15 || KESATUAN

 KESATUAN

Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia
Kotak Pos 1114
Surabaya-60011

I. KEPALA, TUBUH DAN ANGGOTA TUBUH, SEMUA ADALAH KRISTUS

Dalam pembahasan kali ini, kita akan melihat satu perkara yaitu masalah “kesatuan”. Seperti telah kita ketahui, bahwa Tubuh Kristus terekspresi di bumi. Paulus memberitahu orang Korintus, “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus” (I Korintus 12:12). Paulus tidak mengatakan, “. . . demikian pula Kristus dan gerejaNya”, atau “. . . demikian pula Kristus dan umatNya”, melainkan “. . . demikian pula KristusDengan kata lain, kepala adalah Kristus, Tubuh juga Kristus, anggota tubuh pun Kristus. Karena itu ia mengatakan, “Tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus”. Perkataan ini dengan jelas memperlihatkan kepada kita, bahwa Kepala, Tubuh dan anggota, semua adalah Kristus.

Tatkala Paulus berjumpa- dengan terang dalam perjalanan mendekati kota Damsyik, Tuhan bersabda kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Saulus menjawab, “Siapakah Engkau, Tuhan?” JawabNya, ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu.” ‘Aku” ini berada di sorga. Bagaimana Paulus yang membawa surat kuasa dari imam besar di bumi dapat menganiaya Yesus, orang Nazaret yang duduk di sebelah kanan Bapa di sorga? Di sinilah kita nampak kesatuan Tubuh Kristus. Kepala, Tubuh dan anggota Tubuh, semua adalah Kristus. Itulah sebabnya, ketika Saulus menganiaya gereja di bumi, Tuhan tidak bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menganiaya gerejaKu?” atau “Mengapa engkau menganiaya umatKu?” melainkan “mengapa engkau menganiaya Aku?” Sebab dengan berbuat begitu berarti Paulus menganiaya Tuhan. Ini membuktikan, Kristus dengan gereja, adalah satu.

II. KESATUAN ADALAH PERKARA
HARI INI DI BUMI

1. Tubuh Kristus Berada di Bumi

Kristus ini jelas berada di bumi, sebab Ia dapat dianiaya orang. Jadi, Tubuh Kristus ini berada di bumi. Tubuh yang dikatakan “. . . demikian pula Kristus” dalam I Korintus 12 berada di bumi. Tubuh yang dikatakan di sini, walaupun satu, tapi beranggota banyak, dan walaupun beranggota banyak, tetap merupakan satu Tubuh. Tubuh ini berada di bumi, sebab ia dapat dianiaya orang. Saulus menganiaya Tubuh yang di bumi ini, tetapi Tuhan mengatakan ia menganiaya DiriNya. Ini membuktikan, Tubuh tersebut berada di bumi.

Perkara ini mengandung suatu hubungan yang sangat besar. Tubuh Kristus itu satu; Kristus hanya memiliki satu Tubuh. Karena itu, perkara kesatuan bukanlah perkara yang baru ternyata kelak di sorga, melainkan sudah dapat dinyatakan di bumi pada hari ini juga. Di bumi ini, Tubuh itu satu. Satu Korintus 12 memperlihatkan Tubuh Kristus, di dalamnya tercantum sebuah kalimat yang mengatakan, “Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita” (I Korintus 12:26). Ini pun jelas menunjukkan, Tubuh Kristus adalah satu “benda” yang berada di bumi. Kalau ia berada di sorga, ia hanya mungkin bersukacita, tidak mungkin menderita. Anda tak dapat mengatakan, “Jika satu anggota menderita di sorga.” Satu anggota menderita, seluruh Tubuh turut menderita, ini jelas menunjukkan, Tubuh berada di bumi. Hanya di bumilah baru ada kemungkinan satu anggota menderita, seluruh Tubuh turut menderita. Jadi, kesatuan Tubuh Kristus bukan satu perkara di sorga kelak, melainkan perkara di bumi hari ini.

 2. Kesatuan Adalah Perkara
Di Dunia Pada Hari Ini

Doa Tuhan Yesus dalam Yohanes 17 ditujukan kepada kesatuan gereja di bumi, kataNya, “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (ayat 21). Jika kita memberi tanda kurung mulai dari kata “sama seperti . . .” hingga “agar mereka juga di dalam Kita”, kita akan nampak dengan jelas, bahwa Tuhan mengharapkan gereja menjadi satu, supaya dunia percaya. Jika yang percaya itu dunia, jelaslah bahwa kesatuan ini berada di hadapan orang dunia. Tuhan mengharap agar orang dunia dapat percaya. Ini membuktikan, bahwa kesatuan merupakan perkara di dunia pada hari ini.

Jadi, problema pertama yang harus kita pecahkan ialah kesatuan orang Kristen bukan masalah di sorga kelak, melainkan masalah di bumi, di dunia, pada hari ini. Kelak di sorga, semua orang Kristen pasti menjadi satu. Namun, kesatuan orang Kristen bukan diekspresikan dan dilaksanakan kelak di sorga, melainkan hari ini di bumi. Perkara ini harus saudara saudari ketahui dengan jelas. Sebab, ada orang yang akan berkata kepada Anda, “Anda tidak perlu mengkhawatirkan masalah kesatuan gereja, jangan pula mencemaskan masalah kesatuan orang Kristen, pasti pada suatu hari kelak, yaitu di sorga, semuanya akan menjadi satu!” Ketahuilah, itu adalah perkara di hadapan Tuhan, namun hari ini yang Tuhan inginkan ialah kesatuan kita di bumi, dan hal ini menjadi tanggung jawab kita. Jangan mengira kita baru menjadi satu kelak di sorga. Kesatuan orang Kristen seharusnya diekspresikan hari ini juga di bumi. Inilah perkara utama yang wajib kita perhatikan pada hari ini.

III RUANG LINGKUP KESATUAN TAK DAPAT LEBIH BESAR DARIPADA TUBUH

 1. Ruang Lingkup Kesatuan Gereja
Hanya Seluas Tubuh

Berbicara mengenai kesatuan, banyak yang berkonsepsi demikian: “Kita boleh bersatu dengan setiap orang yang mengaku dirinya sebagai orang Kristen, tak peduli ia umat Allah atau bukan, tak peduli ia memiliki hayat atau tidak, dan tak peduli ia adalah anggota Tubuh Kristus atau bukan.” Namun, kesatuan yang Alkitab perlihatkan kepada kita adalah kesatuan Tubuh. Hari ini, kesatuan yang dicanangkan banyak orang ialah kesatuan yang melampaui ruang lingkup Tubuh; di dalamnya merangkum benda-benda mati dan benda-benda di luar Tubuh. Kesatuan semacam itu tidaklah dibenarkan oleh firman Allah.

Karena itu, di sini saya ingin menegaskan: Kesatuan Tubuh barulah terhitung sebagai kesatuan gereja. Kesatuan gereja hanya beruang-lingkupkan Tubuh, tak dapat diperluas hingga keluar dari Tubuh. Ini berarti kita tidak dapat menjadi satu dengan sembarang orang yang memakai sebutan agama Kristen atau orang Kristen. Firman Allah tidak menetapkan dan mengatakan demikian.

2. Gandum Tak Dapat
Menjadi Satu Dengan Lalang

Tidak sedikit orang yang senang mengutip Matius 13. Mereka berkata, “Dalam perumpamaan kedua dalam Matius 13 itu, Tuhan berfirman kepada kita, ketika Dia meninggalkan dunia ini ibarat waktu tidur, lalu datanglah musuh menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbutir, nampak jugalah lalang itu. Lalu hamba-hamba tuan ladang berkata kepada tuannya, maukah tuan supaya kami mencabut lalang itu? Tuan itu berkata, biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu, para penuai akan mengikat lalang itu untuk dibakar, sedang gandum akan disimpan dalam lumbung. Banyak orang yang salah mengerti, mengira kesatuan itu adalah kesatuan antara gandum dengan lalang, bukan hanya kesatuan gandum semata. Ketahuilah, dalam ayat itu Tuhan bukan membicarakan masalah kesatuan, bukan mengatakan, bahwa orang yang beriman harus dicampur-baurkan dengan orang yang tidak beriman, melainkan orang yang beriman tidak seharusnya “membunuhi” orang yang tak beriman. Seperti halnya Roma Katolik, mereka pernah berusaha mencabut lalang, yaitu mencabut apa yang mereka sebut “orang bidat”. Kita tahu, bahwa mereka tidak saja keliru dalam prinsipnya, mereka pun keliru dalam perkaranya. Mereka tidak saja mencabut lalang, gandum pun mereka cabut. Mereka keliru baik pada prinsipnya maupun pada faktanya. Sebab mereka pernah menganggap ajaran Kristen (Protestan) itu bidat.

