalam batinnya pasti ada Roh Kudus yang tinggal, memimpin dan menjadi “majikan”-nya. Allah bukan hanya memberi tahu kehendak-Nya melalui pengaturan keadaan sekitar, Ia juga memberi tahu kehendak-Nya kepada kita melalui “majikan dalam batin” itu.

Pimpinan Roh Kudus dapat dibagi dalam dua kategori: kategori pertama ialah mendesak dari dalam, ini seperti yang tercantum dalam Kisah Para Rasul 8:29 — “Lalu kata Roh kepada Filipus: Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” dan 10:19-20, kata Roh kepada Petrus — “Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama­sama dengan mereka, jangan bimbang.” Kategori kedua ialah mencegah atau merintangi dari dalam, ini seperti yang tercantum dalam Kisah Para Rasul 16:6-7 —”Roh Kudus mencegah dan “Roh Yesus tidak mengizinkan.” Kisah “Majikan dalam batin tidak mengizinkan” yang kami tuturkan tadi tergolong dalam kategori kedua, yaitu mencegah dari dalam.

Saudara saudari yang baru percaya Tuhan wajib mengetahui kehendak Allah, dan wajib mengerti sedikit tentang perasaan di dalam batin ini. Roh Allah berdiam di bagian terdalam dari batin manusia, maka perasaan Roh Kudus bukan yang dangkal dan bukan yang berada di luar, melainkan berasal dari tempat yang terdalam. Ia agak mirip suara, tetapi bukan suara; agak mirip, perasaan, tetapi bukan perasaan. Roh Allah di dalam batin menunjukkan kepada Anda, manakah yang menjadi kehendak-Nya, manakah yang bukan kehendak-Nya. Jika Anda seorang yang mempunyai hayat, asalkan Anda bertindak menurut hayat ini, Anda akan merasa benar. Sebaliknya, jika Anda melanggarnya atau sedikit melawannya, Anda akan merasa tidak enak, dan kehilangan damai sejahtera. Maka, menaati hayat adalah kehidupan yang wajib dimiliki oleh setiap orang beriman. Janganlah Anda melakukan perkara-perkara yang membuat hati Anda tidak ada damai sejahtera. Apabila perasaan hati Anda tidak ada damai sejahtera, Anda harus mengetahui bahwa Roh Kudus tidak bersukacita, Ia berdukacita di dalam batin Anda. Bila Anda melakukan perkara-perkara yang bukan berasal dari Tuhan, batin Anda pasti tidak ada damai sejahtera; semakin Anda lakukan, semakin kehilangan damai sejahtera dan semakin kehilangan sukacita. Namun, jika itu berasal dari pimpinan Tuhan, dengan sendirinya Anda akan merasa damai sejahtera dan sukacita.

Namun demikian, janganlah Anda terlampau menganalisis perasaan dalam batin itu. Jika Anda terus menganalisis, yang ini betul dan yang itu salah, akibatnya Anda malah akan bingung dan resah sepanjang hari. Ada orang yang terus-menerus menganalisis, yang ini perasaan roh dan yang itu perasaan jiwa, itu adalah keadaan yang tidak sehat, itu suatu penyakit rohani. Orang yang selalu menganalisis perasaannya, sangat sukar dipimpin ke jalan yang normal. Maka, hendaklah kalian dapat menghindarkan diri dari kesukaran tersebut. Seorang yang terangnya kurang jelas, baru perlu menganalisis; jika terangnya cukup, ia sudah melihat dengan jelas, tak perlu membuang waktu untuk menganalisis lagi. Jika Anda benar-benar bertekad mematuhi Allah, pimpinan dalam batin Anda itu pasti cukup jelas.

C. Pengajaran Alkitab

Kehendak Allah bukan hanya dinyatakan dalam keadaan sekitar, juga bukan hanya diberitahukan kepada kita melalui Roh Kudus yang berhuni di dalam batin kita, tetapi juga diwahyukan kepada kita melalui Alkitab.

