19 || MASUK GEREJA

MASUK GEREJA

Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia
Kotak Pos 1114
Surabaya-60011

 


“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.”

Efesus 2:19

“Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”

1 Korintus 12:13


 

“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, . . . Di dalam Dia kamu juga turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.”                                                              Efesus 2:19, 22

 

“Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. . . . Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.”

     1 Korintus 12:13, 27

Setelah seseorang percaya kepada Tuhan, dengan spontan ia akan menghadapi satu masalah, yaitu masalah masuk gereja. Kita telah membicarakan masalah “Pisahkan Diri dari Dunia”, namun tidak berarti sudah cukup dengan adanya pemisahan tersebut, dan kemudian berhenti sampai di situ saja. Tidak, kita wajib secara positif masuk gereja. (Istilah “masuk gereja” ini sebenarnya tidak begitu baik, kita hanya sekadar meminjamnya).

I. HARUS MASUK GEREJA

Pada permulaan pelayanan kita sekitar tahun 1920 yang lalu, di antara sepuluh orang yang beroleh selamat, mungkin ada enam sampai delapan orang yang tidak masuk gereja. Itu sungguh satu hal yang aneh! Mereka selalu mengira, asal dirinya sudah menjadi orang Kristen, itu sudah cukup, tidak perlu masuk gereja yang mana pun. Mungkin Anda juga merasa ini sangat ganjil, tetapi dalam pengalaman kita, tidak sedikit orang yang bersikap demikian Orang-orang yang percaya Tuhan itu seolah berkata, “Kristus, aku mau; gereja, tidak. Aku hanya berhubungan dengan Kristus. Aku tidak berhubungan dengan gereja. Aku cukup menjadi orang Kristen individu. Masakan aku tidak bisa berdoa sendiri? Tentu bisa; itu sudah cukup. Masakan aku tidak bisa membaca Alkitab sendiri? Tentu bisa; itu sudah cukup. Aku bisa berdoa dan bisa membaca Alkitab sendiri, itu cukuplah. Akan merepotkan kalau aku harus bergaul dengan orang lain. Aku percaya Tuhan dan bersekutu dengan-Nya seorang diri, sudahlah cukup.” Tidak sedikit orang yang berkonsepsi demikian.

Namun, kita harus tahu, tidak peduli kita berminat atau tidak, kita harus masuk gereja. Kita harus nampak, ketika seseorang diselamatkan, ia menghadapi dua aspek: aspek individu (perorangan) dan aspek korporat (banyak orang). Pada aspek individu memang Anda dapat menerima hayat (kehidupan) Tuhan Re dalam Anda, Anda dapat bersekutu dengan Tuhan seorang diri, Anda juga dapat berdoa seorang diri. Anda dapat percaya Tuhan seorang diri dalam kamar yang tertutup. Tetapi, kalau Anda hanya tahu diri Anda sendiri, Anda tidak mungkin menjadi orang Kristen yang wajar, Anda tidak akan bertahan lama dan tidak akan bertumbuh dengan normal. Kami tidak pernah melihat seorang Kristen model petapa dapat bertumbuh, baik dulu maupun sekarang. Dalam sejarah kekristenan selama dua ribu tahun ini, banyak orang yang mengira dirinya dapat menjadi seorang beriman sebatang kara, bagaikan petapa yang menyembunyikan diri di atas gunung, tidak menghiraukan apa-apa, hanya tahu bersekutu dengan Tuhan saja. Camkanlah, orang Kristen macam ini sangatlah dangkal kerohaniannya, dan pasti tidak kuat menahan pencobaan apa pun. Ketika kondisi sekitar baik, mungkin masih bisa memaksa diri untuk bertahan, tetapi bila kondisi sekitar tidak baik, pasti tidak berdaya mempertahankan diri.

Ingatlah, menjadi orang Kristen masih memerlukan aspek keduanya, yakni aspek korporat. Ditinjau dari aspek korporat dalam Alkitab, Anda tidak dapat _ menjadi seorang Kristen individu. Pertama, firman Allah memberi tahu kita, begitu seseorang beroleh selamat, ia segera menjadi anggota keluarga Allah, menjadi anak-anak Allah. Inilah yang diwahyukan Alkitab. Begitu seseorang beroleh kelahiran kembali, ia terlahir di dalam keluarga Allah, menjadi anak-anak Allah bersama dengan banyak orang lainnya.

Kedua, Alkitab juga memperlihatkan kepada kita bahwa semua orang yang beroleh selamat adalah tempat kediaman Allah, yaitu rumah Allah. Yang pertama adalah keluarga, yang kedua adalah rumah (tempat tinggal).

Ketiga, semua orang Kristen disatukan menjadi Tubuh Kristus. Kita masing-masing saling menjadi anggota, dan bersatu menjadi Tubuh Kristus

1. Bersama-sama Menjadi Anak-anak Allah
dalam Keluarga Allah

Setelah seseorang percaya Tuhan, ia tidak memperoleh hayat yang bersifat individual, karena hayat yang diperolehnya itu berhubungan dengan orang banyak. Ditinjau dari segi keluarga Allah, tempat kediaman Allah ataupun Tubuh Kristus, Anda hanyalah sebagian dari keseluruhannya. Maka tidaklah mungkin jika Anda ingin hidup sendirian saja. Jika Anda menyendiri, di hadapan Allah Anda pasti akan kehilangan kekayaan dan kelimpahan itu. Sekalipun Anda bisa menjadi sebagian saja, tetapi karena Anda tidak bersatu dengan orang lain, Anda akan serupa dengan sepotong kain lebihan, atau seperti sebuah suku cadang yang tidak dapat memancarkan terang hayat yang tertinggi dan terlimpah. Terang yang kaya limpah hanya terdapat di dalam gereja.