Di sini perintah Tuhan bukan berarti lalang-lalang itu harus dicabut dari dalam dunia ini, melainkan harus dipisahkan dari dalam gereja. Kata “biarlah keduanya bertumbuh bersama sampai waktu menuai,” bukan berarti membiarkan keduanya bertumbuh bersama di dalam gereja, melainkan di ladang — dunia (Dalam perumpamaan pertama, ladang melambangkan dunia). Dengan kata lain, kita tidak perlu menyingkirkan orang Kristen gadungan dari dalam dunia, atau membunuhi mereka seperti yang pernah diperbuat oleh Roma Katolik, melainkan membiarkan mereka hidup dalam dunia ini. Tapi ini tidak berarti kesatuan orang Kristen merangkum lalang-lalang itu.

a. Gereja Tak Seharusnya Menerima
Orang Yang Tak Beriman

Dalam apa yang disebut kelompok, agama dan denominasi Kristen dewasa ini, terdapat banyak orang yang tak beriman. Mereka menerima dan menampung orang-orang yang tak beriman, itu berarti menerima lalang di dalam gereja. Tuhan tidak mengatakan menerima lalang di dalam gereja, melainkan membiarkannya di dalam ladang, yakni dunia. Kesatuan orang Kristen yang Tuhan kehendaki ialah kesatuan yang wajib kita pertahankan di dalam gereja, bukan di dalam dunia.

Hari ini ada banyak orang, seperti penganut-penganut Roma Katolik dulu, yang tidak membiarkan lalang hidup di dalam dunia, mereka ingin mencabut lalang dari bumi; itu adalah perbuatan yang ekstrim. Namun, ada juga ekstrim lainnya, yaitu seperti yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi kekristenan tertentu, yang menerima orang-orang yang tak beriman ke dalam gereja. Jika Anda meneliti semua gereja negara, Anda akan nampak, asalkan seseorang adalah warganegara atau dilahirkan oleh orang warganegara itu, ia sudah boleh dibaptis dan masuk gereja mereka. Orang yang dilahirkan di negara itu, otomatis boleh menjadi orang Kristen negara itu. Lihatlah, betapa mereka telah membuka pintu gereja sedemikian lebarnya, sehingga mencakup orang yang tak beriman. Perbuatan ini tidak benar.

b. Gereja Tidak Dapat Mencakup Terlalu Besar

Bahkan John Wesley sendiri, dalam naskah anggaran dasar gereja Methodisnya, mencantumkan kalimat sebagai berikut: “Orang yang ingin terhindar dari angkara murka yang akan datang, boleh menjadi anggota gereja Methodis.” Ketahuilah, kalimat tersebut di atas terlalu luas. Memang, dalam banyak aspek kita tidak bisa menyamai John Wesley, ia adalah orang yang dipakai Allah secara besar-besaran. Banyak perkara yang belum kita pelajari; dibanding dengan Wesley, kita ketinggalan. Tetapi, kita boleh memberitahu dia, “Saudara, apakah kalimat saudara itu lingkupannya tidak terlalu besar?” Sebenarnya dalam gereja tidaklah tercakup setiap orang yang ingin terhindar dari angkara murka yang akan datang. Sebab pemeluk-pemeluk agama lainnya pun mengatakan bahwa mereka ingin terhindar dari angkara murka yang akan datang.

c. Kesatuan Orang Kristen Hanya Mencakup
Anak-Anak Allah

Apakah gereja itu? Gereja adalah orang-orang yang memiliki hayat Kristus; gereja adalah Tubuh Kristus. Karena itu, kesatuan orang Kristen hanya mencakup anak-anak Allah. Kesatuan orang Kristen tak mencakup orang Kristen gadungan; orang Kristen gadungan adalah orang milik dunia, belum beroleh kelahiran ulang, masih sebagai orang dosa di hadapan Allah; mereka tidak tercakup dalam gereja, jadi mereka tidak tercakup dalam kesatuan orang Kristen.

3. Masalah Prosedur dan Prinsip

Ada seorang hamba Tuhan, yang melayani Tuhan dalam kalangan denominasi, berkata kepada saya, “Kami tidak menolak orang yang beroleh selamat!” Saya berkata, “Tentu saja, kita tidak mengharapkan gereja mana pun menolak orang yang beroleh selamat. Tetapi yang ingin saya tanyakan ialah, “Apakah Anda menolak orang yang tidak beroleh selamat?” Jawabnya, “Kalian sungguh hebat, kalian dapat mengetahui siapa beroleh selamat, siapa tidak beroleh selamat; kami tak mampu.” Saya akui, jawabannya benar, tetapi saya berkata, “Saya tidak menanyakan, apakah Anda tahu siapa yang beroleh selamat dan siapa yang tidak beroleh selamat, melainkan jika Anda tahu seseorang itu tidak beroleh selamat, apakah Anda tetap menerimanya? Kami tidak memperselisihkan masalah fakta, melainkan masalah prinsip. Jadi yang kami persoalkan ialah, jika Anda mengetahui ada orang belum beroleh selamat, apakah Anda tetap menerimanya?” Akhirnya ia menjawab, “Sekalipun kami mengetahui, mungkin kami tetap menerimanya.” Ingatlah, pada prinsipnya jika suatu “gereja” menerima orang yang tidak beroleh selamat, itu bukanlah gereja. Kita tidak membicarakan soal fakta. Pada faktanya, apakah Simeon dalam Kisah Para Rasul beroleh selamat atau tidak, kita tidak tahu. Banyak orang yang kalau ditanya seolah-olah beroleh selamat, tetapi pada kenyataan mungkin keliru. Namun itu bukan masalah yang mendasar. Ada kelompok kekristenan yang sama sekali tidak mempedulikan apakah orang telah percaya dan beroleh selamat, atau tidak percaya dan beroleh selamat, semua mereka terima. Ini adalah problema yang mendasar.

Hari ini, persoalannya bukan bagaimana prosedurnya, melainkan bagaimana kita menetapkan prinsipnya. Misalnya, Anda menetapkan bahwa semua keturunan “X”, boleh menjadi orang “X”, ini adalah satu prinsip. Jika Anda keliru, sehingga bangsa lain pun Anda terima, itu adalah kekeliruan prosedur. Tetapi jika Anda menetapkan bangsa keturunan lain pun boleh menjadi orang “X”, itu berarti Anda telah mendongkel prinsipnya. Dari abad ke abad, memang banyak terjadi kekeliruan, kita pun sering keliru. (Semoga Allah membelaskasihani kita! Pada kita tidak ada sesuatu yang patut dibanggakan). Tetapi kita telah nampak, bahwa Tuhan sudah menetapkan satu prinsip, yaitu pintu gereja tidak dapat terbuka untuk menerima orang yang tidak beriman.

Karena itu, saudara saudari, tidak peduli kelompok kekristenan yang manapun, bila prinsip mereka terbuka lebar-lebar, sehingga orang yang percaya dan tidak percaya boleh masuk, itu bukanlah gereja, melainkan dunia. Bila suatu kelompok, di dalamnya ada gandum pun ada lalang, itu bukan gereja Allah. Dalam gereja, seluruhnya adalah orang-orang yang terpanggil keluar. Jika di situ ada orang yang sudah keluar, ada pula orang yang belum keluar, itu bukan gereja.