Kehendak Allah selama-lamanya tidak berubah. Orang-orang pada zaman lampau mengalami banyak perkara, di sana Allah selalu menyatakan kehendak-Nya, dan semua perkara itu tercatat dalam Alkitab. Banyak prinsip atau teladan mengenai kehendak Allah telah tercantum dalam Alkitab. Maka, bila seseorang ingin mengetahui kehendak Allah, ia harus membaca Alkitab dengan saksama. Alkitab bukan sejilid buku yang isinya serba sederhana, melainkan sangat kaya. Kehendak Allah telah diwahyukan satu per satu di dalam Alkitab. Asalkan Anda melihat bagaimana ketentuan dalam sabda Allah di masa lalu, Anda akan mengetahui bagaimana kehendak-Nya pada hari ini. Allah tidak mungkin sebentar begini, sebentar begitu. Didalam-Nya — Kristus, hanya ada “ya” (2 Kor. 1:9).Kehendak Allah yang ditujukan kepada kita pasti tidak akan bertentangan dengan ajaran-ajaran Alkitab. Tidak mungkin apa yang Allah anggap salah dalam Alkitab, Roh Kudus hari ini memimpin atau menyuruh Anda melakukannya

Firman Allah itu pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (Mzm. 119:105). Karena itu, bila kita maumengetahui kehendak Allah, mau mengetahui bagaimana Allah memimpin kita maju ke depan, kita harus banyak membaca Alkitab, juga membacanya dengan secermat-cermatnya.

Sabda Allah yang ditujukan kepada kita melalui   Alkitab terbagi dalam dua jenis: ajaran-ajaran Alkitab yang prinsipal, dan perkataan-perkataan Alkitab yang bersifat janji. Untuk memahami ajaran Alkitab yang prinsipal, harus bersandar pada penerangan Roh Kudus; sedangkan untuk .beroleh perkataan Alkitab yang bersifat janji, harus bersandar pada pimpinan Roh Kudus.

Sebagai contoh: Dalam perintah-perintah Tuhan yang tercantum dalam Matius 28:19-20, Roh Kudus memberi tahu kita bahwa orang Kristen wajib memberitakan Injil kepada orang lain, inilah ajaran Alkitab yang prinsipal. Namun, ketika Anda ingin memberitakan Injil di suatu tempat tertentu, apakah itu kehendak Allah atau bukan, masalah itu perlu pimpinan Roh Kudus. Anda harus banyak berdoa di hadapan Allah mohon Allah bersabda kepada Anda. Sampai pada suatu hari, Roh Kudus dengan satu kalimat dalam ayat-ayat alkitab memberikan sabda-Nya yang kuat, segar dan lincah ke dalam batin Anda; itu berarti Roh Kudus telah mengaruniakan perkataan yang bersifat janji. Dengan demikian, barulah anda mulai mengetahui apakah memberitakan Injil di tempat itu kehendak Allah atau bukan.

Ada orang kristen mencari kehendak Allah dengan cara seperti orang memasang lotre. Mereka menaruh Alkitab di hadapan muka, lalu berdoa,”Ya, Allah, mohon kaunyatakan kehendakmu dengan ayat-ayat yang kutunjuk dengan jari tanganku ini. “Sesudah berdoa, mata tetap dipejamkan, lalu membuka Alkitab dan jari tangannya menunjuk pada suatu tempat, kemudian membuka mata dan melihatnya, ayat yang ditunjuk itulah yang dianggap sebagai kehendak Allah. Ada orang Kristen yang masih hijau rohaninya mencari kehendak Allah dengan cara demikian. Karena hati mereka begitu tulus dan bersungguh-sungguh, kadang kala Allah terpaksa mau juga menyatakan kehendak-Nya kepada mereka dengan cara begitu; Allah memaklumi kebodohan mereka. Namun, cara tersebut mutlak bukan cara yang wajar. Cara itu bukan hanya tidak berhasil dipraktekkan oleh kebanyakan orang dan sering meleset, bahkan besar kemungkinannya menjadi keliru dan berbahaya.