Anda harus nampak bahwa Anda tidak dapat tidak bergaul dengan saudara lainnya, sebab dalam keluarga ini, Anda mempunyai banyak saudara. Andaikata ayah saya hanya melahirkan saya, saya adalah anak tunggal, tentu saya tidak perlu bergaul dengan saudara saudari, sebab saya tidak bersaudara. Namun, kalau dalam keluarga saya memiliki 5 saudara saudari, saya bukan anak tunggal, saya hanya salah satu di antara kelima anak-anaknya; dapatkah saya berkata, “Aku tidak perlu bergaul dengan saudara saudariku. Aku hanya cukup menjadi anak bapaku saja”? Bolehkah Anda mengunci diri dalam kamar dan berkata kepada saudara saudari Anda, “Jangan ganggu aku, aku tidak ada hubungan apa pun dengan kalian. Aku hanya menjadi anak ayah saja!” Dapatkah Anda bersikap demikian?

Anda percaya Tuhan, Anda bukan anak tunggal Allah. Anda hanyalah salah satu dari berjuta-juta anak Allah. Anda tidak dapat mengisolir diri, menjadi anak Bapa sebatang kara. Sifat hayat itulah yang tidak mengizinkan Anda berbuat demikian. Boleh jadi secara jasmani hari ini Anda adalah anak tunggal, tanpa saudara saudari yang bergaul dengan Anda, tetapi setelah Anda percaya Tuhan, Anda tidak dapat tidak berkomunikasi dengan saudara saudari, hal ini tidak dapat Anda hindari. Anda telah dilahirkan dalam keluarga terbesar di dunia. Keluarga ini ialah gereja, besarnya tidak ada yang bisa menandingi. Anda mempunyai jutaan saudara saudari, Anda tidak boleh meremehkan mereka karena melihat mereka terlalu banyak. Tetapi karena Anda sebagai salah satu dari sekian banyak saudara saudari itu, Anda wajib menuntut diri Anda untuk berkenalan, bersekutu, dan bergaul dengan saudara saudari Anda itu. Bila pada Anda tidak ada kemauan untuk melihat dan -mengenal saudara saudari Anda, saya akan mencurigai Anda, jangan-jangan Anda bukan saudara atau saudari sejati. Kalau Anda benar-benar seorang yang dilahirkan Allah, namun hati Anda tidak tergerak ketika melihat sesama saudara Anda, Anda sampai hati menutup mereka di luar pintu, saya sungguh mencurigai Anda, kalau-kalau Anda bukan anak Allah.

Konsepsi atau kemauan Anda yang ingin baik sendirian. saja bukanlah konsepsi orang Kristen, dan tidak seharusnya dimiliki oleh orang Kristen. Kalau dalam keluarga jasmani, Anda harus menjadi saudara dari saudara saudari sendiri, atau harus menjadi saudari dari saudara saudari sendiri, terlebih pula dalam keluarga Allah! Hubungan ini berasal dari hayat Allah, yang di dalamnya penuh dengan kasih. Jika ada seorang saudara tidak ingin melihat saudara saudarinya sendiri, dan tidak sudi bersekutu dengan saudara saudarinya sendiri, ini amatlah ganjil! Karena itu kita harus ingat, meskipun aku menerima hayat Allah dan menjadi anak Allah secara perorangan, tetapi hayat yang kuperoleh hanyalah salah satu di antara jutaan anak Allah, dan aku hanya menjadi seorang saudara diantara mereka. Hayatku memiliki satu sifat, yaitu tidak senang hidup menyendiri, melainkan senang bergaul dengan saudara saudari lainnya.

2. Bersama Saudara Saudari
Menjadi Tempat Kediaman Allah

Alkitab juga memperlihatkan kepada kita bahwa gereja adalah tempat kediaman Allah. Ini tercantum dalam Efesus 2, juga merupakan salah satu wahyu besar dalam seluruh Perjanjian Baru. Anda harus tahu bahwa Allah mempunyai tempat kediaman di bumi ini, Allah perlu tempat kediaman. Menurut Alkitab, mulai dari Musa mendirikan tabernakel hingga Salomo membangun Bait Suci, kemudian perbaikan dan pemulihannya, pemikiran akan tempat kediaman itu berlangsung terus, bahkan sampai sekarang. Ketika gereja dibangunkan, Allah lalu menjadikan manusia Bait-Nya. Dulu Allah pernah tinggal di rumah besar, yakni di Bait buatan Salomo, hari ini Allah tinggal di dalam gereja; gereja menjadilah tempat kediaman Allah. Kini kita disatukan menjadi tempat kediaman Allah. Kita, semua anak Allah, disatukan melalui Roh Kudus, dan dibangun menjadi tempat kediaman Allah. Itulah yang tercantum dalam 1 Petrus 2:5 bahwa kita adalah batu-batu hidup yang dibangun menjadi rumah rohani. Rumah rohani ini sesungguhnya adalah tempat tinggal.