4. Harus Meninggalkan Kelompok Yang Kacau

Jika ada satu kelompok yang membuka pintu terlalu lebar, sehingga orang yang percaya maupun yang tidak percaya boleh masuk, kelompok itu bukanlah kelompok orang Kristen, dan kesatuannya bukan kesatuan orang Kristen. Karenanya, bila pada suatu hari Tuhan mencelikkan mata kita, kita harus meninggalkan kelompok itu. Ketahuilah, perbuatan kita yang sedemikian itu tidak berarti meninggalkan kesatuan orang Kristen; sebab kelompok tersebut sama sekali bukan kesatuan orang Kristen, melainkan kekacauan dan campur-aduk. Maka, kalau kita meninggalkannya, tidaklah berarti meninggalkan kesatuan orang Kristen. Terhadap kelompok atau organisasi yang mencakup orang yang beriman ditambah orang yang tak beriman, mencakup orang yang beroleh selamat dan orang yang tak beroleh selamat, keduanya bercampur-aduk menjadi satu, Allah memerintahkan agar kita “keluar dari antara mereka!”

a. Kita Adalah Bait Allah Yang Hidup

Dua Korintus 6:14-16 mengatakan, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah yang terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait Allah yang hidup.” Kalian sendiri harus tahu, kalian tergolong manusia apa? Kalian adalah bait Allah yang hidup. Karena itu, kalian tidak bersangkut-paut dengan berhala apapun.

Menurut firman Allah ini: ‘Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatKu”, kalian adalah bait Allah yang hidup, Allah akan diam di antara kalian dan hidup di tengah-tengah kalian. Allah akan menjadi Allah kalian, kalian akan menjadi umatNya.

 b. Harus Keluar Dari Antara Orang Tak Beriman

Sebagai akibatnya, Allah memerintahkan, Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka . . . janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan anak-anakKu perempuan, demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.” Terhadap kelompok orang Kristen yang manapun, walau mereka memakai sebutan agama Kristen, jika di dalamnya mencakup atau mencampurkan orang yang percaya dan orang yang tidak percaya, haruslah kita keluar dari antara mereka.

5. Tak Dapat Keliru Pada Prinsipnya

Pada prinsipnya kita tak dapat membiarkan orang yang tak beriman masuk, itulah yang benar. Pernah seorang saudara bertanya kepada saya, “Apakah kalian tidak salah menerima orang?” Ketika itu dalam perasaan saya, kami tidak salah menerima orang. Maka saya menjawab, “Mungkin ada, tapi sangat sedikit.” Katanya, “Jika begitu, apakah perbedaan kalian dengan kami?” Jawab saya, “Berbeda. kalau di antara kami kemasukan orang yang tak beriman, ia masuk di malam hari dan melalui tembok, tetapi di antara kalian, orang yang tak beriman itu masuk pada siang bolong, dan kalian membiarkannya masuk melalui pintu yang terbuka lebar.” Jangan sekali-kali kita tinggi hati, kita pun mungkin keliru. Entah itu dalam pembaptisan, atau dalam penerimaan; tetapi orang itu masuk secara diam-diam, bukan masuk karena ketetapan pada prinsip kita. Hari ini, dalam apa yang disebut kelompok kekristenan, asalkan seorang “mengenakan” satu nama saja, ia sudah diperbolehkan masuk, itulah yang saya katakan masuk pada siang bolong. Jadi, bukan berarti kita mutlak tidak keliru pada prosedurnya. Sudah tentu, kita harus sangat berhati-hati di hadapan Allah, agar kita tidak melakukan perkara yang keliru. Jika kita sengaja membiarkannya keliru, keliru pada prinsipnya, kita bukanlah gereja.

6 Tak Ada Keperluan Untuk Memelihara
Kesatuan Non-Kristen

Jika ada kelompok kekristenan yang jelas tahu, bahwa seseorang tidak beriman, tetapi mereka dengan sembrono membiarkannya masuk, kelompok itu pasti bukan gereja. Anak-anak Allah tidak ada keperluan untuk memelihara kesatuan dengan kelompok semacam itu. Sebab kesatuan itu bukan kesatuan orang Kristen, tak perlu kita pelihara. Kita hanya perlu memelihara kesatuan gandum, tak perlu memelihara kesatuan gandum bercampur lalang. Hari ini, banyak kelompok yang menamakan dirinya gereja, namun di dalamnya selain ada yang beriman, ada pula yang tak beriman. Mereka ingin mempertahankan satu permukaan, yaitu ingin memelihara apa yang mereka anggap sebagai suatu kesatuan. Tetapi ingatlah, kesatuan mereka itu tidak perlu dipelihara, sebab kesatuan merekalah yang malahan akan menggulingkan kesatuan yang sejati. Sebaliknya, kita harus keluar dari kesatuan yang mereka pelihara itu, sebab kalau kita memelihara kesatuan mereka, kita malah merusak kesatuan yang sejati.

IV RUANG LINGKUP KESATUAN TAK DAPAT LEBIH KECIL DARIPADA TUBUH

Masih ada lagi satu masalah yang sangat penting, yaitu kesatuan orang Kristen memiliki ruang lingkup tertentu. Kesatuan orang Kristen mencakup seluruh anak-anak Allah. Berapa besarnya Tubuh Kristus, sebesar itu pula kesatuan orang Kristen; berapa besarnya Tubuh Kristus, sebesar itu pula persekutuan orang Kristen; dan berapa besarnya Tubuh Kristus, sebesar itu pula gereja Kristus. Hal ini sangat jelas tercantum dalam firman Allah. Pada butir kedua di atas, orang memperluas ruang lingkup Tubuh Kristus, sehingga semua orang Kristen gadungan (palsu) tercakup di dalamnya; maka di sini ada problema lain, yaitu ada banyak kesatuan yang dipelihara anak-anak Allah yang sebenarnya juga bukan kesatuan orang Kristen.

1. Kesatuan Orang Kristen
Berada Dalam Roh Kudus

Kita harus khusus memperhatikan, bahwa Allah tidak saja menghendaki anak-anakNya menjadi satu, Allah pun menghendaki mereka menjadi satu di dalam Roh Kudus, atau kita sebut sebagai “kesatuan orang Kristen”. Allah tidak membenarkan kesatuan yang asal disebut “kesatuan” — baik dalam ragam maupun bentuk apapun; Allah hanya membenarkan kesatuan dalam Roh Kudus. Hari ini, baiklah kesatuan ini kita beri nama “kesatuan orang Kristen”. Jika kita ingin memelihara kesatuan orang Kristen, kita harus memelihara kesatuan kita di dalam Kristus, di dalam Tubuh dan di dalam Roh Kudus. Kesatuan ini mempunyai ruang lingkup yang sebesar Tubuh. Ingatlah, kesatuan orang Kristen beruang-lingkupkan Tubuh Kristus.

2. Tak Seharusnya Memelihara Kesatuan
Yang Lebih Kecil Daripada Tubuh

Hari ini banyak orang yang keliru, mereka mengira Allah hanya menghendaki kita menjadi satu. Padahal, jika ruang lingkup kesatuan mereka bukan Tubuh Kristus, maka kesatuan itu tidak seharusnya dipelihara. Ruang lingkup yang manapun, bila lebih kecil daripada Tubuh Kristus, dan Anda memeliharanya, itu berarti Anda memecah-belah atau bergolong-golongan seperti yang dikatakan dalam Alkitab. Allah menghendaki kita memelihara kesatuan di dalam Roh Kudus, yang ruang lingkupnya sebesar Tubuh Kristus. Tubuh Kristus itulah ruang lingkup kesatuan kita

Misalnya, ada sekelompok orang imani mengatakan, bahwa setiap orang harus menerima baptisan selam. Itu tidak salah, sebab itu sesuai dengan ajaran Alkitab. Tetapi mereka telah menetapkan satu prinsip: Barangsiapa tidak dibaptis masuk ke dalam air, ia tidak akan diterima, sekalipun ia mengaku dirinya anak Allah dan milik Allah. Ini berarti mereka mendasarkan kesatuan mereka di atas ajaran tertentu, kesatuan yang demikian bukanlah kesatuan di dalam Roh Kudus, dan mereka adalah kelompok yang lebih kecil daripada Tubuh.

Misalnya pula ada seorang saudara hidup bersama mereka, memiliki persekutuan rohani yang indah, serta beroleh banyak bantuan rohani. Tetapi pada suatu hari, Allah mencelikkan matanya, ia menyadari, walaupun mereka adalah anak-anak Allah, tetapi kelompok mereka tidak dapat disebut gereja, sebab mereka hanya menerima orang yang menerima baptisan selam, dan menolak orang yang tidak dibaptis selam. Ini berarti mereka telah menolak sebagian anak-anak Allah. Akhirnya, ia meninggalkan kelompok mereka. Orang itu meninggalkan kelompok mereka karena Tuhan telah meneranginya.