Saudara saudari harus ingat bahwa kita adalah orang-orang yang telah memiliki hayat. Batin kita telah dihuni oleh Roh Kudus, maka hendaklah kita mohon Allah menunjukkan firman-Nya kepada kita melalui Roh Kudus. Kita juga perlu setiap hari membaca Alkitab dengan sebaik-baiknya, bahkan menghafalkan ayat-ayat Alkitab, agar Roh Kudus dapat memakainya untuk berfirman dan memberi pimpinan kepada kita pada waktu yang diperlukan.

Sekarang baiklah kita gabungkan ketiga perkara di atas. Urutan ketiga perkara tersebut tidak tentu. Adakalanya pengaturan keadaan sekitar datang dahulu, kemudian baru datang pimpinan Roh Kudus dan ajaran Alkitab; adakalanya pimpinan Roh Kudus dan ajaran Alkitab mendahului pengaturan keadaan sekitar. Pengaturan keadaan sekitar khusus bertalian dengan waktu Allah.

Saudara Muller, ketika mencari kehendak Allah, selalu mengajukan tiga pertanyaan: Pertama, apakah ini pekerjaan Allah? Kedua, apakah Allah menghendaki aku mengerjakannya? Dan ketiga, apakah sekarang ini waktu Allah? Pertanyaan pertama dan kedua boleh diselesaikan melalui ajaran Alkitab dan pimpinan Roh Kudus, sedangkan pertanyaan ketiga baru dapat diselesaikan melalui pengaturan keadaan sekitar.

Bila kita ingin tahu apakah perasaan dalam batin kita itu pimpinan Roh Kudus atau bukan, kita wajib mengajukan dua pertanyaan: (1) Apakah itu sesuai dengan ajaran Alkitab? (2) Apakah ada pengaturan keadaan sekitar? Jika tidak sesuai dengan ajaran Alkitab, sudah pasti bukan kehendak Allah; dan jika tanpa pengaturan keadaan sekitar, itu pun masih perlu ditunggu, boleh jadi perasaan kita yang keliru, atau boleh jadi waktunya yang belum tiba.

Dalam belajar mencari kehendak Allah, kita wajib mempelajari satu pelajaran, yakni takut keliru dan tidak subyektif. Kita boleh mohon Allah membendung setiap jalan yang bukan menjadi kehendak-Nya.

Mungkin ada seseorang ingin menawari Anda pekerjaan, atau Anda sendiri berniat mengerjakan sesuatu; mungkin pula ada seseorang ingin menganjuri Anda untuk mengubah haluan masa depan Anda, dan sebagainya. Dengan cara apakah Anda mengetahui mana kehendak Allah, dan mana bukan kehendak Allah? Anda harus terlebih dahulu memeriksa Alkitab agar mengetahui bagaimana ajaran Allah dalam firman-Nya mengenai masalah-masalah tersebut. Kemudian bertanyalah, bagaimana perasaan dalam batin Anda. Alkitab memberi ajaran begini, sesuaikah dalam perasaan batin Anda? Jika perasaan dalam batin Anda tidak sesuai dengan apa yang tercantum dalam Alkitab, itu membuktikan bahwa perasaan batin Anda tidak dapat diandalkan, dan Anda wajib menunggu dan mencari lagi. Jika perasaan batin Anda sesuai dengan Alkitab, Anda boleh menengadah dan berkata, “O Tuhan, kehendak-Mu senantiasa Kaunyatakan dalam keadaan sekitar, dan tak mungkin berlainan dengan perasaan batinku maupun dengan ajaran Alkitab. Tuhan, mohon Kau mengatur keadaan sekitar, agar keadaan sekitar pun segaris dengan perasaan batin dan ajaran Alkitab.” Kalau demikian, Anda nampak Allah akan benar-benar menyatakan kehendak-Nya dalam keadaan sekitar Anda. jika bukan kehendak-Nya, seekor burung pipit pun tidak mungkin jatuh ke bumi. Tetapi jika kehendak Allah, maka yang Allah perlihatkan kepada kita baik di luar, di dalam batin, maupun di dalam Alkitab, niscaya semuanya berada pada satu garis lurus. Asalkan batin Anda jelas, ajaran Alkitab jelas, dan keadaan sekitar jelas, Anda pasti jelas akan kehendak Allah itu.