Bagaimana cara pembangunan rumah rohani ini? Kalau Bait Suci yang didirikan Salomo dibangun dengan batu-batu mati , maka tempat kediaman Allah hari ini dibangun dengan batu-batu hidup. Petrus justru sebuah batu hidup, namanya Kefas, berarti batu. Bila batu-batu hidup ini disatukan, menjadilah sebuah Bait. Kalau Anda tidak mau disatukan, dapatkah batu yang tunggal menjadi sebuah rumah? Mustahil! Bila sebuah batu tidak tersusun di atas batu lainnya, itu menandakan kekersangan, dan itu gejala yang tidak baik. Kalau sebuah batu tidak tersusun di atas batu lainnya, berarti telah terjadi penghukuman, sehingga menjadi kersang berserakan. Setiap rumah yang utuh pastilah tersusun dari batu-batu yang saling tersusun rapi. Syukur kepada Allah! Hari ini Anda telah percaya Tuhan Yesus dan beroleh selamat. Anda juga adalah sebuah batu. Apa gunanya kalau Anda menaruh batu ini di dalam rumah? Jika batu-batu disatukan, mereka akan menjadi sebuah rumah, tetapi kalau ditaruh sendirian, mereka tidak akan berguna sedikit pun, malah mungkin akan menjadi batu sandungan, bukan batu hidup.

Hari ini Anda juga seperti sebuah suku cadang mobil. Bila Anda bekerja sama – dengan suku cadang lainnya, suku cadang- suku cadang yang banyak itu akan bersatu menjadi sebuah mobil dan dapat berjalan. Kami tidak berani mengatakan bahwa orang yang menjadi batu hidup dan hidup sendirian pasti akan menjadi batu mati. Tetapi bila sebuah batu hidup tidak bersatu dengan batu hidup lainnya sehingga menjadi tempat kediaman Allah, ia pasti akan kehilangan fungsinya dan tidak dapat memiliki kekayaan rohani. Sebab itu, sebagai batu hidup, Anda wajib bersatu dengan batu hidup lainnya, barulah Anda sanggup menampung Allah, dan barulah Allah dapat berdiam di dalamnya.

Lebih dari seratus tahun yang lalu, Saudara Stooneg, seorang saleh dari Inggris berkata, “Ada satu perkara yang paling indah dan paling ajaib setelah aku beroleh selamat, yaitu pada suatu hari aku menyadari bahwa diriku adalah sebuah bahan untuk pembangunan tempat kediaman Allah. Inilah satu perkara yang paling ajaib.” Ketika pertama kali saya membaca kalimat ini, saya merasa biasa saja. Pikir saya, apa ajaibnya menyadari diri sendiri sebagai bahan pembangunan tempat kediaman Allah? Namun, kini kalau saya mengenang kembali, sungguh benar ucapan Stooneg tadi. Kalau Anda juga memiliki perasaan demikian, Anda pun akan merasakan betapa ajaib perkara ini.

Puji Tuhan, kita masing-masing benar-benar adalah sebuah bahan dalam tempat kediaman rohani Kristus. Andaikata bahan ini terpisah dengan rumah, niscayalah ia akan menjadi tidak berguna. Tetapi bila rumah itu tanpa batu ini, ia pun akan tidak sempurna. Kekurangan sebuah batu akan membuat rumah ini berlubang, dan pencuri bisa masuk. Aku adalah bahan bagi tempat kediaman Allah; tanpa aku, Allah takkan puas.

Karena itu saudara saudari, Anda harus nampak bahwa Anda adalah bahan pembangunan Bait Allah yang didatangkan oleh Roh Kudus. Jika Anda menyendiri, Anda akan kehilangan kekayaan Allah, dan Allah tidak dapat menggarapkan diri-Nya ke dalam Anda. Anda harus bersatu dengan saudara saudari, barulah Allah dapat menggarapkan diri-Nya ke dalam Anda. Misalkan, sebuah tong kayu terbuat dari potongan-potongan kayu. Dengan tong itu Anda dapat menampung air. Kalau Anda mengambil salah sepotong kayu dari tong kayu itu, ia tidak lagi dapat dipakai untuk mengisi air. Memang sifat kayunya tidak berubah, tetapi kelimpahannya telah berubah; ia hanya dapat mengisap sedikit air, tidak dapat menampung banyak air, kekayaannya telah hilang. Kita adalah rumah Allah, begitu kita menyendiri, kita akan- kehilangan kekayaan itu.

Boleh jadi hari ini saudara saudari masih kurang jelas, tetapi kelak akan semakin jelas bahwa begitu Anda percaya Tuhan, dalam Anda spontan timbul satu angan-angan, yang ingin berhubungan dengan anak-anak Allah. Dalam batin Anda dengan sendirinya ada satu keinginan mencari bahan lain, batu lain. Hendaklah Anda melakukannya menurut sifat tersebut, jangan karena ada pikiran lain, sehingga mengisolir diri Anda sendiri.