Lalu, ada seorang saudara di antara mereka datang dan menasihatinya, “Kita semua orang Kristen, sama-sama menjadi anak-anak Allah, kita adalah saudara. Menurut Alkitab, Allah menghendaki saudara saling mengasihi, Anda tidak seharusnya pergi, jika Anda pergi, Anda akan berdosa terhadap kesatuan orang Kristen; dan jika Anda berpisah, berarti Anda memecah-belah, bergolong-golongan, dan akhirnya Anda akan menjadi sekta.” Setelah mendengar perkataan di atas, saudara tadi lalu memeriksa Alkitab Perjanjian Baru, ia nampak, memang benar anak-anak Allah harus menjadi satu, dan ia mengira tidak seharusnya ia berpisah dengan mereka. Saudara saudari, sudahkah kita nampak kekeliruan ini? Kekeliruannya di sini jelas sekali.

3 Meninggalkan Kelompok
Yang Lebih Kecil Daripada Tubuh
Tak Berarti Merusak Kesatuan

Jika orang mengira kita tak seharusnya bergolong-golongan atau memecah-belah, ia harus memahami dulu apa sebenarnya arti perpecahan? Perpecahan berarti keluar dari Tubuh. Perpecahan yang tercantum dalam I Korintus 12 ditujukan kepada perpecahan dalam Tubuh, bukan perpecahan kelompok-kelompok yang di luar Tubuh. Kesatuan orang Kristen yang Allah inginkan ialah kesatuan orang Kristen yang sebesar Tubuh Kristus. Inilah yang tidak boleh kita langgar. Jika ada satu kelompok yang kesatuannya lebih kecil, lebih sempit daripada Tubuh Kristus, dan orang-orang yang di dalamnya berkata, bahwa mereka harus memelihara kesatuan ini, ketahuilah, itu memang kesatuan, tapi itu bukan kesatuan orang Kristen, bukan kesatuan dalam Roh Kudus. Mengapa itu bukan kesatuan orang Kristen? Sebab kesatuan itu tidak sebesar Tubuh. Ketahuilah, baik lingkungan, kelompok atau organisasi yang manapun, yang tidak sebesar Tubuh, boleh Anda tinggalkan, hal itu tidak berarti Anda, berdosa atau merusak kesatuan orang Kristen.

Sebab itu, lingkungan atau kelompok yang manapun, yang tidak menjangkau ruang lingkup atau kelompok Tubuh Kristus, tidak seharusnyalah Anda pelihara, sebaliknya, Anda harus keluar dari kesatuan semacam itu. Jika seorang anak Allah memelihara kesatuan yang lebih kecil daripada kesatuan Tubuh Kristus, ia malah akan menjadi seorang yang berdosa, karena ia melanggar kesatuan orang Kristen.

4. Mengenai Perpecahan

Dalam gereja di Korintus terdapat perselisihan; ada yang mengatakan, “Aku dari golongan Paulus, aku dari golongan Apolos, aku dari golongan Kefas, dan aku dari golongan Kristus. Paulus paling menentang orang yang berkata demikian. Kata Paulus, “Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?” Paulus berkata, dengan bergolong-golong demikian, mereka telah berbuat menuruti daging, dan hal itu berarti perpecahan (I Korintus 1:11-13; 3:3-4).

a. Siapakah Yang Melakukan Perpecahan

Andaikata di antara mereka ada seorang yang bernama Matius, seorang bernama Stefanus, ada lagi yang bernama Filemon, dan seterusnya. Mereka berkata, bahwa mereka adalah dari golongan Paulus. Jika pada suatu hari, di antara mereka ada seorang saudara bangkit dan berkata, “Memang kita bersidang bersama, kita mempunyai persekutuan yang sangat indah. Kita memiliki hamba Allah — Paulus, yang dipakai Allah luar biasa, kita seharusnya memperhatikan ajarannya; kita pun harus mendengar khotbahnya, membaca suratnya, memperoleh persekutuan yang baik dan beroleh bantuan besar. Kita semua di dalam Tuhan mempunyai persekutuan yang sangat mesra. Tetapi, akhir-akhir ini aku merasa, bahwa tindakan kita yang demikian tidak benar. Karena hari ini di Korintus masih ada ratusan orang imani, sedangkan kita hanya puluhan orang saja, karena itu kita seharusnya juga bersekutu sebaik-baiknya dengan mereka.”

Namun, saudara lainnya menentangnya dan mengatakan, “Kamu telah berdosa! Ketika Tuhan berada di bumi, Ia berdoa kepada Bapa, agar murid-muridNya menjadi satu. Lihatlah, Tuhan Yesus menghendaki kita menjadi satu, tetapi hari ini kamu malah ingin keluar dan menempuh jalan lain, kamu tidak mau menjadi satu dengan kami, kamu tidak memuliakan Tuhan! Kamu tidak bersatu dengan kami, maka kamu tak dapat membuat orang dunia percaya Tuhan melalui kesatuan kita. Kamu berdosa, kamu ingin keluar dari antara kami, kamu akan menjadi pelaku perpecahan.”

b. Mereka Sendiri Terlebih Dulu Berpecah-belah,
Namun Menghakimi Orang Yang Keluar Sebagai Pelaku Perpecahan

Saudara saudari, sudahkah Anda nampak, itulah perkataan yang sering diucapkan banyak orang terhadap saudara saudari. Padahal mereka sendiri yang terlebih dulu membuat perpecahan dengan berkata, “Aku dari golongan Kefas, aku dari golongan Apolos, aku dari golongan Paulus, aku dari golongan Kristus.” Mereka sendiri telah melakukan perpecahan-perpecahan. Tapi bila ada orang ingin keluar dari antara mereka, mereka lalu berkata, “Kamu harus memelihara kesatuan orang Kristen”. Kesatuan mereka tidak sebesar Tubuh Kristus,

kesatuan mereka hanya sebesar milik Paulus. Jika kita berusaha memelihara kesatuan yang lebih kecil daripada Tubuh Kristus, justru itulah yang berarti perpecahan atau bergolong-golongan. Ingatlah, mereka telah terpecah keluar dari Tubuh Kristus, namun tidak menyadari, bahwa mereka sendiri yang memecah-belah. Sebaliknya, jika ada orang keluar dari antara mereka, mereka lantas menghakiminya merusak kesatuan.

Saudara saudari, inilah kesulitan dalam banyak kelompok kekristenan dewasa ini. Banyak orang yang disebut umat Allah, kelompok kekristenan, yang telah terpecah-belah dan keluar dari Tubuh Kristus. Namun, ketika ada saudara saudari ingin kembali ke dalam Tubuh Kristus, malah dikecam sebagai pemecah-belah. Mereka tidak menyadari, justru orang-orang yang berada dalam kelompok-kelompok perpecahan itu, jika tidak mau keluar dari dalamnya, merekalah pemecah-belah. (Saya harap, perkataan saya ini tidak menyinggung had mereka. Roh kita harus benar. Di hadapan Allah kita harus mengetahui, bahwa ini bukan perkara yang menggembirakan, melainkan menyedihkan. Namun kita harus jelas akan jalan yang kita tempuh di hadapan Allah),

c. Merusak Kesatuan Sekta, Itu Benar

Semoga Allah mencelikkan mata mereka, agar mereka nampak, bahwa Tubuh Kristus itu satu, dan sekta adalah pemecah-belah. Hingga tahun 1934, di seluruh dunia telah ada 1500 sekta-sekta besar. Sekta-sekta itu, masing-masing menyebut dirinya sebagai gereja, padahal itu berarti memperkecil ruang lingkup Tubuh Kristus. Anda ibarat sebuah kaki, aku ibarat sebuah tangan; TubuhKristus telah dipenggal-penggal. Hari ini ada saudara saudari ingin kembali ke dalam lingkungan Tubuh, dan menikmati persekutuan Tubuh, tetapi. saudara saudari itu malah dipersalahkan sebagai pemecah-belah kesatuan. Ketahuilah, jika ada orang menuduh Anda merusak kesatuan, Anda boleh menjawabnya demikian, “Ya, aku memang telah merusak kesatuan sekta, tetapi aku tidak merusak kesatuan Tubuh. Kalian menuduh aku merusak kesatuan sekta, itu betul; jika aku tidak merusak kesatuan sekta yang kecil, aku tak dapat masuk ke dalam kesatuan Tubuh yang besar!”