III.  PERSEKUTUAN GEREJA
DAN LAIN-LAIN

Kehendak Allah selain dinyatakan dalam firman Allah, dalam roh manusia, keadaan sekitar, juga dinyatakan di dalam gereja. Apabila Anda mencari kehendak Allah atas suatu perkara tertentu, di satu pihak Anda wajib dengan jelas memperoleh pimpinan Roh Kudus dalam batin Anda, perkara itu sesuai dengan ajaran Alkitab, dan ada pengaturan keadaan sekitar; di pihak lain, untuk beroleh jaminan yang lebih banyak terhadap kehendak Allah itu, kalau ada kesempatan paling baik Anda mempersekutukannya dengan beberapa orang yang mengenal Allah dalam gereja, supaya Anda mengetahui apakah mereka berkata “Amin” terhadap apa yang Anda anggap sebagai kehendak Allah itu. Mereka tentu lebih mengenal Alkitab, mereka pun lebih berpengalaman dalam menanggulangi daging, mereka juga lebih banyak hidup di bawah kuasa Roh Kudus, sehingga kondisi rohani mereka memungkinkan Allah menyatakan kehendak-Nya melalui mulut mereka. Berdasarkan keadaan yang Anda nyatakan dalam gereja, mereka bisa memutuskan untuk dapat tidaknya mengatakan “Amin” atas apa yang Anda nampak. Bila mereka dapat mengatakan “Amin”, Anda terjamin berada dalam kehendak Allah, tetapi jika mereka tidak dapat mengaminkan, Anda harus menunggu dan menuntut lagi. Sebab bagaimanapun juga pribadi kita terbatas. Perasaan pribadi atau pengertian pribadi kita terhadap Alkitab, juga pengenalan pribadi kita terhadap pengaturan keadaan sekitar mungkin bisa keliru atau kurang tepat, tetapi gereja lebih dapat diandalkan. Jika anggota-anggota lain dalam gereja menganggap “pimpinan” yang Anda peroleh tidak dapat diandalkan, janganlah sekali-kali Anda membandel mempertahankan pandangan Anda, yakni ngotot menganggap “pimpinan” yang Anda peroleh dapat diandalkan. Ketika kita menjumpai keadaan semacam ini, kita harus belajar merendahkan diri.

Matius 18 mengetengahkan prinsip gereja ini: Jika ada seorang saudara berdosa terhadap seorang saudara lain, orang itu harus menegurnya di bawah empat mata. Jika ia tidak mendengarkan, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah kasus itu kepada gereja. Pada akhirnya ia tetap harus mendengarkan gereja. Kita semua harus belajar menerima perasaan gereja. Tuhan berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga” (Mat. 18:18). Gereja adalah tempat kediaman Allah, dan di dalamnya terdapat terang Allah. Maka, kita wajib percaya bahwa kehendak Allah dapat dinyatakan di dalam dan melalui gereja. Kita harus mempunyai sikap merendahkan diri, dan dapat menyaksikan bahwa pandangan kita mungkin keliru, karena itu perlu kita persekutukan kepada gereja, yakni perlu suplaian Tubuh.

Karena itu, tanggung jawab gereja di hadapan Allah sangatlah berat. Gereja harus belajar menjadi terang di hadapan Allah. Seandainya gereja bertindak ceroboh atau berbuat sesuatu menurut daging, kita sama sekali tidak perlu minta persetujuan atau amin gereja. Kalau gereja dapat memberikan persetujuan yang tepat dan berasal dari Allah, itu karena gereja telah menjadi jurubicara Roh Kudus. Gereja haruslah rohani, harus membiarkan Roh Kudus berkuasa di dalamnya, barulah ia dapat dan layak menjadi jurubicara Allah. Persetujuan yang kita bicarakan ini bukan berarti segenap saudara saudari dalam gereja mengadakan rapat dan bersama-sama mendiskusikan masalah Anda, lalu memutuskan setuju atau tidak, melainkan ada sekelompok orang yang mengenal Allah dalam gereja, yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk berbicara bagi Allah. Karena itu, para penatua yang berwajib dalam gereja serta mereka yang khusus menjadi pekerja Tuhan harus cukup berpengalaman terhadap perkara-perkara rohani, harus cukup berpengalaman dalam menanggulangi daging sendiri, bahkan harus senantiasa berjaga-jaga dan bersekutu dengan Tuhan, penuh penyertaan Allah serta hidup di bawah penguasaan Roh Kudus. Jika demikian baru ada pandangan dan keputusan yang tepat, sehingga dapat dilalui oleh Roh Kudus untuk memberikan persetujuan atau mengaminkan dengan setepat-tepatnya.