3. Bersatu dengan Semua Anggota,
Menjadi Tubuh Kristus

Ketiga, kita juga bersatu dalam Tubuh Kristus, menjadi satu Tubuh. Kita adalah Tubuh Kristus. Efesus 4 mengatakan, “Tubuh itu satu.” Satu Korintus 12 juga mengatakan, “Tubuh itu satu, namun anggota banyak.” Ayat-ayat di atas membuktikan bahwa sebagai orang Kristen, kita mutlak tidak dapat menyendiri. Ditinjau dari keluarga Allah, boleh jadi karena aku berwatak aneh, aku tidak dapat bergaul dengan saudara saudari, aku merasa cukup asalkan aku tidak bermasalah dengan Bapaku, aku cukup menutup pintu, hidup seorang diri, menjadi anak Allah sebatang kara. Hal tersebut mungkin masih dapat kita lakukan. Atau ditinjau lagi dari segi tempat kediaman Allah, memang aku salah satu batu hidup di antaranya, tetapi justru aku tidak sudi disusun di atas atau di bawah orang lain, aku lebih senang sendirian. Sebagaimana Petrus sebelum masuk gereja, ia pun batu hidup yang tunggal. Kalau rumah itu berlubang, biarlah berlubang. Itu bukan urusanku. Demikian mungkin bisa Anda lakukan. Tetapi, Allah bersabda pada kita bahwa kita adalah “Tubuh. Tubuh lebih maju selangkah daripada keluarga atau rumah. Hari ini Anda adalah sebuah mata, atau sebuah tangan, atau sebuah kaki di atas tubuh. Sebuah mata baru berfaedah bila ditempatkan di atas kepala. Kalau ia diletakkan di dalam sebuah botol, tentu tidak berguna. Sebuah kaki juga baru berguna bila dilekatkan di atas tubuh, bila digantung di atas loteng, tidaklah berguna. Ingatlah, demikianlah keadaan tubuh maupun anggota tubuh; seorang pun tidak dapat terpisah dari anggota lainnya. Hubungan ini serius sekali! Kalau keluarga atau rumah Allah, dalam keadaan terpaksa masih dapat dipisahkan, tetapi Tubuh Kristus tidak mungkin dipisahkan. Telinga Anda tidak dapat marah-marah ingin merdeka, tangan Anda tidak dapat demikian, kaki Anda pun tidak dapat berdiri, berkata: Aku ingin merdeka. Kita tidak dapat tidak bersatu.

Hayat yang kita peroleh tidak mengizinkan kita menyendiri. Tuhan tidak mengaruniakan satu hayat yang lengkap kepada kita. Kita harus menekankan hal ini: “Tuhan tidak mengaruniakan satu hayat yang_ lengkap kepada kita, hayat yang kita miliki adalah hayat yang perlu saling bersandar dengan orang lain.” Kalau hayat kita sempurna, itu tidak jadi soal, tetapi hayat kita adalah hayat yang perlu bersandar. Kita perlu bersandar pada saudara saudari, saudara saudari juga perlu bersandar pada kita.

Camkanlah baik-baik: anggota tubuh tidak dapat menyendiri! Begitu ia menyendiri, ia pasti tidak akan hidup. Begitu menyendiri, tidak saja akan kehilangan kekayaan, bahkan kehilangan kehidupan. Kalau saya menjadi satu tubuh dengan saudara saudari, niscaya saya tidak dapat menjadi orang Kristen sebatang kara. Saya kira sampai di sini sudah cukup jelas. Anda harus nampak bahwa hayat yang Anda peroleh ialah hayat yang tidak dapat tidak bersatu dengan orang lain

.4. Setiap Orang Kristen Menjadi
Orang Kristen Suplemen

Saya harap, begitu Anda menjadi orang Kristen, Anda sudah bersatu dengan orang Kristen lain. Bukan. sudah menjadi orang Kristen belasan tahun lamanya tetap hanya Anda sendirian saja. Begitu kita menjadi orang Kristen, kita wajib nampak hayat yang Allah karuniakan adalah hayat yang perlu bersandar; Allah tidak mengaruniakan kepada kita satu hayat yang berdiri sendiri. Saya hidup sebagai “suplemen (yang ditambahkan untuk melengkapi) di atas banyak orang Kristen. Seorang pun di antara kita tidak ada yang bukan menjadi suplemen. Setiap orang Kristen adalah orang Kristen suplemen.

Anda pernah mendengar sebutan lembaga suplemen, organisasi suplemen dan tenaga suplemen. Begitu pula, setiap orang Kristen adalah “suplemen”. Di hadapan Allah, tidak ada seorang Kristen yang dapat bereksistensi sendirian. Saya harap begitu Anda mulai menjadi orang Kristen, Anda sudah menjadi orang Kristen suplemen, yakni ditambahkan ke atas banyak orang Kristen. Jika demikian, niscaya Anda akan mengambil bagian dalam suplaian, pembinaan, kasih, dan persekutuan.

Itulah sebabnya, orang Kristen mau tidak mau harus masuk gereja. (istilah masuk gereja sebenarnya adalah istilah orang kafir, tetapi agar mudah dimengerti saudara saudari yang baru, terpaksa kita pakai juga). Anda tidak dapat menjadi orang Kristen seorang diri, Anda wajib bersatu dengan semua anak Allah, yakni bersatu menjadi orang Kristen. Anda hanya dapat menjadi orang Kristen suplemen, Anda harus merangkul orang lain. Kita ini seperti dahan rotan yang perlu menggantungkan diri di atas orang lain, yakni menjadi orang Kristen yang menyandarkan diri pada orang Kristen lain.

II. HARUS MASUK
GEREJA YANG MANA

Masuk gereja itulah keharusan kita, tetapi harus masuk gereja yang mana? Memang mereka mendengar berita Injil di tempat Anda, mereka pun beroleh selamat di sana, tetapi banyak orang yang berpendirian, jelas bukan karena Anda sebagai perantaranya lalu menganggap gereja Anda benar. Mereka pasti akan mempertimbangkan gereja mana yang harus mereka masuki, sebab sangat banyak “gereja”.