d. Harus Keluar Dari Kesatuan Yang Kecil,
Dan Masuk Ke Dalam Kesatuan Yang Besar

Kesatuan orang Kristen hanya sebesar Tubuh. Jangan Anda memasukkan sesuatu yang di luar Tubuh. Kesatuan orang Kristen pun harus sebesar Tubuh. Kesatuan macam apa pun, jika lebih kecil daripada Tubuh, tak dapat terhitung sebagai kesatuan orang Kristen. Semakin Anda memelihara apa yang disebut kesatuan itu, Anda akan semakin menjadi sekta; semakin Anda merasa akrab dengan saudara-saudara yang demikian, Anda akan semakin menjadi milik sekta, bahkan akan mengambil bagian dalam melakukan perpecahan. Karena itu, Anda harus keluar dari kesatuan-kesatuan yang kecil itu, barulah Anda dapat masuk ke dalam kesatuan yang besar. Jika Anda ingin masuk ke dalam kesatuan yang besar, Anda harus meninggalkan kesatuan yang kecil. Jangan sekali-kali Anda merasa sudah cukup baik asal ada kesatuan. Anda harus mengkaji dulu sifat kesatuan itu. Bukan sembarang kesatuan sudah pasti benar, hanya kesatuan Tubuhlah yang benar! Bila suatu kesatuan lebih kecil daripada Tubuh, itu tidak seharusnya Anda terima. Setiap kesatuan tidak boleh lebih kecil daripada Tubuh, jika lebih kecil, itulah sekta, dan itu tidak diperkenan Allah.

5. Apakah Perpecahan Itu

Istilah ‘perpecahan” dalam bahasa Yunani adalah “Hairesis”. Dalam Alkitab, istilah ini dipakai sebanyak 9 kali, di antaranya 6 kali dalam Kisah Para Rasul, 3 kali dalam surat-surat rasuli. Baiklah sekarang kita tinjau sejenak istilah tersebut yang terdapat dalam surat-surat rasuli.

a. Perpecahan Hanya Terdapat Dalam Gereja

Satu Korintus 11:18 mengatakan, Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya.” Di sini dikatakan bahwa ketika orang-orang Korintus berkumpul, mereka terpecah-belah. Jadi, perpecahan itu hanya terdapat dalam gereja. Di Korintus ada gereja, mereka semua berada dalam gereja di Korintus. Pada suatu hari, ada orang mengatakan, aku dari golongan Paulus; ada orang mengatakan, aku dari golongan Kefas; ada lagi yang mengatakan, aku dari golongan Apolos atau dari golongan Kristus. Nada dan kata-kata mereka sudah tidak benar, sikap rohani mereka pun tidak baik. Di antara mereka ada perselisihan, kecurigaan dan tanpa kasih Kristus. Ketika bersidang, orang-orang yang mengatakan dirinya golongan Paulus berhimpun bersama, dan orang-orang yang mengatakan dirinya golongan Apolos pun berhimpun bersama; mereka saling berpisah, itulah arti perpecahan.

Jika ada orang ingin menuduh orang lain melakukan perpecahan, ia hanya dapat menuduh di dalam gereja; di luar gereja tidak mungkin ada tuduhan demikian. Sebab hanya dalam gerejalah baru orang dapat melakukan dosa perpecahan; di luar gereja tidak mungkin. Sama dengan orang hanya dapat melakukan pemberontakan terhadap pemerintah yang sah, tidak dapat melakukan pemberontakan terhadap pemerintah yang tidak sah. Orang yang menentang pemerintah yang sah itulah yang memberontak; orang yang menentang pemerintah yang tidak sah, bukanlah memberontak. Maka perpecahan adalah perkara dalam gereja, dan hal itu tidak diperkenan Allah.

b. Perpecahan Adalah Perbuatan Daging

Galatia 5:19-20 mengatakan, “Perbuatan daging telah nyata, yaitu . . . perselisihan, iri hati, amarah . . . roh pemecah . . .” Roh pemecah di sini dalam bahasa aslinya adalah “Hairesis”. Perpecahan jelas adalah perbuatan daging. Paulus tidak saja berkata demikian kepada orang Galatia, juga kepada orang Korintus, bahwa perpecahan bukanlah perbuatan yang rohani, melainkan perbuatan daging. Di sini Paulus membuat sebuah daftar perbuatan daging. Di samping menyebut percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan dan seterusnya, ia pun menyebut perpecahan.

1) Perpecahan Dihakimi Sama Seperti
Penyembahan Berhala Dan Percabulan

Jika Anda bertanya kepada seseorang, apakah orang Kristen boleh berzinah, ia pasti berkata, “Tidak boleh”. Jika Anda bertanya lagi, apakah orang Kristen boleh menyembah berhala, ia pun pasti berkata, “Tidak boleh”. Tetapi jika Anda bertanya, apakah orang Kristen boleh berpecah-belah, ia akan berkata, “Walaupun di luarnya berpecah-belah, tetapi dalam hati tidak berpecah-belah.” Ini tak berbeda dengan banyak penyembah berhala yang berkata, “Walau di luarnya menyembah, tapi dalam hati tidak menyembah.” Ketahuilah, orang tak dapat berdalih dalam perkara ini, sebab perpecahan juga akan dihukum di hadapan Allah.

2) Tidak Dapat Memilih Dalam Hal Perbuatan Daging

Saya merasa heran, ada orang-orang yang menganggap dirinya hamba Allah, tetapi mereka malah menulis buku-buku yang mengatakan, bahwa orang boleh tetap tinggal dalam sekta. Jika hari ini ada seorang hamba Tuhan yang mengarang sebuah buku, mengatakan bahwa orang Kristen boleh menyembah berhala, berzinah atau iri hati, bagaimanakah tanggapan Anda? Anda tentu akan berkata, “Ia bukan hamba Allah.” Tetapi aneh, ada hamba Allah mengatakan, bahwa orang Kristen boleh bersekta; bahkan lebih aneh lagi, banyak orang memperbanyak buku mereka. Mereka di hadapan Allah tidak nampak apa yang dihakimi oleh Tuhan. Ingatlah, Anda tidak dapat memilih dalam hal perbuatan daging. Perpecahan adalah sejenis dengan penyembahan berhala, percabulan dan perseteruan, yakni perbuatan daging yang tercantum dalam daftar yang dihakimi itu. Sebab itu kita harus bertanggung-jawab di hadapan Allah, jangan tertipu hingga kembali lagi ke dalam sekta.

3) Mustahil Memelihara Kesatuan Dalam Sekta

Dalam pandangan Allah, perpecahan atau sekta adalah perbuatan daging; karena itu, kita tak boleh memelihara kesatuan sekta. Kita harus memelihara kesatuan orang Kristen, jangan memelihara kesatuan sekta. Bila Anda memelihara kesatuan sekta, berarti Anda merusak kesatuan orang Kristen.

c. Sekta Mencelakakan Orang

Dua Petrus 2:1 mengatakan, “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sekta yang mencelakakan . . .” (Terjemahan langsung). Ketahuilah, sekta itu mencelakakan orang, ia dimasukkan oleh guru-guru palsu. Sebagai umat Allah, kita harus belajar mempertahankan kesatuan orang Kristen. Kita tidak seharusnya mempertahankan kesatuan yang lebih kecil daripada kesatuan orang Kristen.

V. KESATUAN BUKAN
USAHA PERSATUAN

1. Anak-Anak Allah Umumnya
Menyadari Perlunya Kesatuan

Setelah seseorang nampak, bahwa sekta mencelakakan dan dihukum Allah, barulah ia mulai menyadari perlunya kesatuan. Tidak sedikit orang merasa dirinya bersalah karena bersekta dan melakukan perpecahan. Kita wajib bersekutu dengan semua anak-anak Allah, dan persekutuan ini harus sebesar Tubuh.