Mungkin ada orang yang mengutip Galatia 1:16-17 mengatakan, “Bukankah setelah Paulus memperoleh wahyu, ia tidak meminta pertimbangan kepada manusia dan tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelumnya? jika demikian, bukankah aku pun cukup dengan perasaan pribadiku, buat apa mempersekutukannya kepada gereja?” Memang, bagi orang seperti Paulus, yang sangat jelas akan wahyu yang diperolehnya, itu benar-benar dapat diandalkan. Akan tetapi, sekarang pertanyaannya ialah apakah Anda juga memperoleh wahyu seperti yang diperoleh Paulus? Lagi pula, Paulus sendiri pernah beberapa kali menerima bantuan dan suplaian Tuhan melalui saudara-saudara lain. Ia pernah melihat cahaya besar ketika dalam perjalanannya ke Damsyik, sehingga ia rebah ke tanah. Lalu kedengaran olehnya suatu suara yang berkata, “Bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan (melalui seorang) kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Dia pernah menerima penumpangan tangan dari Ananias yang tidak terkenal. Ia pun pernah menerima penumpangan dan pengutusan oleh teman-teman sekerja lainnya di gereja di Antiokhia (Kis. 9:3-6, 12; 13:1-3). Perkataannya dalam Galatia 1 tadi hanya untuk membuktikan betapa “Injil yang kuberitakan itu bukanlah Injil yang berasal dari manusia”, melainkan “aku menerimanya melalui penyataan Yesus Kristus° (ay. 11-12). Di sini sedikit pun tidak mengandung perasaan atau sikap membenarkan diri sendiri. Karena itu, kita wajib merendahkan diri. Jangan keras kepala dan jangan menganggap diri sendiri unggul. Terus terang, kita terlalu jauh bila dibandingkan dengan Paulus. Lagi pula, ketika kita mencari kehendak Allah, karena kita sendiri sebagai orang yang bersangkutan, kita mudah sekali menyisipkan hobi atau kecenderungan kita ke dalamnya, sehingga menjadi kabur dan tak mudah tertampak dengan jelas. Dalam situasi yang demikian, suplaian gereja akan memberi bantuan yang sangat besar bagi kita. Karena itu, bila perlu hendaklah kita mencari persetujuan gereja.

Akan tetapi, kita pun harus mencegah diri agar tidak terjerumus ke jalan ekstrim lainnya. Beberapa orang Kristen bertindak terlalu pasif, urusan apa saja dibawa ke dalam gereja dan selalu minta diselesaikan oleh orang lain. Itu sama sekali sudah menyimpang dari prinsip Perjanjian Baru. Kita tidak boleh memperlakukan segolongan orang rohani dalam gereja seperti nabi dalam zaman Perjanjian Lama, yakni segala urusan harus menurut nasihat atau petunjuk mereka. Satu Yohanes 2:27 menunjukkan, “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Dia. Karena itu, kamu tidak perlu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu …” Pengurapan itu tidak lain ialah Roh Kudus yang berhuni di dalam kita. Jangan sekali-kali kita mengganti ajaran pengurapan itu dengan persetujuan gereja. Persetujuan gereja bukanlah nabi. Itu hanya memberi kita kesempatan untuk mencocokkan pandangan kita dengan pandangan gereja, agar keyakinan kita akan kehendak Allah lebih mantap. Jadi, hal tersebut berfungsi sebagai suatu perlindungan bagi seseorang yang mencari kehendak Allah, namun itu bukan pengganti.