1. Gereja Memiliki Banyak Perbedaan

Sejarah gereja telah berlangsung hampir dua ribu tahun lamanya. Ada gereja-gereja yang dibangkitkan pada tiap zaman, itulah perbedaan zaman atau waktu. Ada pula gereja-gereja yang dibangkitkan di tiap tempat, itu perbedaan tempat atau lokasi. Ada pula gereja-gereja yang dibangun oleh seorang hamba Allah, itu perbedaan manusia atau pendiri. Sampai di sini, telah ada tiga perbedaan: perbedaan zaman, perbedaan tempat dan perbedaan pendiri. Tidak hanya demikian, karena banyaknya kebenaran dalam Alkitab, muncullah orang-orang yang mendirikan gereja atas dasar penekanan terhadap kebenaran tertentu. Gereja-gereja itu berbeda dikarenakan adanya penekanan yang berbeda‑beda atas kebenaran. Misalnya, di suatu tempat timbul suatu kebutuhan, lalu ada orang menekankan suatu kebenaran. Kemudian di sana muncul sebuah gereja lain. Penekanan salah satu kebenaran itulah yang menjadi faktor berdirinya gereja itu.

Karena adanya keadaan-keadaan yang berbeda tersebut, maka timbullah gereja-gereja yang berbeda pula. Berapakah jumlah gereja-gereja yang berbeda itu? Di seluruh dunia hari ini jumlah jenis gereja sedikitnya berkisar pada angka 1.500. Gereja-gereja tersebut terbilang serius dan cukup besar. Angka di atas bukan dihitung tempat demi tempat, melainkan sistem demi sistem. Antara lain seperti gereja Anglikan, gereja ini terbilang satu gereja, gereja Presbyterian juga terbilang satu gereja, gereja Methodis pun terbilang satu gereja. Yang berbentuk seperti itu sekarang kurang lebih ada 1.500 buah di seluruh dunia. Saudara saudari, saya membayangkan untuk Anda, memilih satu gereja dari antara gereja yang sebanyak itu, sungguh bukan satu perkara yang mudah!

Di antara gereja-gereja sebanyak itu, dan di antara kekacauan seperti itu, adakah jalan pemecahannya di hadapan Allah? Syukur kepada Allah, ada! Karena firman Allah masih ada di tengah-tengah kita, maka kita dapat membacanya sehingga kita tahu bagaimana sebenarnya firman Allah tentang gereja. Syukur kepada Allah, dalam Alkitab sudah tercantum jalan penuntun untuk masuk gereja. Allah tidak membiarkan kita bingung dalam kegelapan.

2. Penyebab Banyaknya Perbedaan Gereja
a. Perbedaan Tempat

Mari kita lihat dulu situasi perpecahan gereja. Pertama adalah perbedaan tempat. Misalnya gereja Anglikan, berarti- gereja Inggris. Dengan kata lain, gereja Anglikan ialah gereja yang berasal dari negeri Inggris; ialah gereja negeri Inggris atau gereja nasional Inggris. Tetapi ada satu perkara yang mengherankan terjadi: ketika gereja itu berkembang sampai ke Amerika, lalu menjadi gereja Anglikan Amerika, atau kita sebut gereja Inggris di Amerika. Ketika berkembang ke China, muncullah gereja Inggris di China. Lagi pula, ketika gereja Anglikan di Amerika juga berkembang ke China, sebutannya menjadi gereja Anglikan Amerika di China. Gereja Inggris tersebar ke Amerika dan tersebar lagi ke China, akhirnya menjadi gereja Anglikan Amerika China. Cobalah Anda lihat, bukankah itu sangat kacau!

Misalkan lagi, gereja Katolik. Gereja ini sebenarnya gereja Roma. Kita di sini adalah Kota Shanghai, apa gunanya Anda mendirikan gereja Roma di sini. Tidaklah benar bila gereja Roma mendirikan gereja Roma di tempat lain, sebab itu berarti mengacaukan tempat. Untuk apa gereja Inggris muncul di Amerika? Untuk apa gereja Amerika muncul di China? Untuk apa gereja Roma ke China? Untuk apa gereja Shanghai ke Foo Chou? Jadi, semua gereja yang didirikan dengan sebutan tempat asalnya adalah sesuatu yang kacau!

b. Perbedaan Zaman

Banyak pula gereja yang terbentuk menurut waktu. Dikarenakan permulaan waktunya tidak sama, sehingga berdirilah gereja yang tidak sama. Kita ambil contoh di China saja. Misalnya gereja Tzing, gereja ini adalah hasil penginjilan yang datang di China pada zaman dinasti Tang. Pada zaman itu sudah ada orang Kristen dari Barat memberitakan Injil ke China. Kemudian pada zaman dinasti Ming, datang pula gereja Roma Katolik dari Barat, mereka juga mendirikan gereja di sana. Gereja yang didirikan pada zaman dinasti Tang tidak dapat bersatu dengan yang didirikan pada zaman dinasti Ming. Mengapa? Sebab waktu kedatangannya tidak sama. Hingga zaman dinasti Ching, datang lagi gereja Protestan, sehingga di China bertambah lagi satu macam gereja. Ada gereja zaman dinasti Tang, ada gereja zaman dinasti Ming, dan ada gereja zaman dinasti Ching. Setelah negara Republik muncul, gereja persaudaraan (The Brethren Church) dari Barat juga datang. Lihatlah, tidak saja ada gereja Tzing, gereja Roma Katolik, gereja Protestan, bahkan ada pula aliran persaudaraan; yang terakhir pun terbilang satu gereja. Itulah perbedaan zaman atau waktu. Jadi Anda di sini nampak, gereja tidak saja terpecah karena perbedaan tempat asalnya, sekalipun tempat asalnya sama, karena waktunya tidak sama, maka terpecahlah lagi gereja itu.