Akhir-akhir ini, kesadaran yang demikian sangatlah umum di kalangan anak-anak Allah. Ada seorang menulis surat mengatakan, “Meskipun kami tidak setuju dengan ajaran yang menentang sekta, tetapi kami merasa kesatuan orang Kristen itu sudahlah seharusnya.” Penulis surat ini adalah seorang tokoh agama Kristen. Banyak tokoh agama Kristen hari ini merasa perlu memperhatikan kesatuan orang Kristen, bukan memperhatikan kesatuan sekta.

2. Kesatuan “Persatuan” Ibarat Tempat
Istirahat Di Tengah Jalan

Saya akui, belasan tahun ini banyak orang yang mementingkan kesatuan. Tetapi yang muncul adalah “persatuan”, tidak kembali kepada kesatuan Tubuh. Kesatuan semacam itu adalah basil karya manusia, antara lain seperti yang disebut usaha atau gerakan oikumene, atau yang disebut pekerjaan inter-denominasi. Gabungan semacam itu dimulai dari tidak membeda-bedakan sekta. Menurut pendapat saya pribadi, itu jelas ibarat tempat istirahat di tengah jalan, tidak mencapai sasaran/rumah.

a. Orang Kristen Harus Tuntas
Dalam Melakukan Sesuatu

Saya katakan terus terang, jika sekta benar, Anda harus mempertahankannya, tetapi jika sekta salah, Anda harus mencampakkannya. Bagaimanakah yang dilakukan orang hari ini? Jika orang mengatakan sekta itu benar, ia menentangnya, tetapi jika orang mengatakan sekta salah, ia tetap menerimanya. Pada satu pihak, ia merasa tak sampai hati meninggalkan sekta, pada pihak lain, ia menentang sekta. Jadi ia menerima keduanya, dan bersekutu dengan keduanya. Ini tidak sesuai dengan sikap orang Kristen. Jika Tuhan menghendaki anak-anakNya memiliki persekutuan Tubuh, persekutuan lainnya harus kita singkirkan; hanya persekutuan Tubuh Kristuslah yang wajib kita miliki. Saya ingin berkata, “Jika Anda menyangka sekta perlu dipertahankan, pertahankanlah sekuat tenaga Anda. Sebab sekalipun perbuatan itu keliru, tapi motivasinya benar. Sebagai orang Kristen, kita tidak bisa bekerja dengan mendua hati, orang Kristen harus bekerja dengan tuntas. Jika sekta itu benar, pertahankanlah dengan tuntas; jika sekta itu salah, tentanglah dengan tuntas pula.

Saya paling kuatir kalau ada orang berhenti di tengah jalan. Pada satu pihak, ia mengakui sekta salah, tetapi di pihak lain, ia tidak rela menuntut perbaikan. Pada satu pihak, ia mengakui bahwa sekta itu keliru, di pihak lain ia mengorganisir suatu persatuan (oikumene). Lihatlah, mereka sendiri tidak tahu mereka berada di atas kedudukan apa. Perbuatan mereka tidak sesuai dengan prinsip orang Kristen. Orang Kristen tidak melakukan suatu perkara dengan bercabang hati. Kalau benar, hadapilah dengan cara yang benar; kalau salah, hadapilah dengan cara menanggulangi yang salah. Berkompromi atau toleransi tidaklah pada tempatnya. Menjadi orang Kristen harus tuntas. Kalau sekta benar, benarkanlah; kalau sekta salah, salahkanlah. Tidak boleh mengambil jalan netral dan plin-plan.

3. Ruang Lingkup ‘Persatuan Gereja’ Adalah Tubuh, Tetapi Di Dalamnya Adalah Sekta

Kesatuan jenis kedua yang disebut di depan, ruang lingkupnya lebih besar daripada Tubuh, sehingga lalang-lalang pun tercakup di dalamnya. Sedangkan kesatuan jenis ketiga lebih kecil daripada Tubuh, ialah sebuah kelompok, sebuah sekta. Bagaimanakah yang keempat? Memang ruang lingkupnya sebesar Tubuh, namun di dalamnya ibarat papan catur, berkotak-kotak. Memang ia sebesar Tubuh, tapi di dalamnya ada sekta-sekta, yang masing-masing menguasai dan memperhatikan miliknya sendiri. Itulah yang disebut persatuan gereja; itu adalah persatuan, bukan kesatuan. Sekalipun ruang lingkup persekutuannya sebesar Tubuh, tetapi dalam Tubuh Kristus itu masih terdapat banyak sekta. Menurut statistik tahun 1934, minimal sudah ada 1500 buah sekta.

Jika gereja memang terdiri dari sekta-sekta, Allah pasti menyatakan hal ini dalam Alkitab. Tetapi Allah melalui Alkitab rnemberitahu kita, gereja adalah Tubuh. Tubuh hanya satu, dan masing-masing anggota berhubungan/bersatu dengan Tubuh. Hari ini kita nampak, banyak sekta yang berusaha mendirikan suatu persatuan, namun, bagaimanakah kedudukan persatuan itu?

4. Satuan/Unit Tubuh Tidak Boleh
Berdasarkan Kelompok

Alkitab menerangkan bahwa Tubuh terbagi atas banyak anggota, dan anggota itulah satuan atau unit Tubuh. Tubuh memiliki satuan, dan satuan itu adalah anggota. Hari ini, orang-orang yang mengorganisir persatuan gereja nampak Tubuh Kristus, namun mereka tidak mau membayar harga untuk menerima persekutuan Tubuh. Mereka mungkin memperhatikan Tubuh Kristus, tetapi Tubuh yang mereka katakan bukanlah yang berunitkan anggota, melainkan kelompok. Satuan persekutuan orang Kristen adalah orang Kristen itu sendiri; Tubuh adalah hasil kesatuan orang Kristen. Tetapi persatuan gereja hari ini berunitkan sekta anu atau denominasi anu. Dengan kata lain, andaikata hari ini di seluruh dunia ada 5000 buah denominasi, maka mereka mengakui bahwa Tubuh mempunyai 5000 buah unit. Keadaan demikian pada hari ini telah menjadi persekutuan kelompok.

Dalam Alkitab. unit persekutuan adalah perorangan orang Kristen. Saya orang imani, Anda orang imani, ia juga orang imani, maka kita semua mempunyai persekutuan. Persekutuan terjadi secara satu per satu. Hari ini mereka menggabungkan orang imani menjadi “gereja anu”, lalu menggabungkan lagi banyak “gereja” menjadi satu Tubuh. Ini berarti dalam persekutuan Tubuh terdapat suatu benda lain.

5. Persatuan Gereja Memberi
Kesempatan Bagi Daging

Alkitab menyatukan semua anak Allah menjadi satu Tubuh Kristus, agar mereka mengekspresikan TubuhNya di bumi. Tetapi hari ini mereka menggabungkan orang-orang yang seopini, sekepercayaan, sependapat, atau oknum-oknum yang dipuji, menjadi satu gereja anu, dan kemudian menggabungkan gereja-gereja tersebut. Pertama-tama dibeda-bedakan atau dipisahkan menurut opini manusia, kemudian disatukan lagi menurut kehendak Allah. Seolah serba baik — Sekta perbuatan daging tetap berlangsung, kesatuan orang Kristen pun tercapai. Itulah yang disebut persatuan gereja. Saya tegaskan sekali lagi, bahwa berbuat demikian hanya berarti memberi kesempatan bagi daging. Tuhan memperlihatkan kepada kita, bahwa perpecahan mutlak merupakan perbuatan daging.

Saudara saudari, Anda tak perlu mencari di dalam sekta, apakah sekta itu perbuatan daging, sebab hal itu dapat kita temukan di atas diri kita sendiri; sekta sesungguhnyalah perbuatan daging. Jika dari diri orang lain baru dapat Anda ketahui, bahwa sekta itu perbuatan daging, saya tak tahu bagaimana sebenarnya Anda di hadapan Allah? Manusia senang berpecahan dengan orang lain, senang hidup berdasarkan kehendak pribadi, dan tidak dapat bersatu dengan saudara saudari lain. Hari ini, di satu pihak orang menyetujui sekta, di pihak lain ingin pula bersatu; bukankah ini suatu kontradiksi? Mereka mengira sekta boleh dipertahankan, tetapi ketika mempertahankannya dalam hati nurani tidak ada rasa damai, karena itu, mereka kemudian mengadakan persatuan gereja. Hal ini berarti terlebih dulu memecah-belah Tubuh, kemudian menggabungkannya kembali.