Ada satu hal lagi yang perlu kita ketahui, yakni cara-cara untuk mencari kehendak Allah yang kita sebut di atas adalah yang harus kita terapkan atas perkara-perkara yang agak besar dan penting, tetapi tidak perlu diterapkan atas urusan-urusan kecil dalam kehidupan sehari-hari. Untuk yang terakhir ini sedapatnya kita tentukan menurut pengetahuan umum manusia. Setiap urusan yang dapat kita tangani lewat pengetahuan umum, Allah pun menghendaki kita memutuskannya melalui pengetahuan umum. Jadi, mencari kehendak Allah dengan cara-cara yang kita sebut di atas hanya diperlukan untuk menanggulangi perkara-perkara yang besar.

Dalam mencari kehendak Allah, janganlah kita terjerumus ke dalam kondisi abnormal, yakni pikiran menjadi kosong atau tekad menjadi pasif. Ibrani 5:14 menerangkan, “yang memiliki indra yang terlatih untuk membedakan yang baik dari yang jahat.” Karena itu, kita wajib melatih pikiran dan tekad kita, yaitu menaruh tekad kita di pihak Allah dan bekerja sama dengan Allah. Memang, kita seharusnya meletakkan pendapat kita, tetapi kita tidak boleh membuang fungsi organ pikiran ataupun tekad kita, dan membiarkannya dalam kondisi kosong dan pasif. Banyak orang yang hanya bersandar pada otak, tanpa bersandar pada Allah. Itu salah besar. Banyak pula orang mengira cukup bersandar kepada Allah saja, lalu sama sekali tidak perlu memakai otak. Itu pun salah besar.

Ketika Lukas menulis Injil Lukas, ia berkata, “Setelah aku menyelidiki dengan saksama . . . aku mengambil keputusan” (Luk. 1:3). Paulus dalam Roma 12:2 memberi tahu kita, “Berubahlah oleh pembaruan budimu,” barulah kita dapat “membedakan manakah kehendak Allah. Jadi, ketika kita mencari kehendak Allah, pikiran dan tekad kita masih perlu digunakan; hanya saja pikiran dan tekad kita harus terlebih dulu “diubah oleh pembaruan” pekerjaan Roh Kudus, barulah benar.

Kita perlu juga menyinggung sedikit tentang penglihatan-penglihatan (visi) atau mimpi. Pada zaman Perjanjian Lama, Allah pernah menyatakan kehendak-Nya melalui berbagai macam visi dan mimpi. Pada zaman Perjanjian Baru juga ada visi dan mimpi, namun Allah tidak memakai hal tersebut sebagai pimpinan utama. Keistimewaan Perjanjian Baru terletak pada berhuninya Roh Allah di dalam kita, sehingga Allah dapat langsung bersabda di dalam kita. Maka, pimpinan yang utama dan lazim ialah pimpinan di dalam batin kita. Kecuali Allah ingin menunjukkan suatu perkara penting yang luar biasa, dan pimpinan itu tidak mudah kita terima dalam kondisi yang lazim, barulah Allah memberikan pimpinan melalui visi atau mimpi. Karenanya dalam Perjanjian Baru, visi atau mimpi itu bukan merupakan ketetapan pimpinan Allah yang lazim. Jadi supaya lebih aman, mantap, dan terjamin, sekalipun kita telah beroleh visi atau mimpi, kita tetap perlu mencari pembuktian atau persetujuan dalam batin dan keadaan sekitar.

Sebagai contoh, dalam Kisah Para Rasul 10 kita nampak Allah menghendaki Petrus memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi, sedangkan Petrus adalah orang Yahudi. Menurut kebiasaannya, ia tidak pernah bergaul dengan orang bukan Yahudi. Namun, Allah ingin mengubah prasangkanya dan untuk itu Allah lalu memberinya satu visi. Setelah Petrus nampak visi, ditambah dengan pengaturan keadaan sekitar, yakni adanya tiga orang utusan Kornelius yang datang mencarinya, dan ditambah lagi dengan adanya Roh Kudus yang bersabda kepadanya, barulah Petrus berkeyakinan penuh bahwa Allah menghendakinya memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi.