c. Perbedaan Pendiri

Tidak hanya demikian, dalam sejarah gereja, kita juga nampak adanya perbedaan karena pendirinya. Yang didirikan John Wesley menjadi gereja Wesley; yang didirikan Martin Luther menjadi gereja Lutheran. Disebabkan pendirinya tidak sama, maka gereja terpecah menurut pendirinya itu. Adanya perbedaan gereja Wesley, gereja Lutheran, dan sebagainya, semua itu ialah berdasarkan pendirinya masing-masing.

d. Perbedaan Penekanan Kebenaran

Satu lagi yaitu perpecahan menurut penekanan kebenaran. Yang menitikberatkan kebenaran karena iman membentuk gereja pembenaran iman; yang menitikberatkan kesucian membentuk gereja kesucian; yang menitikberatkan Roh Kudus, membentuk gereja Pentakosta; yang menitikberatkan mujizat rasuli, membentuk gereja iman rasuli; yang menitikberatkan kemerdekaan tiap unit ibadah membentuk gereja Kongregasional_ (Congregational .Church); yang menitikberatkan pengaturan/pemerintahan penatua, yakni mengakui kuasa penatua berasal dari rasul sejak dulu hingga sekarang, membentuk gereja Presbiterian; yang mengakui uskup sebagai pewaris para rasul mendirikan gereja keuskupan (The Episcopal Church); yang menitikberatkan pembaptisan pencelupan seluruh tubuh membentuk gereja Baptis. Dalam gereja Lutheran juga terbagi dua golongan: yang di Jerman menjadi gereja Lutheran, yang di Belanda menjadi gereja Protestan Belanda. Anda lihat di seluruh dunia, alangkah banyaknya corak ragam gereja; masing-masing gereja itu memiliki sejarah dan ajarannya sendiri. Di tengah – tengah situasi yang sekacau ini, jalan manakah yang harus Anda tempuh? Jika Anda ingin mendapatkan sebuah gereja di tempat Anda untuk Anda masuki, tentu sangatlah sulit!

III. GEREJA HANYA ADA
PERBEDAAN TEMPAT

Syukur kita mempunyai jalan! Dalam Alkitab, masalah gereja sebenarnya sangat sederhana dan jelas, sedikit pun tidak kacau. Kita boleh membaca banyak ayat, boleh membaca awal kalimat dari Surat-surat Kiriman rasul, boleh membaca Kisah Para Rasul dan Wahyu pasal pertama. Di situ yang kita dapati tidak lain: gereja di Yerusalem, gereja di Roma, gereja di Korintus, gereja di Filipi, gereja di Efesus, gereja di Kolose, dan seterusnya. Ada banyak gereja yang tidak sama. Dalam Kisah Para Rasul terdapat gereja di Antiokhia. Dalam Wahyu 1 ada 7 gereja. Memang benar dalam Alkitab gereja itu ada perbedaannya, namun Alkitab hanya mengenal satu perbedaan, tidak ada dua perbedaan Apakah perbedaannya itu? Kalian bisa menjawab sendiri, sebab jalan ini jelas sekali!

Dalam Alkitab ada ajaran yang mempunyai dua aspek. Terhadapnya kita sulit memastikan salah satu. Kalau atas perkara yang hanya beraspek tunggal dan jelas, tetapi kita tetap salah mengartikannya, itu berarti kita tolol dan buta. Adakalanya, Alkitab mengatakan tentang dibenarkan oleh iman, adakalanya mengatakan tentang dibenarkan oleh perbuatan. Ada kebenaran Surat Roma, ada pula kebenaran Surat Yakub; kalau itu yang Anda salah artikan, masih mungkin dimaafkan. Tetapi terhadap masalah gereja, jalannya hanya satu. Bila Anda tetap tidak jelas, itu sungguh tidak ada maaf bagi Anda. Anda lihat, Korintus adalah suatu tempat, Efesus adalah suatu tempat, Kolose adalah satu tempat, Roma adalah satu tempat, Filipi pun satu tempat. Lihat, semua itu adalah tempat! Dengan kata lain, gereja hanya berbeda karena tempat, tidak dapat terpecah karena yang lain! Jelaskah? Korintus, Efesus, dan Kolose, semua adalah sebuah kota. Jadi, lingkupan gereja ialah berdasarkan satuan kota atau satu tempat (lokal).

1. Yang Lebih Kecil daripada
Lokal Bukan Gereja

Gereja paling besar, menurut batasan lokal; paling kecil, juga menurut batasan lokal. Bila lebih kecil daripada lokal, itu bukan gereja; bila lebih besar daripada lokal, juga bukan gereja. Apakah artinya “lebih kecil daripada lokal”? Misalkan dalam gereja di Korintus ada segolongan orang berkata, “Aku milik Kefas. Aku milik Paulus. Aku milik Apolos. Aku milik Kristus. Mereka seolah-olah memecah belah gereja di Korintus menjadi empat bagian. Itulah artinya lebih kecil daripada lokal. Karena itu Paulus mencela mereka bahwa mereka terpecah-belah dan bergolong-golongan. Surat 1 Korintus menunjukkan kepada kita bahwa tidaklah benar kalau gereja lebih kecil daripada lokal. Bukankah Paulus baik? Ya, baik! Bukankah Apolos baik? Ya, baik! Bukankah Kefas baik? Ya, baik! Namun kita wajib ingat, bila kita memecah belah gereja karena orang-orang tersebut, itu tidak pada tempatnya! Gereja hanya dapat dibagi menurut lokal, tidak dapat dibagi menurut rasulnya. Kalau mereka memecah belah menurut rasulnya, Paulus mengatakan, “Itulah berpecah-belah dan bergolong-golongan.” Itu adalah perbuatan menurut keinginan daging. Cara memecah belah gereja yang sedemikian berarti membuat sekte.