6. Persatuan Gereja Adalah Produk
Hati Nurani Yang Tidak Damai

Anda membagi-bagi Tubuh menjadi sekta-sekta, kemudian Anda menggabungkannya kembali, itu bukan Tubuh lagi! Ia telah pecah dan terpisah, kalau digabungkan kembali, ia bukan lagi Tubuh, melainkan persatuan gereja. Jangan mengira, kalau Anda memotong-motong seseorang menjadi beberapa bagian, kemudian Anda menggabungkannya kembali, ia tetap menjadi satu orang utuh. Itu mustahil! Sebab hayatnya telah lenyap! Tubuh Kristus dipotong-potong menjadi ratusan sekta, lalu ratusan sekta itu digabungkan kembali, itu adalah perbuatan yang bodoh! Itu bukan Tubuh, melainkan persatuan dari gereja gabungan. Sebab itu, saya sangat mengharap, semoga kalian nampak di hadapan Allah, kita, tidak seharusnya memecah-mecah Tubuh Kristus menjadi banyak sekta. Kita hanya tahu satu perkara, yaitu bersatu itulah Tubuh, berpisah itulah anggota; selain anggota dan Tubuh tiadalah susunan penengah yang kedua. Bila Anda memecah-mecah anggota yang sebanyak itu menjadi banyak kelompok, Anda tidak mungkin bisa menggabungkan kembali kelompok-kelompok itu menjadi satu Tubuh. Itu mustahil! Hari ini, persatuan gereja bukanlah Tubuh Kristus, itu hanya organisasi buatan manusia, dan itu adalah produk hati nurani yang tidak damai.

VI. CARA MEMELIHARA KESATUAN

Bagaimanakah sebenarnya cara memelihara kesatuan ini? Andaikata hari ini di dalam gereja di tempat Anda berada terdapat orang yang tak beriman, itu bukanlah gereja. Kita menyebutnya sekta, Anda harus keluar dari situ. Ada juga yang orang-orangnya semua beriman, tetapi kelompok mereka adalah sekta, Anda juga harus keluar dari sana. Ada lagi yang menggabungkan sekta-sekta menjadi persatuan gereja, itu perbuatan daging, Anda. pun harus meninggalkannya.

1. Harus Berdiri Pada Kedudukan Tubuh Kristus

Jika hari ini orang hendak membangun gereja di satu tempat, maka ruang lingkupnya haruslah sebesar Tubuh Kristus. Tak peduli orang menyukainya atau tidak,itu urusan orang tersebut, dan tak peduli orang mau menempuh jalan ini atau tidak, itupun urusan orang tersebut. Tetapi jika ada orang mau menempuh jalan ini, ia harus setia dan harus berada pada satu kedudukan, yaitu tanpa sekta. Di dalamnya tidak ada orang yang tak beriman, pun tidak mengganti Tubuh dengan persatuan gereja, itulah prinsip yang mendasar. Kita harus berdiri pada kedudukan Tubuh Kristus; Tubuh Kristus adalah ruang lingkup gereja kita. Inilah jalan kita hari ini. Inipun satu-satunya jalan bagi anak-anak Allah di setiap tempat.

Kalian harus nampak, kalian harus berdiri pada kedudukan apa. Kalian tidak dapat bersekta, tidak dapat melakukan perpecahan; tidak dapat berbaur menjadi satu dengan orang yang tak beriman, dan tidak dapat mengganti Tubuh Kristus dengan persatuan gereja. Kedudukan persatuan gereja menunjukkan, bahwa mereka ada terang, namun tidak ada kekuatan untuk menaatinya; walaupun mereka tabu kehendak Allah, tetapi tidak dapat memeliharanya; walaupun mereka nampak wahyu Allah, tetapi mereka tidak berminat melakukannya. Persatuan gereja ibarat tempat istirahat di tengah jalan.

Allah telah meletakkan kita pada kedudukan lain; kedudukan lain ini seharusnya menjadi tempat berhimpunnya semua anak-anak Allah. Namun sangat disayangkan, mereka tidak mau datang. Kita tidak mengatakan, bahwa kita sendiri dapat menyebut kita ini siapa, tetapi kita dapat mengatakan, kita adalah orang-orang yang berdiri pada kedudukan Tubuh Kristus.

2. Kita Mengakui lnilah Keluarga Allah

Kita mengakui, bahwa di dalam sekta, di dalam gereja negara dan di dalam persatuan gereja ada saudara saudari kita. Jika mereka setia, mereka seharusnya pulang ke rumah, yakni berdiri pada kedudukan Tubuh Kristus bersama kita. Hari ini, pintu kita selalu terbuka bagi mereka, namun kita sendiri tak dapat tidak tetap berdiri pada kedudukan kita. Bagaimanakah situasi dewasa ini? Sepertinya dalam sebuah keluarga, ada dua orang adik kecil yang keluar dari rumah dan diculik. Anda tak dapat menganggap keluarga itu bubar, sebab dua adik kecil telah diculik. Tidak! Di dalam rumah masih ada ayah, ibu dan kakak serta adik lainnya; keluarga ini tidak mungkin bubar. Tetapi, berhubung adik-adik kecil itu diculik, segenap keluarga menjadi sedih dan prihatin.

Adik-adik yang diculik memang untuk sementara waktu berada di luar, tetapi yang menjadi kakak-kakak dan saudara lainnya di rumah harus lapang hati, jangan karena mereka diculik lalu meninggalkan mereka. Kita wajib belajar selalu membuka pintu bagi mereka, hati kita harus terbuka bagi mereka. Kapan saja mereka pulang ke rumah, kita harus menerima mereka. Syukur kepada Allah, hari ini adalah pulang yang sementara, tetapi kelak akan pulang untuk selama-lamanya. Kendatipun mereka sudah lama mengembara di luar, kita harus mengakui bahwa ini adalah satu keluarga. Janganlah kita menutup pintu oleh karena mereka telah keluar.

Ada orang mengatakan, karena hari ini terlalu banyak orang yang mengembara dalam denominasi, maka pintu gereja telah tertutup, gereja telah bubar. Ketahuilah, anak-anak Allah di bumi ini tidak dapat dibubarkan, dan pintu ini tidak dapat ditutup. Hari ini kita harus sekuatnya memelihara kesaksian ini. Asalkan di sini ada Bapa kita, ada Tuhan kita dan ada Roh Kudus, sudah cukuplah! Asalkan ada tiga atau lima saudara, sudah cukup, ada dua atau tiga pun sudah cukup. Namun, di berbagai tempat kita sudah melebihi angka itu!

3. Belajar Merendahkan Hati, Jangan Sombong

Jangan sekali-kali kita berhati sombong, berkata bahwa kita telah berada di dalam rumah, masa bodoh dengan saudara lain yang terlantar di luar. Jika kita tidak merasa bahwa kita telah kehilangan saudara dalam keluarga kita, itu berarti rumah kita ada penyakitnya. Asalkan ada seorang saudara atau saudari terlantar dalam denominasi, itu merupakan suatu hal yang menyedihkan. Kita harus mempunyai dua sikap: Memelihara, mempertahankan kedudukan itu, dan tidak sombong. Bagaimanapun, Anda harus berdiri pada kedudukan ini, dan harus mempertahankannya. Tetapi dalam kita mempertahankan kedudukan ini, hati kita sekali-kali jangan sombong dan berkata, “Kami adalah rumah, kami sudah puas.” Kita harus ingat, masih banyak anggota dalam rumah ini yang mengembara di luar. Kita harus merendahkan hati, belajar mendoakan mereka, dan mengharapkan mereka semua dapat pulang. Tidak peduli mereka pulang untuk selamanya atau untuk sementara waktu saja, pokoknya kita harus mempertahankan kedudukan keluarga ini. Janganlah kita keliru, mengira hari ini tidak ada gereja. Gereja tetap ada!

VII. DASAR KESATUAN TERGANTUNG PADA PENGHAKIMAN

Terakhir, saya mengharap saudara saudari dapat mengingat satu perkataan ini: kesatuan Tubuh bukan hanya merupakan kesatuan orang Kristen, bahkan adalah kesatuan dengan Allah, beserta dengan Allah.