Tentu adakalanya karena waktu sudah mendesak, tidak dapat ditunggu lagi, asalkan visi dan mimpi sudah jelas, perasaan batin juga mantap dan lega, sudah dapat diputuskan sebagai kehendak Allah; tidak selalu harus menunggu adanya bukti di keadaan sekitar.

Satu contoh lagi: Ketika Paulus sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohnya diliputi oleh kuasa ilahi. Ia melihat Tuhan bersabda kepadanya, menghendakinya lekas-lekas  meninggal- kan Yerusalem, jangan menunda. Pada mulanya ia beralasan ingin menolak perintah Tuhan, akan tetapi Tuhan berkata, “Pergilah sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain” (Kis. 22:17-21). Ada lagi sekali, yaitu Paulus dalam pelayaran menjumpai angin badai, ketika itu putus segala harapannya untuk menyelamatkan diri, tetapi saat itu malaikat Allah berdiri di sisinya, dan menyuruhnya jangan takut (Kis. 27:23-24). Visi-visi tadi sangat jelas. Namun, visi seperti itu tidak sering kita jumpai dalam zaman Perjanjian Baru; Allah hanya memperlihatkannya kepada anak-anak-Nya pada saat-saat khusus atau mendesak. Tidak seperti dengan beberapa orang Kristen, mereka sering mendapat mimpi dan melihat visi, sehingga menjadi suatu hal yang rutin. Itu sebenarnya dikarenakan kelemahan saraf, mungkin pula karena terserang setan atau terpesona oleh penipuan roh jahat. Pada hakekatnya itu adalah gejala yang abnormal.

Cara pimpinan yang Allah berikan kepada kita mempunyai banyak aspek. Karena kondisi rohani dan kebutuhan masing-masing orang berbeda, cara pimpinan Allah pun berbeda-beda. Tetapi cara yang utama dan yang lazim dipakai ialah melalui pengaturan keadaan sekitar, melalui pimpinan dalam batin, dan melalui ajaran Alkitab. Kita ulangi sekali lagi, bila ketiga perkara tersebut dengan jelas bisa kita cocokkan di atas satu garis lurus, maka sudah cukup terjamin keyakinan kita terhadap kehendak Allah itu.

IV.  ORANG YANG MENGETAHUI
KEHENDAK ALLAH

Terakhir, meskipun segala cara sudah benar, namun belum tentu setiap orang dapat mengetahui kehendak Allah. Anda harus ingat bahwa caranya sudah benar, orangnya pun harus benar, barulah berguna. Sekalipun caranya sudah benar, tetapi orangnya tidak benar tetap tidak akan berguna sedikit pun. Yang paling tidak berguna ialah bila orang itu di hadapan Allah memberontak, tetapi ingin tahu cara-cara mengetahui kehendak Allah. Seorang yang mau mengetahui kehendak Allah haruslah menuntut dari dalam batin dan berkata kepada Tuhan, “Oh Tuhan, hamba ingin melakukan kehendak-Mu!”

Dalam kasus seorang budak yang memberi telinganya untuk ditindik pada pintu (U1. 15:17) diperlihatkan kepada kita bahwa jika kita ingin melayani Allah, telinga kita harus senantiasa mendengarkan firman Allah. Anda wajib datang ke hadapan Tuhan dan berkata, “Tuhan, hamba sudi memberikan telinga hamba ditindik pada pintu untuk menuruti firman-Mu. Hamba mau melayani dan melakukan kehendak-Mu dengan rela hati. Dari dalam hati hamba berkata, hamba mau mengabdi kepada-Mu, Dikaulah majikanku. Dengan keinginan yang tekun dan mendesak, hamba mau menjadi budak-Mu. Semoga hamba dapat mendengar firman-Mu serta mengetahui kehendak-Mu.” Anda perlu datang ke hadapan Tuhan dan mohon sendiri untuk dapat mendengarkan firman, laksana menindik telinga pada pintu, menunggu pengutusan Tuhan dan perintah-Nya.