2. Batasan Gereja Tidak Dapat Lebih Besar
daripada Lokal

Tidak benar pula bila gereja lebih besar daripada lokal. Anda baca Alkitab, di sana mengatakan, gereja-gereja (jamak) di Galatia, gereja-gereja di Asia, gereja‑gereja di Yudea. Di Yudea terdapat banyak gereja, karena itu disebut gereja-gereja di Yudea, inilah catatan Kisah Para Rasul. Gereja-gereja di Galatia, inilah catatan Surat Galatia. Gereja-gereja di Asia, inilah catatan Kitab Wahyu. Setelah Anda membaca ayat-ayat dari ketiga tempat tersebut, Anda nampak betapa jelasnya catatan Alkitab tentang gereja. Tidak ada satu gereja yang lebih besar daripada lokal. Galatia ialah salah satu propinsi Kerajaan Romawi, bukan satu kota (lokal), karena itu tidak disebut gereja di Galatia, melainkan gereja-gereja di Galatia. Di Galatia terdapat banyak gereja, sebab itu istilah gereja yang dipakai berbentuk jamak, bukan berbentuk tunggal. Maka tidak benar pula kalau gereja lebih besar daripada lokal.

Alkitab juga tidak menyebut gereja di Asia, tetapi “tujuh gereja di Asia.” Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia, semuanya itu adalah kota (lokal) yang terdapat di kawasan Asia. Bukan ketujuh kota itu bergabung menjadi satu gereja serikat, melainkan tujuh gereja di Asia. Maka tidak benar kalau gereja lebih besar daripada lokal. Ketujuh gereja tersebut tidak bergabung menjadi satu gereja besar. Begitu pula, Kisah Para Rasul mengatakan gereja-gereja di tanah Yudea, sebab Yudea ketika itu berstatus sebagai propinsi wilayah Kerajaan Romawi. Yudea asalnya satu negeri, saat itu menjadi satu propinsi. Di banyak lokal di propinsi Yudea terdapat gereja, namun Anda tidak dapat menggabungkannya menjadi satu gereja – gereja di Yudea.

Jadi, Anda harus nampak, menurut ketetapan Allah, hanya ada sebutan gereja di (kota) Foochow, tidak seharusnya ada gereja “X” di (kota) Foochow, sebab kalau begitu akan menjadi lebih kecil daripada lokal. Tidak dapat pula. menggabungkan gereja-gereja di seluruh propinsi Fukien menjadi satu gereja. Hanya boleh ada gereja di propinsi- Fukien, tidak boleh ada gereja di propinsi Fukien, sebab yang terakhir ini lebih besar daripada lokal.

3. Gereja Hanya Memiliki Nama Lokal

Saudara saudari, kita harus jelas! Gereja tidak dapat disebut dengan nama seorang manusia, tidak dapat disebut dengan nama suatu ajaran, tidak dapat disebut dengan nama suatu sistem, pun tidak dapat disebut dengan nama tempat asal usulnya. Gereja hanya dapat disebut dengan nama kota (lokal) itu. Hanya dapat disebut gereja di Foochow, tidak dapat disebut gereja Shanghai di Foochow. Anda tidak patut mendirikan gereja Roma di Shanghai, gereja Roma harus kembali ke Roma. Kalau ada seorang beriman gereja di Roma datang ke Shanghai, ia boleh berada dalam (masuk) gereja di Shanghai, tidak patut mendirikan gereja Roma di Shanghai. Tempat asal usulnya itu tidak dapat dibawa ke Shanghai. Gereja Anglikan harus pulang ke Inggris. Anggota gereja Anglikan yang datang ke Shanghai harus menjadi anggota gereja di Shanghai, tidak patut membawa/mendirikan gereja Anglikan di Shanghai. Gereja hanya dimiliki lokal itu. Dalam firman-Nya, Allah menentukan perbedaan gereja berdasarkan lokal, bukan berdasarkan negara. Karena itu, tidak seharusnya ada sebutan gereja di China, gereja di Inggris, dan seterusnya. Hanya ada gereja di Shanghai, gereja di London, dan seterusnya. Tiap-tiap gereja adalah milik lokal dan untuk lokal, yaitu hanya bersangkutan dengan lokalitas, tidak bersangkutan dengan negara. Jadi apa yang disebut “Gereja Kristen Tionghoa” ini sama sekali tidak Alkitabiah.

Tidak ada perbedaan orang, tidak ada perbedaan negara, juga tidak ada perbedaan ajaran atau kebenaran. Firman Allah hanya menyetujui satu perbedaan, yakni perbedaan tempat (lokal). Di kota mana Anda berada, Anda menjadi orang Kristen di gereja lokal itu. Kalau Anda ingin berpindah ke gereja lain, Anda harus berpindah tempat tinggal. Misalkan saya tinggal di Shanghai. Saya tidak rukun dengan salah seorang saudara di situ dan saya ingin meninggalkannya. Bagi saya hanya ada satu jalan, yaitu saya harus meninggalkan Kota Shanghai. Allah hanya mengakui pemisahan tempat, tidak mengakui pemisahan apa pun yang lain. Saya percaya bahwa Anda di hadapan Allah akan beroleh belas kasihan-Nya. Anda harus nampak, hanya ada satu gereja, dan gereja itu seharusnya milik lokal atau bersifat lokal, itulah yang benar.

