Dalam hubungan dengan sesama, prinsip yang terutama adalah untuk mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tuhan Yesus berkata dalam Markus 12:33: “Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.”
Rasul Paulus juga menuliskan, bahwa kasih adalah yang terbesar (1 Kor 13:13) dan pada pasal ini dia telah menjelaskan mengenai apakah kasih itu sendiri.
Dalam berhubungan dengan sesama, kita memerlukan hikmat. Sebab, prinsip hubungan adalah jika kita tidak mempengaruhi, kita akan dipengaruhi.
Tuhan Yesus berkata bahwa kita adalah garam dan terang dunia. PerkataanNya adalah kebenaran dan itulah identitas kita yang sebenarnya. Kita adalah garam dan terang dunia, hendaknya terang kita bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa kita yang di sorga.
Di perjalanan sampai Firman itu menjadi kehidupan, ada proses yang harus dijalani. Saat rupa Kristus di dalam diri kita semakin nyata, terang itu pun akan semakin bersinar. Dan kebenaran inilah yang harus selalu kita sadari: terang itu adalah Kristus, dan Dia sudah ada di dalam diri kita, sehingga bukan kita lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita (Gal 2:20).
Beberapa mungkin berkata, bahwa hal ini tidak mungkin. Tidak mungkin kita bisa hidup sama seperti Tuhan Yesus hidup. Well, bagaimana dengan Firman pada 1 Yoh 2:6 yang berkata: “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
Kuncinya memang kita tidak bisa melakukan Firman Allah, namun, Kristus yang di dalam kita SANGGUP. Dan telah tinggal RohNya di dalam kita saat kita percaya kepada Dia, Tuhan Yesus Kristus, sebagai Sang Penebus.
Ketika Kristus semakin besar di dalam kita, FirmanNya akan semakin nyata. Kita menjadi garam dan terang dunia sebagaimana yang dikatakan. Kenyataannya dalam hubungan dengan sesama, dalam hubungan ‘dipengaruhi’, kita harus waspada.
Puji syukur kalau kita berkontak dengan orang benar, sehingga kita dipengaruhi hal-hal yang benar. Namun, jika kita berkontak dengan orang yang belum dibenarkan, orang dosa, orang Kristen yang masih daging: dan kita sendiri belum tertanam kuat di dalam kebenaran, ingatlah bahwa salah satu ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. (Yakobus 1:27).
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh (Mazmur 1:1).
Firman Tuhan telah mengatakan berbahagialah kita yang tidak berjalan menurut nasihat, tidak berdiri di jalan, dan tidak duduk dalam: mari kita lihat satu per satu.
Mengapa tidak duduk (bergaul) dalam kumpulan pencemooh? Sebab pencemoohlah yang terburuk! Jika Saudara punya teman tipe yang satu ini, mungkin maksud Saudara baik, berpikir dengan jika Saudara berteman dengan dia, dia bisa berubah. Kenyataannya tidak bisa. Seorang pencemooh tidak akan bisa berubah dengan cara ini. Siapa mendidik seorang pencemooh, mendatangkan cemooh kepada dirinya sendiri (Amsal 9:7). Jika Saudara benar-benar mempunyai hati untuk teman yang seperti ini: ada cara yang lebih berhikmat, yaitu dengan berdoa. Terus berdoa untuk teman Saudara, namun bukan dengan cara bergaul dengan dia.
Berdiri di jalan orang berdosa berarti ikut serta dalam jalannya yang berdosa. Berjalan menurut nasihat orang fasik berarti mengambil keputusan di luar kebenaran.
Alkitab berkata bahwa Tuhan Yesus adalah sahabat pemungut cukai dan orang berdosa (Luk 7:34). Kita tahu bahwa Tuhan Yesus tidak berdiri di jalan orang berdosa dan berjalan menurut nasihat orang fasik. Jadi yang jadi masalah bukan manusianya, tetapi dosanya. Jika kita belum bisa ‘mempengaruhi’, kita pasti yang ‘dipengaruhi’.
Ada dua orang dengan berat yang sama. Orang yang pertama naik ke atas meja, mengulurkan tangannya pada orang yang ke dua, dan berusaha menariknya. Susah payah dan gagal. Lalu setelah itu, orang yang ke dua, yang berdiri di lantai, menarik tangan orang yang ke dua, dan tak lama orang yang ke dua itu pun jatuh. Pesannya: Jika hubungan dalam dua orang ini sama-sama kuatnya, saling mempengaruhi dan dipengaruhi, tetap saja porsi dipengaruhinya akan lebih besar.
Kekuatan kita dapat melalui doa.
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kita beroleh kekuatan.
Berdoa supaya Kristus semakin besar, sehingga kita benar-benar menjadi terang dan garam dunia seperti yang telah dikatakanNya.
Berdoa untuk orang-orang yang kita kasihi yang kita ‘lepaskan hubungan’ untuk sekarang ini: supaya Tuhan mengubahkan sifatnya yang pencemooh menjadi pencari hikmat, meninggalkan jalannya yang berdosa, dan menjadi orang benar dengan menerima keselamatan yang sudah diberikan oleh Tuhan kita, Yesus Kristus.
Amin.