Sering kali kita merasa sedih karena ada orang meskipun mencari cara untuk mengetahui kehendak Allah, namun hal itu hanya dianggap sebagai pengetahuan belaka, hati mereka sama sekali tidak berniat melakukan kehendak Allah. Mereka memiliki kehendak sendiri dan hanya menginginkan Allah menjadi penasihatnya, kehendak Allah hanya dijadikan bahan pertimbangan belaka. Saudara saudari, kehendak Allah hanya dinyatakan kepada orang-orang yang mau melakukannya! “Siapa saja yang mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu …” (Yoh. 7:17). Jadi, bila Anda ingin mengetahui kehendak Allah, Anda wajib bertekad melakukan kehendak-Nya. Jika dalam batin Anda mempunyai kebulatan tekad, yang bergairah dan bersungguh hati melakukan kehendak Allah, sekalipun Anda tidak mengerti cara apa pun, Allah pasti dapat memberitahukannya kepada Anda. Kitab 2 Tawarikh 16:9 mengatakan, “Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.” Ayat ini berarti mata Allah melihat ke sana ke mari untuk mendapatkan orang yang mengarahkan hatinya kepada-Nya, dan Ia akan menyatakan diri kepadanya. Bila Anda bersungguh hati terhadap Tuhan, Anda dapat berkata, “Tuhan, hamba mau; hamba sungguh mau.” Allah pasti memberi tahu kehendak-Nya kepada Anda; tidak mungkin Allah tidak memberi tahu Anda. Kita jangan mengira orang yang dapat mengetahui kehendak Allah adalah mereka yang sudah percaya Tuhan bertahun-tahun. Tidak! Kita berharap semoga setiap orang beriman sejak hari pertama beroleh selamat sudah mau mempersembahkan segala-galanya untuk mencari kehendak Allah.

Jangan sekali-kali kita menganggap perkara mencari kehendak Allah itu sepele. Kita wajib menyadari bahwa dalam pandangan Allah kita bagaikan ulat kecil. Maka, alangkah besar perkaranya kalau orang yang sekecil dan sehina kita ini bisa mengetahui kehendak Allah! Bukankah suatu perkara yang tak kepalang besarnya bila manusia yang sebejat kita ini bisa mengerti kehendak Allah! Semoga saudara saudari memahami dengan jelas bahwa mengetahui kehendak Allah adalah suatu perkara yang teramat mulia. Allah telah merendahkan diri-Nya untuk memberitahukan kehendak-Nya kepada kita. Karena itu, marilah kita belajar mencari kehendak Allah dan berlutut menyembah, memustikakan, serta melakukan kehendak Allah!

W.N.


50 Judul Buku Pembinaan Dasar

  1. Bangun Pagi-pagi
  2. Baptisan
  3. Berbagai Jenis Sidang
  4. Berdoa
  5. Bersaksi
  6. Bersidang
  7. Cara Mengatur Keuangan
  8. Hajaran Allah
  9. Hari Tuhan
  10. Hayat Kita
  11. Jabatan Imam
  12. Jalan Gereja
  13. Jika Seseorang Berbuat Dosa
  14. Kelepasan
  15. Kesatuan
  16. Keselamatan Seisi Keluarga
  17. Konsekrasi (Persembahan)
  18. Masalah Penudungan Kepala
  19. Masuk Gereja
  20. Melawan Iblis
  21. Membaca Alkitab
  22. Memilih Jodoh
  23. Memimpin Orang Kepada Tuhan
  24. Mencari Kehendak Allah
  25. Mengasihi Saudara
  1. Menyanyi
  2. Minta Maaf dan Ganti Rugi
  3. Mulut Mengaku
  4. Orang Tua
  5. Pakaian dan Makanan
  6. Pemecahan Roti
  7. Pengampunan dan Pemulihan
  8. Pengampunan Siasat
  9. Pengawasan Roh Kudus
  10. Penumpangan Tangan
  11. Penyakit
  12. Penyelesaian Perkara Lampau
  13. Pernikahan
  14. Pertapaan
  15. Pisahkan Diri dengan Dunia
  16. Profesi Kaum Imani
  17. Puji-pujian
  18. Reaksi Kaum Imani
  19. Rekreasi
  20. Suami Istri
  21. Teman
  22. Terhapusnya Segala Perbedaan
  23. Tubuh Kristus
  24. Tutur Kata
  25. Wewenang Gereja