IV. BAGAIMANA CARANYA
MASUK GEREJA

Terakhir, bagaimana caranya kita masuk gereja? Dalam Alkitab tidak pernah ada perkataan masuk gereja”. Jadi perkataan ini sudah meruntuhkan judul berita ini. Namun apa daya, istilah manusia ini masih perlu kita gunakan. Karena tanpa mengatakan “masuk gereja”, tidak ada istilah yang lebih baik bagi kita, sebab itu terpaksa kita katakan “masuk gereja”.

1. Gereja Tidak Perlu dan Tidak Dapat Dimasuki

Kita harus nampak, tidak ada satu pun ayat dalam Alkitab yang memberi tahu bahwa kita harus “masuk gereja”. Kalau Anda ingin “masuk gereja”, gereja sebenarnya tidak dapat Anda masuki. Hal itu, sepertilah sebuah telinga yang berketetapan ingin masuk ke tubuh saya untuk menjadi telinga saya. Ini mustahil! Ahli bedah yang terpandai pun tidak mungkin mampu melakukannya. Tidak seorang pun dapat masuk gereja. Bila Anda ada di dalam gereja, Anda sudah di dalam gereja, bila Anda belum di dalam gereja, Anda tidak ada dalam gereja. Jadi yang dimaksud dengan “masuk gereja” bukan berarti Anda bisa menjadi salah satu unsur gereja. Kalau seseorang ingin masuk gereja, sebenarnya ia sudah ada di dalam, gereja.

Seorang yang mendapatkan belas kasihan Allah, nampak dosa, nampak darah, beroleh tebusan, beroleh pengampunan, beroleh hayat baru, beroleh kelahiran kembali melalui kebangkitan, orang ini telah dimasukkan Allah ke dalam gereja, ialah orang yang telah ada dalam gereja. Orang ini telah menjadi orang dalam, bukan berusaha masuk ke dalam. Ada orang berkata bahwa ia ingin masuk gereja. Saya katakan, “Kalau Anda bisa masuk gereja, berarti gereja itu gereja palsu. Hanya gereja palsu yang bisa dimasuki. Gereja sejati tidak dapat Anda masuki, sekalipun Anda ingin memasukinya. Bila Anda milik Tuhan, dilahirkan Tuhan, maka tidak usah Anda masuk gereja, Anda. sudah menjadi orang dalam gereja.”

Jadi, gereja tidak perlu dan tidak dapat dimasuki. Ingin masuk pun tidak dapat, tanpa masuk pun sudah ada di dalamnya. Yang sudah masuk, sudah ada di dalam, tidak perlu masuk lagi. Siapa saja yang ada di luar, ingin masuk pun tidak mungkin. Itulah gereja. Gereja justru sebagai satu lembaga yang sedemikian istimewa. Segala soalnya hanya tergantung pada apakah Anda telah dilahirkan Allah atau belum. Kalau Anda seorang yang dilahirkan Allah, Anda sudah memasukinya; bila tidak, ingin masuk pun tidak mungkin. Lembaga ini tidak dapat dimasuki melalui tanda tangan atau ujian dengan membuat surat tekad atau janji. Asalkan Anda seorang yang dilahirkan Allah, Anda sudah ada di dalamnya. Syukur kepada Allah, kita semua adalah orang-orang dalam gereja, tidak perlu lagi memasukinya.

2. Harus Mencari Persekutuan di dalam Gereja

Kalau begitu mengapa kami menganjuri Anda masuk gereja? Ini hanya sekadar memakai ungkapan yang dapat dipahami Anda saja. Memang Anda telah menjadi orang dalam gereja, tetapi karena Anda ada di tengah-tengah orang banyak, ada orang yang tidak mengenal Anda. Walau Anda telah diselamatkan Allah, saudara saudari lainnya belum tentu mengenal Anda. Percaya itu perkara dalam batin, orang lain tidak mungkin mengetahuinya; karena itu, Anda perlu mencari persekutuan. Anda harus datang ke gereja dan berkata kepada mereka, “Aku telah jadi orang Kristen, mohon kalian menerima aku sebagaimana menerima orang Kristen.”

Kalau ayahku orang “X”, tidak perlu aku masuk warga “X”, aku sudah jadi orang “X”. Kalau aku seorang yang percaya Tuhan, dan gereja belum mengenal aku, aku boleh datang ke gereja, dan berkata, “Kalian belum mengenal aku, aku telah menjadi orang Kristen, mohon kalian menerimaku untuk bersekutu dengan kalian, dan terimalah aku seperti orang sendiri.” Setelah saudara saudari dalam gereja melihat Anda benar adalah salah satu orang di antara mereka, mereka tentu akan bersekutu dengan Anda. Inilah arti masuk gereja.

Anda sudah menjadi orang di dalam Kristus, Anda perlu belajar mencari persekutuan anak-anak Allah, persekutuan anggota, persekutuan Tubuh, dan wajib melayani Allah sebaik-baiknya di dalam gereja. Bila Anda bisa melihat terang ini, Puji Tuhan, Anda telah lebih maju selangkah lagi.