1 Penyertaan Allah Mendatangkan
Penghakiman Allah

Dalam Perjanjian Lama, setiap kali ada penyertaan Allah, pastilah ada penghakimanNya. Penyertaan Allah adalah penyertaan penghakimanNya. Allah itu kudus, jika la tidak hadir, masalah penghakiman takkan timbul, tetapi begitu la hadir, masalah penghakiman segera timbul. Jika kita ingin memelihara kesatuan orang Kristen, kita harus memelihara penyertaanNya. Penyertaan Allah itulah penghakiman, itulah hukum Taurat. Begitu ada ketidakberesan, Allah segera menghakimi. Jika Allah tidak hadir, segalanya boleh berlalu dengan sembrono, tetapi jika Allah hadir, sedikit dosa pun tidak dapat ditolerir. Jika dalam suatu gereja terdapat dosa, dan jika gereja itu mentolerir dosa, maka gereja itu mungkin dapat memelihara kesatuan.

2. Meninggalkan Dosa Adalah Dasar Kesatuan

Saudara saudari, semoga Anda nampak, apakah dasar kesatuan itu. Perkara ini sebenarnya sangat dangkal, dasar kesatuan adalah meninggalkan dosa. Ingatlah, perpecahan anak-anak Allah hari ini semua disebabkan banyaknya masalah dosa. Di mana ada dosa, di situ ada perpecahan. Banyak anak Allah memiliki satu kesalahpahaman yang mendasar, yaitu mengira dasar kesatuan adalah kesabaran dan toleransi. Itu sama sekali tidak masuk akal. Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa kesabaran dan toleransi adalah dasar kesatuan. Dasar kesatuan yang sesuai dengan Alkitab adalah meninggalkan dosa.

Hari ini; jika ada orang ingin bersekutu dengan Allah, ia harus berada di dalam terang. Jika kita berada di dalam terang, kita pasti dapat saling bersekutu. Ini berarti, dasar kesatuan ialah persekutuan. Sedang dasar persekutuan tergantung pada penanggulangan dosa, yaitu menyingkirkan dosa. Kita semua berada di dalam terang Allah, sebab itu kita dapat saling bersekutu. Jika tidak, tak mungkinlah kita bersekutu.

Dua Korintus 6 menerangkan pada kita, setelah kita keluar dari antara mereka, barulah Allah menjadi Bapa kita, kita menjadi umatNya. Jadi, persekutuan Allah dengan kita adalah berdasarkan keluarnya kita dari antara mereka. Jangan sekali-kali Anda kehilangan persekutuan dengan Allah, karena ingin memperoleh simpati/sambutan manusia. Inilah kegagalan kebanyakan orang!

Siapa yang dapat menjadi perabot yang mulia di hadapan Allah? Orang yang menyucikan dirinya dari ha).-hal yang jahat. “Jika seseorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia.” Orang yang berseru kepada nama Tuhan, harus meninggalkan kejahatan, dan orang yang meninggalkan kejahatan baru dapat menyeru nama Tuhan. Jika seseorang mau menyucikan diri, niscaya ia dapat menjadi perabot yang mulia; jika ia sudah menjadi perabot yang mulia, baru ia dapat mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama orang yang menyeru nama Tuhan dengan had yang murni (II Timotius 2:19-22). Hanya orang yang menghunus pedang, bertekad bulat, berdiri di pihak Allah dan membunuh saudaranya sendiri, barulah dapat menjadi orang Lewi (Keluaran 32:25-29).

3. Mempertahankan Kesatuan
Perlu Membayar Harga

Karena itu, mempertahankan ruang lingkup kesatuan perlu membayar harga. Jangan mengira, asalkan kita mempunyai kasih yang lebih besar atau bertoleransi lebih banyak, kita sudah dapat memelihara kesatuan. Tidak! Dasar kesatuan adalah menyingkirkan dosa. Segala perkara yang mendurhakai kesatuan orang Kristen harus disingkirkan. Hari ini, orang Kristen tidak dapat bersatu, bukan karena kasih mereka tidak cukup, melainkan karena mereka kurang menghakimi dosa. Hari ini, sangat banyak kesabaran dan perasaan manusia, namun itu tidak berfaedah.

Puji Tuhan, hari ini ada sekelompok orang yang matanya dicelikkan Allah, mereka nampak Tubuh, nampak ruang lingkup gereja dan kesatuan orang Kristen, mereka sama sekali tidak dipengaruhi oleh perasaan atau kesabaran manusia, mereka maju ke depan mengikuti Tuhan dengan mantap. Kalau Anda tidak dapat maju ke depan, Anda harus menyalahkan mata Anda sendiri yang tidak nampak, menyalahkan hati Anda yang kurang murni, janganlah menyalahkan orang-orang yang keluar. Ketahuilah, ada sekelompok orang yang mau meninggalkan dosa, meninggalkan perkara yang tidak benar; ada sekelompok orang yang mau menyucikan diri dari hal-hal yang hina serta mengorbankan perasaan saudara, mereka dengan suka rela berdiri pada kedudukan Tubuh, mereka adalah orang-orang yang dapat nampak. Hari ini, bukan mereka yang mengikat Anda dengan perasaan manusia, bukan mereka yang menganjuri Anda dengan ajaran kesatuan. Hari ini, Anda sendiri harus membayar harga, meninggalkan perkara yang tidak benar, Anda pun harus nampak Tubuh Kristus, dan harus mengorbankan perasaan dan iba manusia. Setelah demikian, dengan sendirinya Anda akan menjadi satu dengan mereka. Jadi, dasar kesatuan tergantung pada meninggalkan perkara yang tidak benar, bukan tergantung pada menutupi atau mentolerir dosa.

Hari ini, banyak orang yang melakukan perkara-perkara yang tidak benar, dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran terhadap Tubuh Kristus. Ketahuilah, jika ada sekelompok orang yang setia dan mau taat, Anda bisa berhimpun bersama mereka. Tetapi jika Anda ingin mempertahankan kesatuan yang lain, Anda akan tercemar oleh dosa-dosa dan perkara yang tidak benar itu, dengan sendirinya Anda akan bersatu dengan mereka.

4. Jika Semua Bangkit Menghakimi Dosa,
Anak-Anak Allah Pasti Menjadi Satu

Banyak orang mengira bahwa orang-orang yang keluar itu kekurangan toleransi, kasih dan kesabaran. Padahal tidak, justru orang yang di dalam yang kurang taat. Bukan orang yang keluar yang kekurangan kasih, melainkan orang yang di dalam yang kekurangan terang dan visi di hadapan Allah. Bukan orang yang keluar yang terlalu keras hati, melainkan orang yang di dalam yang kurang tegas di hadapan Allah.

Jika semua saudara saudari mau menghakimi dosa, niscaya persekutuan orang Kristen akan menjadi satu. Jika semua anak Allah menghakimi dosa, kesatuan orang Kristen pasti terwujud. Jika seluruh umat Allah mematuhi Allah, Anda akan nampak realitas kesatuan Tubuh, dan dengan sendirinya segala perbuatan daging, sekta dan perpecahan akan terhapus, sehingga seluruh anak-anak Allah menjadi satu.

Dasar kesatuan bukan tergantung pada mentolerir dosa, melainkan menghakimi dosa. Di antara orang yang menghakimi dosa dengan orang yang mentolerir dosa tidak mungkin menjadi satu. Jika Anda menuntut kesatuan dengan semua anak Allah, Anda wajib bersama-sama mereka menghakimi dosa. Bila mereka menghakimi, tetapi Anda tidak menghakimi, tak mungkinlah menjadi satu. Yang salah bukan mereka yang keluar, melainkan yang di dalam. Orang yang menghakimi dosa itulah yang benar, dan dia akan menjadi satu dengan semua orang yang menghakimi dosa di seluruh dunia ini. Bagi orang yang tak menghakimi dosa, kita hanya mohon Allah membelaskasihani mereka, agar mereka dapat bangkit untuk menghakimi dosa. Semoga mereka nampak, bahwa kesatuan hanya dapat terwujud bila mereka berada di luar organisasi, di luar cara, di luar golongan dan sekta. Hanya Tubuh Kristuslah satu-satunya ruang lingkup kesatuan anak-anak Allah.